Chapter 04 : Petualang Klise Itu Menjengkelkan! Siapa Wanita Aneh Ini!? dan Masalah.
☆-----___-----___-----☆{POV Shimotsuki Souji}☆-----___-----___-----☆
Jadi, saat ini aku sedang berjalan menuju Guild Petualang dengan yang lainnya. Dimana, sekarang ini sudah kurang lebih sekitar satu jam-an, semenjak kejadian sarapan tadi.
Tidak ada hal khusus yang terjadi di dalam satu jam tersebut, kecuali fakta bahwa aku akhirnya mengenakan sebuah jubah terkutuk, yang jika aku melepasnya, aku akan mati...
.....
....
... Jujur saja, aku hampir membunuh orang yang menjual benda ini.
Namun, untung saja aku masih bisa menahannya. Karena, jika tidak, maka pedagang itu sudah kehilangan kepalanya saat itu juga.
Meski begitu, aku masih tetap lebih kesal dengan Natsuki-san, yang seenaknya saja menanyakan detail tentang kutukan ini, tepat didepanku, yang sudah mengenakan jubah ini.
Dan tentu saja, hal itu berhasil menyebabkan aku secara refleks menggunakan Unique Skill [Appraisal Complete] milik ku, untuk menilai jubah ini. Dimana hasilnya itu...
....
...
... Benar-benar membuatku kembali ingin membunuh pedagang itu...
.....
....
...
Ngomong-ngomong, deskripsi dari jubah ini itu seperti ini;
☆-----===-----===-----☆
Name : Cloak of Despair (Cursed Item)
Kelangkaan : ?????.
Deskripsi : Sebuah jubah yang pernah dipakai oleh Demon Lord Pertama yang muncul di dunia ini. Jubah ini pernah menemani Demon Lord Pertama membantai semua macam ras yang ada dan membawa ketakutan di seluruh penjuru Dunia. Jubah ini juga merupakan salah satu dari 5 harta karun milik Demon Lord Pertama yang disangat cari-cari oleh semua orang.
Efek : Jubah ini memiliki efek untuk membantu penggunanya menjadi lebih kuat, dengan cara mengubah jiwa-jiwa dari orang-orang yang dibunuh oleh penggunanya menjadi statistik dasar pengguna. Dan juga, menambah persentase pengguna untuk selamat dari kematian sebanyak 50%.
Kutukan : Siapapun yang sudah memakai jubah ini, maka ia tidak diizinkan untuk melepaskannya lagi. Jika dia melepaskan jubah ini dengan paksa, maka dia pasti akan mati saat itu juga, dan jiwanya itu akan terjebak didalam jubah ini untuk selamanya.
☆-----===-----===-----☆
Lihat? Keren, bukan? Jujur saja, saat aku membaca penjelasan tentang jubah ini...
...
Aku hampir meninju layar penjelasan yang ada didepanku saat itu, yang tentu saja berhasil aku tahan. Sebab, pasti akan membuatku tampak seperti orang aneh, jika aku benar-benar melakukan hal tersebut.
Oke, baiklah. Mari kita hentikan pembahasan ini. Karena, aku tidak ingin memikirkannya lagi. Sebab, hal ini hanya akan membawa sakit kepala saja padaku.
"Ngomong-ngomong, Sou-chan. Aku sudah ingin menanyakan hal ini dari tadi. Tapi, apakah semalam terjadi sesuatu?" Aku sedikit menoleh kearah Nagisa, saat ia menanyakan sesuatu hal kepadaku.
"Tidak, hanya jalan-jalan singkat keliling Kota ini aja." Aku membalasnya dengan acuh tak acuh, saat aku menggelengkan kepalaku dengan ringan.
"Benarkah?" Nagisa bertanya sekali lagi, tapi kali ini mata merah miliknya menyipit kearahku.
"Ya." Jawabku dengan singkat, tanpa meliriknya sedikit pun.
Meski begitu, jawaban singkatku ini tampaknya entah kenapa membawa tatapan penuh kecurigaan dari semua orang, kecuali Sanada yang tampaknya masih bingung, dan tentu saja adalah diriku sendiri yang tidak tahu tentang apa yang sedang terjadi.
"Tapi, Shimotsuki-kun. Kenapa semalam aku melihat ada bercak darah dibajumu?" Tubuhku langsung membeku selama sepersekian detik, saat mendengar pertanyaan mendadak dari Shinomiya-san.
Namun, semua orang tampaknya berhasil memperhatikan hal itu, dan setelah itu mereka mulai menatapku dengan sangat serius.
Dan, seperti yang sudah aku duga beberapa detik yang lalu, Sanada adalah satu-satunya orang yang tampak sangat terkejut, setelah mendengar pertanyaan dari Shinomiya-san.
"So-souji-niisan ... Ap-apakah itu sa-salah Sanada?" Sanada menanyakan hal itu dengan nada suara yang gemetaran, saat ia mulai mengalihkan pandangannya ke bawah dan mencengkram pakaian miliknya dengan lebih erat.
Namun, jika ada orang yang memperhatikannya dengan lebih seksama, maka mereka akan melihat air mata yang bisa tumpah kapan saja, dari sudut mata gadis ini.
"Tidak." Aku membalasnya dengan singkat, saat mataku mulai melirik Sanada. "Sudah aku bilang bukan kepada kalian semua? Kalau semalam itu tidak terjadi apa-apa, selain aku yang berlarian mengelilingi Kota ini." Lanjutku, saat aku mulai menepuk-nepuk kepala dari Sanada. "Jadi, karena itulah, jangan menyalahkan dirimu sendiri seperti itu, Sanada." Tambahku, dengan senyum cerah yang mulai tumbuh diwajahku.
Setelah kata-kataku ini, Sanada tampaknya sudah mulai kembali ceria lagi. Meskipun dia masih tampak memiliki sediki rasa bersalah dimatanya. Tetapi, hal itu tidak terlalu mengkhawatirkan seperti sebelumnya.
Yah, itulah yang tadinya ingin aku katakan. Namun, orang-orang ini benar-benar menyebalkan sekali. Mereka masih tetap memaksaku untuk menjawabnya, yang menyebabkan aku meninggalkan mereka dan berjalan pergi duluan.
Lagi pula, itu hanya masalah yang sudah lewat saja. Dan, dari pada memikirkannya lagi, aku lebih memilih untuk menyelesaikan masalah yang ada didepanku saat ini.
.....
....
...
Setelah berjalan sekitar tiga puluh menit lebih dalam suasana yang cukup bergejolak, akibat tatapan dari orang-orang ini, kami akhirnya sampai didepan gedung dari Adventure Guild.
Gedung ini memiliki letak posisi yang lumayan unik. Dimana, kedua sisi dari bangunannya ini berhimpitan langsung, dengan dua bangunan yang ada disebelahnya, dan benar-benar tampak seperti menyatu. Terlebih lagi, dengan tambahan atap dari gedung ini yang membentuk semacam piramida, namun memiliki sedikit bentuk pola zig-zag dibagian temboknya.
Warna tembok bagian luar dari gedung ini didominasi oleh warna putih, dengan semacam gambar bunga mawar? Berwarna merah, di sepanjang temboknya, yang menyatu dengan gambar bintang dan bulan sabit yang berada dibagian atas pintu masuk dari gedung ini.
Jujur saja, ini menurutku adalah bangunan unik pertama, yang aku lihat semenjak datang ke Dunia ini. Karena, seperti yang aku katakan sebelumnya, jika seluruh bangunan di kota ini itu didominasi oleh bangunan yang sangat mirip dengan bangunan Eropa pada Abad Pertengahan, tapi bangunan ini memiliki campuran antara bangunan mesir kuno dengan abad pertengahan eropa, dan memiliki beberapa bagian tiongkok kuno disana-sini.
Baiklah, untuk sekarang ini mari kita berhenti memikirkan hal-hal kecil semacam ini terlalu dalam. Karena, meskipun aku memiliki kemampuan untuk mempercepat proses berpikirku. Namun, hal itu masih tetap tidak bagus untuk dilakukan.
Huhh ... sepertinya, aku benar-benar harus berusaha untuk menghilangkan kebiasaan buruk ku ini.
"Kalau begitu, mari kita masuk." Kataku, saat aku mulai melangkah maju menuju pintu masuk dari gedung Adventure Guild ini.
Tujuh orang yang ikut denganku ini hanya menganggukkan kepala mereka saja sebagai jawaban, sebelum mereka semua mulai mengikutiku dari belakang.
Membuka sepasang pintu, yang mirip dengan pintu dari beberapa bangunan di film mengenai koboi, dari gedung ini, kami semua langsung disambut oleh bau alkohol yang sangat menyengat.
Sanada dan Mirai-kun tampaknya tidak terlalu menyukai bau ini, dimana mereka berdua secara refleks langsung menutupi hidung mereka. Tetapi, aku tidak terlalu mempedulikan hal itu, dan hanya berjalan saja menuju ke tempat yang terlihat seperti konter.
Sesampainya di konter, kami semua langsung disambut oleh seorang gadis, yang terlihat seperti resepsionis dari Guild ini.
"Selamat datang di Adventure Guild Cabang Kota Gierics! Apakah ada yang bisa saya bantu?" Katanya dengan senyum yang menghiasi wajahnya, saat ia tampaknya mulai menilai kami satu per satu.
Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu sih. Hanya saja, ada satu masalah di sini, yaitu: Resepsionisnya ini itu adalah seorang LOLI beastmen tipe serigala.
Bukan hanya itu saja, gadis ini juga mengenakan sebuah kacamata, yang membuat pesona loli miliknya meningkat cukup drastis.
DAN, seperti yang sudah aku duga, Kyouya langsung memiliki tatapan aneh, yang tentu saja membuatku secara refleks langsung meninju kepalanya. Karena, jika dibiarkan saja, hal itu pasti akan menjadi masalah.
"Kenapa kamu memukulku, Souji-san!?" Tanya orang yang sudah ketahuan bersalah ini dengan penuh amarah.
"Diamlah, Loli-con. Aku sudah bilang padamu, bukan? Jangan buat masalah yang tidak diinginkan dengan tatapan mu itu." Balasku dengan dingin, saat aku berbalik ke arah resepsionis ini. "Jadi, bisakah kami semua mendaftar sebagai Adventurer?" Tanyaku, saat aku mencoba untuk memberikan senyum terbaik ku, agar gadis ini melupakan tentang tatapan Kyouya yang sangat bermasalah sebelumnya.
Namun, gadis ini bereaksi cukup aneh dengan senyumanku ini. Tetapi, mari kita lupakan saja hal tersebut. Dan lagi, gadis ini juga tampaknya adalah seorang profesional. Karena, ia dapat dengan cepat mendapatkan kembali ketenangannya itu dan melanjutkan tugasnya.
"Ba-baiklah. Tu-tunggu sebentar." Aku hanya bisa tersenyum kecut saja, saat melihat gadis resepsionis ini menggigit lidahnya sendiri dibeberapa bagian.
Mengabaikan hal itu, gadis ini kemudian terlihat mengambil beberapa lembar kertas dari laci meja, dan memberikan kami semua masing-masing satu lembar kertas tersebut.
Mengalihkan pandanganku kearah kertas yang ada ditanganku ini, aku langsung melihat hal-hal yang mirip dengan formulir pendaftaran NORMAL, yang tentu saja hal ini sedikit mengejutkanku.
Namun, terdapat beberapa perbedaan diantara formulir pendaftaran normal dengan formulir yang ini. Dimana, perbedaannya ini itu adalah; dibagian Job Class, Skill, Sihir yang dipelejari, dan level, yang jika itu adalah formulir pendaftaran normal di Bumi, maka tidak akan ada hal-hal semacam itu.
Selain hal yang aku sebutkan diatas, sisanya ini bisa dikatakan sangat normal, seperti; Nama, Asal, dan Umur, yang ketiganya ini adalah sesuatu hal yang sering muncul di formulir pendaftaran normal yang ada di Bumi.
Ngomong-ngomong, sepertinya hal-hal mengenai Skill dan Sihir ini tidak apa-apa kalau kita tidak mengisinya. Karena, gadis ini bilang hal itu akan sangat merepotkan. Oleh karena itu, bahkan jika kami tidak mengisinya pun, hal itu tidak akan memberi kami pengaruh apapun.
Kemudian, tidak ada hal-hal khusus sama sekali, selain hal yang aku sebutkan diatas. Jadi, aku langsung mengisi daftar yang ada di formulir ini.
☆-----===-----===-----☆
[Name : Shimotsuki Souji]
[Place of Origin : Japan]
[Age : 17 Tahun]
[Job Class : Master Samurai]
[Skill : - ]
☆-----===-----===-----☆
Apa? Apakah ada masalah jika aku menyebut Job Class ku ini dengan kata 'Master Samurai'? Lagi pula, hal ini masih lebih baik dari pada aku harus menulis 'Tanpa Job' di sini. Karena, aku hanya merasa hal itu pasti akan membawa kejadian klise yang selalu terjadi di Adventure Guild semacam ini. DAN, tentu saja itu adalah hal terakhir yang aku inginkan saat ini.
Juga, sebenarnya kami semua sempat bimbang mengenai bagian 'Asal' ini. Karena, tampaknya Jepang tidak ada di Dunia ini, dan kami semua masih belum tahu mengenai hal apapun tentang Dunia ini. Terlebih lagi, kami juga mungkin akan mendapatkan masalah, jika kami menulis kebohongan disini.
Lagi pula, hal-hal semacam pendeteksi kebohongan pasti ada di Dunia ini. Belum lagi, ini adalah Adventure Guild, yang notabennya pasti sering memiliki banyak masalah saat menerima anggota baru seperti ini.
Jadi, mereka kemungkinan besar memiliki hal-hal semacam itu. Terlebih lagi, di Dunia ini saja ada hal-hal yang disebut sebagai 'Job Class', 'Skill', dan 'Sihir', yang berarti; alat pendeteksi kebohongan itu kemungkinan besar ADA.
Karena hal itulah, kami semua sepakat untuk mengisi formulir ini dengan jujur(Mungkin), hanya untuk mencegah kemungkinan hal-hal diatas.
Setelah menyerahkan kembali lembaran formulir kami kepada resepsionis ini, kami semua kemudian mulai menunggu resepsionis ini selesai mengecek lembaran formulir tersebut.
Namun, gerakan dari resepsionis ini tiba-tiba saja terhenti dan mata perak pucat miliknya langsung menyipit, saat ia membaca lembar formulir milik ku.
Aku tentu saja menjadi sedikit gemetaran, karena seperti yang sebelumnya aku bilang; Jika sebenarnya aku ini menulis Job Class ku dengan sedikit kebohongan.
Meskipun aku tidak sepenuhnya berbohong tentang hal ini sih. Karena, aku ini bisa dibilang adalah seorang Master Samurai. Sebab, aku sudah mengalahkan ratusan lebih master dalam teknik pedang, yang bahkan aku tidak ingat berapa totalnya.
Baiklah, sebaiknya mari kita hentikan saja terlebih dahulu pembahasan ini. Karena, resepsionis ini tampaknya ingin mengatakan sesuatu hal kepadaku.
"Ap-apa-apakah kamu benar-benar seorang Samurai!?" Tanyanya, saat ia mulai menatapku dengan sedikit, tidak, sangat ... aneh?
"Ya-ya?" Balasku dengan ragu, saat aku secara refleks sedikit mundur beberapa langkah ke belakang. Karena, gadis resepsionis ini benar-benar mulai menatapku dengan sangat aneh. Dan jujur saja, tatapannya itu benar-benar sedikit membuatku bergidik.
Meski begitu, aku masih tidak bisa menahan diri untuk tidak sedikit bertanya-tanya, mengenai alasan kenapa gadis ini begitu bersemangat mengenai Job Class (Kebohongan?) ku ini. Yang tentu saja, hal itu membuatku tanpa sadar langsung menanyakannya.
"Memangnya ada yang salah dengan hal itu?" Tanyaku dengan nada yang menjadi sangat serius, saat aku sedikit melirik yang lainnya, hanya untuk melihat ekspresi penuh kebingungan yang terpampang diwajah masing-masing dari mereka.
Sementara itu, resepsionis-san tiba-tiba saja langsung memasang ekspresi shock diwajahnya, setelah ia mendengar pertanyaanku tadi, dan orang ini kemudian terlihat sangat terburu-buru untuk menjelaskan tentang sesuatu hal, yang benar-benar sangat membuatku terkejut.
"Eh-ehhh!? Bi-biarku beri tahu pada mu! Job Class 'Samurai' saja sudah sangat langkah! Dan sangat jarang sekali dimiliki oleh seseorang! Bahkan di Negeri Timur itu sendiri, seseorang yang memiliki Job Class 'Samurai' ini dianggap seperti Anak Tuhan itu sendiri." Aura disekitar gadis serigala ini menjadi sangat serius, saat penjelasan miliknya mulai memasuki pertengahan secara keseluruhannya.
Setelah melihat ekspresi penuh keterkejutan bercampur kebingungan yang kami miliki, resepsionis-san segera melanjutkan penjelasannya. "Itu karena, ditempat itu saja, yang dikenal sebagai Negerinya para Samurai, hanya ada satu orang dari seribu, tidak, satu orang dari sepuluh ribu, yang katanya memiliki Job Class tersebut." Jelasnya dengan nada yang menjadi semakin serius, saat ia kembali menuliskan beberapa hal diatas lembar kertas lain.
Tetapi, aku, tidak, maksudku itu, mata kami semua langsung menyipit, saat mendengar kata 'Negeri Timur', 'Samurai', dan 'Negeri para Samurai'. Yang dimana, tentu saja hal itu benar-benar mengingatkan kami pada Jepang.
Lagi pula, seharusnya Jepang adalah satu-satunya tempat penghasil Samurai di Dunia kami sebelumnya. Karena, Samurai ini bisa diibaratkan sebagai semacam ksatria yang berasal dari Jepang. Dan, sekarang kami harus mendengar istilah ini lagi di Dunia lain ini. Yang tentu saja, hal itu pastinya akan sangat mengejutkan kami semua.
Belum lagi, letak dari negara ini juga berada di timur. Yang tentu saja, pastinya hal itu memberi kami semua sedikit harapan. Harapan yang dengan sangat cepat sirna. Karena, kami semua sebenarnya sudah tahu, jika Dunia ini itu bukan Bumi.
Sebab, pada malam hari di Dunia ini saja terdapat dua buah bulan. Yang dimana, jika itu Bumi, maka seharusnya hanya akan memiliki satu bulan saja. Dan oleh karena itu, kami semua menjadi sedikit suram, setelah mengingat fakta menyakitkan itu.
Namun, tiba-tiba saja muncul gelak tawa dari arah bagian bar, yang sedikit membuatku mengernyit. Karena, aku benar-benar tahu hal apa yang selanjutnya akan terjadi, dan aku benar-benar benci dengan hal itu.
"Bo-boc-bocah bau kencur ini adalah seorang Samurai katamu!? Hah-hah-hah! Ini benar-benar sebuah lelucon paling lucu yang pernah aku dengar!" Teriak seorang pria botak, saat ia menggeprak meja yang ada didepannya.
"Itu benar sekali! Bahkan, aku sangat yakin, jika aku pasti dapat mengalah bocah ini hanya dalam satu detik!" Teriak seorang pria gendut, saat ia mulai tertawa terbahak-bahak, dan ia mulai berguling-guling di lantai, dimana hal itu membuatnya tampak seperti babi yang sedang berguling-guling digenangan lumpur.
Setelah itu, aku bisa melihat ada seorang pria kekar yang mulai berjalan menuju kearahku.
Pria ini memiliki tinggi sekitar 187cm, dengan tubuhnya yang sangat berotot yang dipamerkan kemana-mana. Rambut coklat miliknya di tata dalam gaya mowhak, dengan mata emas dan pupil hitam berbentuk segitiga.
Orang ini juga memiliki beberapa luka dibagian dadanya, yang tentu saja bagiku ia hanya terlihat seperti sedang memamerkannya saja. Serta, terdapat sebuah pedang besar di punggungnya, yang meskipun tampak sangat bagus bagi orang lain. Namun sayangnya, bagiku pedang besar itu benar-benar tampak sangat usang, dan juga terlihat dengan sangat jelas, kalau orang ini jarang sekali memakainya.
Pria ini kemudian tiba didepanku dengan seringai menjengkelkan, khas orang-orang yang pasti akan mati lebih dulu disuatu cerita, tanpa menerima banyak sorotan.
"Yo, perkenalkan. Namaku Babisole. Yang mungkin saja kalian akan lebih mengenalku sebagai petualang Rank B, Bab sang Iblis." Katanya, saat ia mengabaikanku dan Kyouya-kun sepenuhnya, dimana dia memberi hormat dengan elegan? Tidak, orang ini bahkan tidak mengerti bagaimana cara melakukan salam seperti itu dengan benar.
Dan yang paling buruknya lagi, mata miliknya ini benar-benar hanya menatap lekuk tubuh dari para gadis saja. Namun, hal itu sudah cukup untuk membuat Kyouya-kun benar-benar sangat marah.
Lagi pula, meskipun Kyouya-kun ini merupakan seorang LOLI-CON yang tidak malu sama sekali untuk menatap gadis kecil dengan tatapan menjijikan. Namun, ia juga sebenarnya sangat benci saat melihat ada seseorang yang menatap adik perempuannya dengan cara seperti itu, dan ia tidak akan ragu untuk langsung meninju seseorang yang berani melakukan hal itu.
Aku tentu saja mengerti perasaan dari Kyouya-kun. Lagi pula, jika aku melihat ada seseorang yang menatap Masu-chan dengan tatapan seperti itu, aku juga tanpa ragu mungkin akan langsung membunuh orang itu.
Umu. Jadi, aku tidak berhak berkomentar tentang kemarahan dari Kyouya-kun.
Sementara itu, Tato-man yang melihat kemarahan dari Kyouya-kun hanya memberinya, tidak, maksudku itu kami berdua seringai mengejek saja, sebelum ia berkata.
"Ada apa dengan tatapanmu itu? Apakah kamu memiliki masalah denganku?" Tanyanya, saat ia mulai merentangkan buku-buku jari miliknya, yang tentu saja hal itu membuat tatapanku segera berubah menjadi sangat datar. Sebab, aku juga sering melakukan hal itu, saat tanganku sedang kram.
Sementara Kyouya-kun, dia benar-benar akan meledak, setelah mendengar perkataan dari Tato-man ini. Tetapi, untung saja ada aku disebelahnya, yang segera menghentikannya dari melakukan hal itu. Karena, Tato-man ini benar-benar hanya sedang mencoba untuk memprovokasi kami saja. Dan, aku sebenarnya sudah bisa membaca niat aslinya ini, dari semenjak Tato-man ini mulai berjalan kearah kami.
Lagi pula, ditempat Tato-man duduk sebelumnya itu, terlihat ada seorang pemuda yang tampak seperti seseorang yang memiliki aura 'Tuan Muda' dari Wuxia atau Xianxian yang dulu sempat aku baca. Terlebih lagi, aku juga dapat dengan mudah melihat orang ini yang sedang menatap para gadis dengan penuh nafsu, sambil mengucapkan hal-hal yang benar-benar sangat menjengkelkan.
Dan dari melihat hal itu saja, aku sejujurnya sudah bisa menebak siapa dalang dibalik semua hal ini.
Huhh ... Inilah kenapa aku benci pergi ke tempat ini. Lagi pula, jika bukan demi tanda pengenal, aku bersumpah, aku tidak akan pernah datang ke tempat terkutuk ini.
Belum lagi, menjadi anggota dari Adventure Guild ini sebenarnya masih sedikit lebih baik, dari pada aku harus menjadi anggota dari Merchant Guild, yang pastinya tidak akan pernah aku setujui, apa lagi aku masuki.
Karena, aku ini benar-benar benci menjadi seorang pedagang, dan hal itu pastinya akan lebih merepotkan lagi, dibandingkan dengan menjadi seorang Petualang, yang notabennya bisa mendapatkan uang hanya dengan menyelesaikan Quest, ataupun menjual beberapa bagian dari monster yang mereka bunuh.
Aku juga tidak akan menyangkalnya sih, jika aku ini bisa dikatakan sebagai seorang maniak pertempuran. Meskipun hal itu hanya sedikit saja, tapi tetap tidak merubah fakta tersebut. Yang menjadikan hal itu sebagai salah satu alasan lain kenapa aku lebih memilih untuk bergabung dengan Adventure Guild.
"Oy! Apa-apaan dengan tatapan mu itu!? Aku benar-benar akan menghancurkan tubuhmu sekarang juga, jika kamu tidak berhenti memandangku seperti itu!?"
Aku langsung terbangun dari pikiranku, saat aku mendengar raungan penuh amarah dari arah depanku ini, yang tentu saja aku abaikan sepenuhnya, dimana aku hanya berbalik saja untuk menanyakan hal lain kepada resepsionis-san, yang seharusnya orang ini sudah menyelesaikan pendaftaran kami sebagai Adventurer.
Belum lagi, aku benar-benar ingin cepat-cepat pergi dari kota ini, terutama setelah melihat perilaku dari Tato-man ini, yang dimana hal itu tentu saja berhasil membuatku lebih ingin segera pergi dari kota ini.
Namun sayangnya, kata-kata selanjutnya yang diucapkan oleh Tato-man ini, hal itu benar-benar langsung membekukan seluruh aliran darahku.
"Berani sekali kamu mengabaikanku seperti itu! Biarku beritahu padamu! Aku dapat dengan mudah memperkosa Ib–!!"
BOOOM!!
Sebelum Tato-man bisa menyelesaikan kalimatnya itu, tiba-tiba saja muncul sebuah ledakan yang cukup besar didalam ruangan ini. Yang tentu saja penyebab dari hal itu adalah aku. Karena, aku benar-benar tidak akan membiarkan orang ini menyelesaikan kalimatnya.
Terlebih lagi, aku benar-benar sangat benci dengan orang-orang yang menghina Keluargaku seperti itu. Apalagi sampai mengatakan hal-hal semacam itu, yang benar-benar sudah melampaui segala hal yang bisa aku terima.
Jujur saja, setelah mendengar perkataan dari Tato-man ini, aku benar-benar sudah tidak peduli lagi dengan konsekuensi dari tindakanku saat ini. Karena, aku sekarang sudah benar-benar sangat muak dengan orang ini, dan aku benar-benar sangat ingin membunuhnya.
Dan lagi, saat aku melakukan semua hal itu. Aku juga masih dapat melihat, jika semua orang yang ada disini benar-benar langsung menjadi sangat terkejut, ketika aku menendang selangkangan dari Tato-man, sebelum aku menginjaknya, tepat ditempat dimana adik kecilnya itu berada.
Jujur saja, aku sekarang mulai memikirkan hal ini. Tetapi, apakah aku ini sebenarnya seorang sadistik? Atau mungkin sesuatu hal yang sejenis dengannya? Namun, bagiku hal itu saat ini benar-benar tidak penting sama sekali. Lagi pula, aku sekarang ini harus menyelesaikan masalah ini dengan cepat, sebelum masalah yang lebih merepotkan muncul.
"Oya~ Oya~ Tato-man~ Bisa tolong kamu ulangi ... apa yang kamu katakan ... sebelumnya?" Tanyaku, saat aku mulai menumbuhkan sebuah senyum, yang aku tidak tahu terlihat seperti apa.
Namun, bukannya Tato-man yang menjawab pertanyaanku ini. Namun, tiba-tiba saja datang seseorang, yang tidak lain dan tidak bukan adalah 'Tuan Muda' yang aku lihat sebelumnya. Dimana, kali ini ia berjalan menuju kearahku dengan banyak prajurit lapis baja disisinya.
"Penjaga! Lihat! Ada orang asing yang melakukan kekerasan di Kota ini! Tangkap dia!" Katanya, saat ia menunjuk kearahku, dengan ekspresi yang benar-benar sangat menjengkelkan.
Tapi sayang baginya, sebelum ada satupun prajurit lapis baja yang dapat mendekatiku. Aku tentu saja sudah menendang seluruh prajurit lapis baja ini kearah acak, yang menyebabkan kesepuluh prajurit lapis baja ini tertancap diberbagai dinding dari ruangan ini. Bahkan, sampai ada prajurit lapis baja yang tertancap dilangit-langit.
Sejujurnya, alasan kenapa aku bisa melakukan semua hal ini dengan sangat mudah adalah; Karena kekuatanku yang berlipat ganda, akibat efek dari Unque Skill 'Anger' milik ku, yang aktif secara tidak wajar. Dan, aku selalu saja merasa seperti skill ini menjadi sangat gembira, ketika aku benar-benar sangat marah, atau memiliki sedikit saja kemarahan, yang akan menjadi berlipat ganda, akibat efek samping dari skill ini.
Aku tidak tahu harus menggambarkan hal ini seperti apa. Tetapi, hal ini entah kenapa terasa seperti Unique Skill ku ini memiliki semacam ego. Atau mungkin, aku-nya saja yang terlalu banyak berpikir? Lagi pula, aku juga sebenarnya tidak tahu apakah hal ini wajar atau tidak.
Jadi, mari kita hentikan pembahasan ini.
Oh ya, kalau dipikir-pikir lagi. Apakah semua orang baik-baik saja?
Saat pemikiran semacam itu muncul di dalam benak ku, aku tentu saja dengan cepat langsung menoleh kearah belakangku, hanya untuk melihat ketujuh orang ini yang sedang menatapku dengan penuh keterkejutan.
Meski begitu, aku masih bisa merasakan tatapan penuh kekhawatiran yang datang dari Nagisa, Sanada, Natsuki-san, Shinomiya-san, dan Ayano-sensei. Yang tentu saja. hal itu membuatku sedikit terkejut, mengenai alasan kenapa mereka menatapku seperti itu.
Namun, aku memutuskan untuk mencaritahunya nanti dan lebih memilih untuk segera mengalihkan pandanganku kearah lain, untuk mencari kemana perginya 'Tuan Muda' yang sebelumnya ini. Karena, aku tidak melihat orang ini di tempat ia berdiri sebelumnya, yang membuatku kembali mengerutkan alisku dengan jengkel.
Lagi pula, pria ini adalah orang yang memulai seluruh masalah ini, dan aku tentu saja tidak akan pernah membiarkan orang ini kabur begitu saja.
Tatapanku kemudian mulai berkeliaran kesekitarku, hanya untuk melihat orang-orang yang sebelumnya menertawakanku ini berubah menjadi sangat ketakutan. Aku tentu saja mengabaikan semua hal itu dan hanya fokus mencari 'Tuan Muda' tertentu saja.
Tidak butuh waktu lama, aku akhirnya berhasil menemukan dimana 'Tuan Muda' ini berada. Yang dimana, ia terlihat sedang berjalan dengan sangat terburu-buru menuju ke pintu keluar, dan tampak ingin segera keluar dari ruangan ini.
Aku yang berhasil menemukan dimana orang itu berada, tentu saja aku mulai memasang kembali sebuah senyum, yang masih aku tidak tahu bagaimana bentuknya, diwajahku, pada saat aku mulai berjalan dengan perlahan menuju kearahnya, sambil mengangkat tanganku setinggi dadaku.
"<
Kemudian, bola api ini mulai menembak seperti sebuah senapan mesin otomatis, yang memiliki peluru unlimited. Sebab, setiap kali bola api ini pergi, maka akan segera muncul bola api baru yang menggantikan posisi bola api yang sebelumnya pergi. Lalu, bola api yang baru ini akan kembali pergi, dan terus-menerus berulang seperti itu.
Ngomong-ngomong, [Flaying Fire Ball] ini adalah Sihir Original buatanku sendiri, yang tentu saja aku buat setelah memperoleh beberapa pengetahuan tentang konsep dibalik sihir yang digunakan di Dunia ini. Namun, sihir yang aku buat ini tampaknya sangat berbeda, dibandingkan dengan sihir yang dapat dibuat oleh Natsuki-san dengan menggunakan Unique Skill miliknya.
Singkatnya itu, hal ini itu seperti ingin membandingkan antara pesawat kertas (Sihir Milik ku) dengan Pesawat sungguhan (Sihir yang dapat dibuat oleh Natsuki-san menggunakan Unique Skill miliknya). Atau bisa juga seperti; ingin membandingkan antara sepeda (Sihir buatanku) dengan Motor Balap? Baiklah, aku lupa namanya, jadi ... hmm ... mari kita berhenti membandingkan hal ini.
Dan juga, menggunakan sihir di Dunia ini itu sebenarnya tidak memerlukan casting, atau bisa kita sebut dengan rapalan, sama sekali. Sebab, konsep sebenarnya dibalik rapalan ini itu hanyalah untuk meningkatkan imajinasi dari sang kastor saja. Karena, jika sang kastor tersebut tidak dapat membayangkan dengan cukup jelas hal seperti apa yang ingin ia ciptakan, maka tidak peduli seberapa banyaknya Mana/MP yang dituangkan olehnya, maka ia tidak akan pernah bisa mengaktifkannya, itu juga berlaku untuk sebaliknya.
Belum lagi, Skill [Fire Magic LV.1] yang aku dapatkan semalam ini tampaknya hanya memberiku tiga buah mantra dasar saja, yaitu; [Fire Ball], [Fire Wall], dan [Fire Lance]. Yang bisa dikatakan juga, jika ketiganya ini hanyalah semacam sihir dasar yang tidak terlalu kuat sama sekali.
Umm... Baiklah, mari kita hentikan pembahasan ini. Karena, tampaknya ada seseorang yang menangkis seluruh rentetan bola apiku ini.
Meski begitu, apakah kamu pikir aku akan membiarkan 'Tuan Muda' ini baik-baik saja hanya karena hal itu? Tentu saja TIDAK.
Aku kemudian mengeluarkan pedangku dari sarungnya, sebelum aku dengan cepat langsung mengaktifkan seluruh Skill tipe penguatanku. Dimana setelah itu, tanpa menunggu lama aku langsung berlari menuju ke 'Tuan Muda' itu, dan tentu saja aku langsung menebasnya.
Yahh, itulah yang awalnya aku pikirkan. Namun, lagi dan lagi, tiba-tiba saja ada seseorang yang kembali menangkisnya, dan kali ini aku menengok kearah orang yang memblokir tebasan pedangku ini, sambil berkata.
"Baiklah, nona. Aku tidak akan mengatakan hal ini untuk kedua kalinya. Tapi, bisakah Anda berhenti menangkis seluruh seranganku?" Tanyaku, saat aku mencoba untuk berbicara dengan nada seramah mungkin.
Orang yang menangkis seranganku ini tampaknya menjadi sangat terkejut, dengan nada ramah yang aku gunakan ini. Namun, sepertinya orang ini dapat pulih dengan cepat.
"Tapi, sebagai seorang Adventurer. Bukankah Anda juga tidak di izinkan untuk menyerang Adventurer lain? Ha–"
"Ohh. Tapi sangat disayangkan, aku masih belum menjadi seorang Adventurer." Koreksiku, atas pernyataan semena-mena dari orang ini.
Lagi pula, hal itu memanglah sebuah kebenaran. Karena, aku masih belum menyelesaikan pendaftaranku sebagai Adventurer, yang pastinya hal itu membuatku menjadi warga negara biasa.
Belum lagi, aku juga sudah melihat seluruh peraturan yang ada di Adventure Guild ini beberapa waktu yang lalu, ketika aku sedang mencoba-coba Unique Skill [Appraisal Complete] milik ku.
Dan, seperti yang aku harapkan, wajah dari wanita ini langsung berubah menjadi dipenuhi oleh keterkejutan murni. Sebab, aku cukup yakin jika orang ini mengira aku adalah seorang Adventurer juga. Tetapi, perkataan selanjutnya dari wanita ini sedikit membuatku terdiam.
"Tapi, itu masih tetap tidak mengartikan kamu bisa membunuh seseorang didepanku."
"Apa yang sedang kamu bicarakan?" Tanyaku, saat aku mulai menatap orang ini dengan penuh kebingungan.
Aku sejujurnya menjadi sedikit bingung saat mendengar kata-katanya itu. Lagi pula, siapa yang ingin membunuh seseorang coba? Jujur saja, aku sebenarnya hanya ingin membakarnya saja hidup-hidup, dan hal itu bukan berarti aku ingin membunuhnya.
Ya, itu sama sekali tidak mengartikan bahwa aku ingin membunuhnya. Aku hanya ingin membakarnya saja hidup-hidup, sekaligus menjadikannya kelinci percobaan dari sihir baruku ini...
...
..
.
Baiklah, aku tahu, aku tahu. Membakar seseorang hidup-hidup itu sama saja dengan berniat untuk membunuhnya. Dan, menjadikan seseorang sebagai kelinci percobaan itu ... mungkin malah lebih buruk?
Tapi tetap saja, apakah memang hal itu salah? Lagi pula, 'Tuan Muda' inilah yang memulainya terlebih dahulu, dan aku hanya ingin membalas perbuatannya saja.
Ngomong-ngomong, setelah aku mengatakan pertanyaanku tadi, entah kenapa suasana didalam ruangan ini tiba-tiba saja menjadi sangat sunyi, dan keheningan yang sangat mencekam mulai terasa disekitar kami.
Namun, mari kita abaikan semua hal itu untuk saat ini, dan bakar orang yang ada didepanku ini terlebih dahulu.
Dengan pemikiran itu, aku langsung menggunakan skill baruku, yang benar-benar aku baru dapat beberapa saat yang lalu. Dan, nama dari skillnya ini itu adalah... [Pulang].
...
..
.
Ya, apa? Aku tidak berniat untuk melanjutkan hal ini lebih jauh.
Alasannya? Simple. Itu karena, orang yang menghalangiku ini benar-benar sangat kuat, dan dia ini benar-benar berada dieselon yang sangat berbeda dibandingkan dengan pria tua semalam.
Aku tidak tahu kenapa, tapi aku hanya merasa akan langsung kalah, jika aku bertarung dengannya. DAN, tidak ada yang mengatakan jika melarikan diri itu adalah sebuah kesalahan, ataupun kekalahan.
Lagi pula, untuk apa aku melawan orang ini hanya karena masalah dari beberapa orang acak yang tidak aku kenal sama sekali? Tentu saja hal itu tidak berguna sama sekali, dan aku tidak akan melakukannya.
Terlebih lagi, hal ini itu tidak menguntungkanku sama sekali, yang membuatku menjadi lebih malas untuk melanjutkan hal ini. Belum lagi, pakaian yang dikenakan oleh orang yang menghalangiku ini benar-benar sangat menggambarkan posisinya didalam kerajaan ini, yang semakin membuat diriku ini malas berurusan dengannya.
Pada awalnya aku sebenarnya hampir tidak menyadari pakaian yang dikenakan oleh wanita ini, karena terlalu fokus dengan 'Tuan Muda', yang saat ini sedang meringkuk dengan penuh ketakutan dibelakang wanita ini. Dan, jika dilihat dari pakaian yang dikenakan oleh wanita ini, dan cara orang ini menangkis setiap seranganku sebelumnya, tampaknya dia ini merupakan seorang Ksatria dari Kerajaan ini, yang memiliki posisi yang lumayan tinggi.
Namun, aku tidak tahu seberapa tinggi posisi miliknya ini, dan hal itu sangat merepotkan untuk dipikirkan.
Jadi, aku memutuskan untuk berhenti memikirkannya.
Lagi pula, seperti yang aku bilang sebelumnya; aku hanya berniat untuk segera keluar dari kota ini saja, atau lebih tepatnya lagi adalah; Kerajaan ini. Yang dimana, pasti hal-hal seperti ini tidak akan mengangguku dalam waktu dekat.
Jadi, tidak ada salahnya untuk memikirkan hal itu nanti.
Ngomong-ngomong, orang yang menghalauku terus-menerus ini adalah seorang wanita muda, yang umurnya kira-kira berada disekitaran awal dua puluhan, dimana ia memiliki paras yang bisa dikatakan sangat cantik.
Rambut panjang miliknya yang berwarna emas ini, terlihat disanggul dalam gaya kuncir kuda setengah menggunakan sebuah pita biru-emas. Serta, mata giok miliknya yang tampak indah, dikombinasikan dengan pupil merah berbentuk segi enam miliknya, membuat matanya ini menjadi sangat memikat.
Aku akan jujur, tapi wanita ini mungkin akan menjadi salah satu gadis paling cantik yang hingga saat ini pernah aku temui.
Lagi pula, dengan penampilannya saja, wanita ini mungkin dapat memenangkan penghargaan sebagai wanita tercantik di Bumi.
Dan juga, sekarang aku mulai memikirkan hal ini, tapi bukannya seharusnya saat ini resepsionis yang sebelumnya itu, sudah menyelesaikan pendaftaran kami? Humm... Baiklah, hal ini menambahkan dukungan logis padaku, untuk menghindari konflik dengan wanita pirang didepanku ini.
Jadi, dengan begitu, aku menarik kembali pedangku, berbalik dengan cara yang sangat anggun, dan langsung berjalan menuju ke tempat resepsionis tadi.
"Kenapa kamu berhenti?"
Aku yang mendengar pertanyaan dari wanita pirang ini mulai menghentikan langkah kaki ku, sebelum aku berbalik kearahnya dan berkata. "Apakah kamu pikir, aku tidak tahu apa yang sedang kamu rencanakan?" Suaraku menjadi lebih tajam menjelang akhir.
Dan, aku tidak tahu kenapa, tapi wanita pirang ini tiba-tiba saja langsung terdiam...
...
Jujur saja, hal ini benar-benar sangat aneh. Sebab, aku mengatakan hal tadi hanya untuk membuat alasan acak saja, agar aku bisa kabur dari masalah yang mulai menjadi semakin besar ini. Tapi sepertinya, perkataan ku ini tampaknya cukup mengejutkannya. Yang artinya, masalah mengenai 'Tuan Muda' ini lebih rumit dari perkiraanku.
Yah, meskipun aku memikirkan hal-hal tadi. Aku sebenarnya tidak terlalu peduli lagi dengan hal itu sih. Karena, seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, kalau aku berniat untuk mengajak yang lainnya langsung pergi dari kota ini, setelah kami selesai mendaftar sebagai petualang.
Dengan pemikiran itu, aku kembali berbalik dan berjalan menuju resepsionis ini, saat aku berusaha untuk mengabaikan tatapan intens? Dari arah belakangku.
Sesampainya di depan resepsionis, aku langsung menanyakan mengenai pendaftaran kami. Yang ternyata oh ternyata, kami hanya tinggal meneteskan setetes darah kami saja diatas kertas formulir pendaftaran yang sebelumnya, untuk menyelesaikan pendaftaran ini.
"Apakah tidak ada cara lain untuk melakukan hal ini?"
"Maaf. Tetapi, itu sudah menjadi suatu kebiasaan untuk menjadi seorang Adventurer."
Aku mengabaikan perdebatan diantara para gadis dengan resepsionis itu dan langsung sedikit menusuk jari telunjuk ku sendiri, menggunakan jarum yang diberikan oleh resepsionis ini kepada kami, hingga menciptakan sebuah luka kecil.
Kemudian, aku langsung meneteskan sedikit darah yang keluar dari luka tersebut diatas tempat yang ditunjukkan oleh resepsionis ini. Dimana setelah itu, kertas tersebut mulai berkobar sebentar, dan hal itu tampak seperti tinta yang menyebar melalui wol, dan kertasnya ini perlahan-lahan mulai berubah warna menjadi dark violet (sisi kiri) dan azure blue (sisi kanan).
Tidak berhenti sampai di sana saja, kali ini kertas itu mulai bersinar sebentar dalam warna Dark Violet-Azure Cerah, sebelum cahayanya itu menghilang, dan sekarang menampakan sebuah plat berukuran kira-kira 12x7 sentimeter, yang memiliki warna Dark Violet disisi kirinya dan Azure cerah disisi lainnya. Serta, terlihat ada semacam garis merah yang membentuk sesuatu hal yang terlihat seperti sebuah katana di tengah-tengah plat ini.
Aku sedikit tercengang dengan perubahan yang tampak sangat keren ini, dan sepertinya para gadis beserta Kyouya-kun yang melihat hal itu pun cukup tercengang.
Lalu, resepsionis ini mulai menjelaskan hal ini kepada kami. Yang dia sepertinya sudah menyadari, jika kami tidak terlalu tahu mengenai hal ini.
Rupanya itu, plat ini disebut sebagai Plat Status, yang fungsinya sudah cukup jelas dari namanya; sebagai kartu identitas. Dan, alasan kenapa Plat Status ini bisa dijadikan sebagai kartu identitas adalah, karena setiap orang itu memiliki warna yang berbeda untuk Plat Status mereka, dan warna dari Plat Status ini, katanya hal ini itu mewakili dari warna Magiral yang seseorang miliki.
Terlebih lagi, Plat Status ini juga katanya akan selalu memiliki warna yang sama dengan Magiral milik penggunanya. Yang juga menjadikannya sebagai kartu identitas yang sangat efisien dan sering di cari oleh banyak orang.
Ngomong-ngomong, Magiral ini sepertinya adalah istilah yang digunakan oleh orang-orang di Dunia ini, untuk merujuk pada semacam energi yang diperlukan untuk mengaktifkan sebuah sihir. Singkatnya itu, ini adalah semacam Mana atau MP yang biasanya ada di dalam Game ataupun Cerita genre Isekai Fantasy.
Setelah itu, ketujuh orang ini mulai meniruku, dimana masing-masing dari mereka ini memiliki warna Plat Status yang berbeda satu sama lain.
Dimulai dari plat status milik Nagisa yang berwarna merah cerah, dengan sebuah gambar tangga not berwarna hitam ditengahnya. Sedangkan Sanada berwarna merah muda, dengan gambar naga berwarna putih yang terlihat sama seperti buku dari Unique Skill [Summoning Book] miliknya yang juga berada ditengahnya.
Shinomiya-san memiliki warna merah tua, dengan gambar semacam ksatria putih memegang pedang berwarna hitam yang berada ditengahnya. Dan, Ayano-sensei berwarna putih keemasan, dengan gambar seorang pendeta wanita berwarna ungu gelap ditengahnya.
Sementara itu, Natsuki-san berwarna lapis lazuli, dengan gambar semacam buku sihir berwarna lapis lazuli juga tetapi lebih gelap ditengahnya. Dan, Kyouya-kun memiliki warna hijau gelap, dengan gambar alat penempa berwarna emas ditengahnya. Serta, Mirai-kun berwarna emas cerah, dengan gambar semacam kaca pembesar dan tanda tanya ditengah kaca pembesarnya ini yang keduanya itu berwarna putih yang juga berada ditengahnya.
Selesai dengan semua hal itu, masing-masing dari kami mulai mencoba hal-hal yang disebut dengan Plat Staus ini.
"Open Status." Gumamku dengan pelan, saat mataku mulai menyipit kearah Plat Status milik ku ini. Sebab, aku menemukan sesuatu hal diatasnya.
☆-----___-----___-----☆
[Name : Shimotsuki Souji]
[Age : 17th]
[Race : Human?]
[Gender : Male]
[Level : 74]
[Job Class : Master Samurai]
[STR : 556]
[AGI : 562]
[INT : 552]
[VIT : 448]
[DEF : 538]
[DEX : 543]
[CHARM : 1447]
[LUCK : 518]
[Skill : - ]
[Place of Origin : Jepang]
[Rank : D]
[BC : - ]
☆-----___-----___-----☆
Aku sedikit mengernyit, saat melihat Statistik asliku ada didalam Plat Statusku ini. Juga, melihat Rank Adventurer milik ku ini berada di D-Rank dan bukannya di -F-Rank, tentunya hal itu membuatku sedikit terkejut.
Meski begitu, hal yang paling mengejutkanku dari semua hal ini itu adalah dibagian... Job Class ku ini.
Kenapa? Tentu saja, hal itu karena dibagian ini tiba-tiba saja memiliki isi! Bayangkan, aku bersumpah, saat aku melihat hal itu, aku secara refleks langsung mengecek layar status asliku, hanya untuk menemukan bagian itu masih bertuliskan [None/Tanpa Job].
Tetapi! Kenapa di bagian yang ini muncul Job Classnya? Tentu saja, hal itu adalah sebuah misteri, dan aku akan mencaritahunya nanti. Namun, aku sebenarnya sudah bisa menebak alasan dibalik hal ini sih.
Jadi, mari kita pergi ke yang selanjunya. Dimana, dibagian 'Asal'-nya ini sepertinya sudah sangat jelas dan tidak perlu dijelaskan lagi. Kemudian, di bagian [BC] ini tampaknya adalah semacam Mobile Bank, yang secara khusus dapat digunakan oleh para Adventurer untuk menyimpan uang mereka di Adventure Guild.
Terlebih lagi, mereka juga dapat mengambilnya di Adventure Guild manapun, dan bagian paling pentingnya lagi, hal ini hanya dikenakan pajak 5% saja. Belum lagi, pajaknya ini hanya berlaku saat pengambilan saja. Jadi, tidak ada tambahan pajak selain yang itu.
Jujur saja, hal ini cukup membuatku senang sih. Karena, dengan begini aku jadi bisa mengabaikan permasalahan tentang tempat penyimpanan uang untuk saat ini.
Namun, sepertinya ada beberapa Guild Master yang tidak bertanggung jawab, yang mengambil potongan dana yang lebih besar daripada yang seharusnya. Dan, jika hal itu terjadi, kata resepsionis ini, kami boleh mengadukan gunggatan kepada Guild Adventure Pusat, agar mereka mengembalikan dana yang diambil itu.
Kemudian, aku mengabaikan beberapa hal yang berikutnya dijelaskan oleh resepsionis ini. Sebab, aku sudah mengetahui hal itu dari Unique Skill [Appraisal Complete] milik ku, yang sebelumnya sempat aku coba untuk menilai Adventure Guild ini.
Oh ya, ngomong-ngomong, tampaknya bukan hanya aku saja yang berada di Rank-D, tetapi kami semua berada di Rank-D, yang tentu saja hal itu ditanyakan oleh para gadis.
Kami semua tentu saja takut ada semacam kesalahan teknis disini, dimana kami tidak ingin kesalahan teknis ini nantinya akan berubah menjadi masalah yang merepotkan dimasa depan nanti.
Karena, mau di lihat dari manapun, hal ini benar-benar terlihat aneh. Namun, jawaban yang kami terima itu hanya seperti ini...
"Jangan khawatir tentang hal itu. Itu bukan kesalahan sama sekali. Hanya saja, berkat Tingkat Job Class kalian yang bisa terbilang cukup tinggi, ditambah dengan statistik kalian yang juga bisa dibilang cukup tinggi. Jadi, kami memutuskan untuk memberikan kalian perlakuan khusus untuk menempatkan kalian sebagai Adventurer Rank-D."
Setelah mendengar hal itu, kami semua hanya bisa mengangguk saja dengan penuh pengertian, kecuali aku. Karena, aku tidak terlalu peduli tentang hal ini. Sebab, satu-satunya hal yang aku inginkan saat ini adalah untuk cepat-cepat pergi dari tempat ini.
Kemudian, selesai dengan seluruh penjelasan tersebut. Mereka semua tampak mulai termenung sejenak, sebelum mengangguk kembali dengan ringan, untuk memberi isyarat bahwa mereka sudah mengerti, tentu saja aku termasuk didalamnya.
"Kalau begitu, aku akan katakan sekali lagi. Selamat datang di Adventure Guild! Semoga petualangan yang kalian lakukan akan selalu diberkahi oleh Lady Aurora!"
Meski sedikit jengkel dengan nama orang yang disebutkan dibagian terakhir dari perkenalan ulang dari resepsionis ini, kami semua kemudian memutuskan untuk langsung berbalik untuk berjalan pergi. Sebab, kami semua sudah benar-benar tidak memiliki urursan apapun lagi di Kota ini, dan kami hanya ingin buru-buru pergi dari sini.
Namun, baru beberapa langkah aku berjalan, tiba-tiba saja wanita berambut pirang yang sebelumnya mengangguku ini mendekatiku.
"Bolehkah aku berbicara denganmu sebentar?" Tanya-nya dengan nada yang sangat ramah, saat ia memberikanku senyum lembut.
Dan, apa yang aku lakukan? Tentu saja, aku mengabaikan wanita ini sepenuhnya dan terus berjalan pergi.
Apa? Apakah ada masalah? Lagi pula, seperti yang aku katakan sebelumnya; kalau aku ini tidak pernah berniat untuk berurusan dengan orang-orang merepotkan seperti wanita ini.
Belum lagi, alasan kenapa aku pergi ke tempat ini juga sudah terpenuhi. Jadi, aku sudah tidak memiliki urusan apapun lagi di tempat ini.
Dengan pemikiran semacam itu, aku terus berjalan pergi, meninggalkan beberapa orang yang mulai menatapku dengan penuh kebencian.
Namun, aku juga tidak lupa untuk menggunakan [Appraisal Complete] milik ku kepada wanita berambut pirang itu, hanya untuk memastikan sesuatu hal saja.
***
☆-----___-----___-----☆{POV Miyouji Nagisa}☆-----___-----___-----☆
Setelah Sou-chan pergi. Kami semua masih berdiri dalam diam saja disini. Berhadapan langsung dengan seorang wanita, yang kira-kira berada diusia pertengahan dua puluhan, dengan pakaian yang ia kenakan ini terlihat seperti pakaian dari seorang ksatria.
Aku tidak tahu apa alasan wanita ini menghentikan Sou-chan sebelumnya. Tetapi, dia tampaknya ingin mengatakan sesuatu hal kepada kami, setelah Sou-chan pergi dan mengabaikannya sepenuhnya.
"Jadi, bolehkah aku bertanya sesuatu hal kepada kalian semua?" Tanya-nya dengan nada serius.
Aku sejujurnya sedikit bingung dengan nadanya yang berubah secara mendadak ini. Namun, aku tidak menyuarakan hal itu dengan lantang.
"Sebelum itu, bukannya tidak sopan, ya? Untuk bertanya hal-hal seperti ini, bahkan sebelum Anda memperkenalkan diri Anda sendiri?" Tanya Ayano-sensei, saat ia tampak berusaha sebaik mungkin untuk terlihat tenang.
Lalu, kami semua tidak mengatakan apapun lagi, dan kami hanya menonton percakapan diantara Ayano-sensei dengan wanita ini saja dari pinggiran.
"Oh, kalau begitu, tolong maafkan saya atas kekasaran saya ini." Katanya, saat senyum mencela tumbuh diwajahnya. "Perkenalkan. Nama saya Iris Wollfrod. Saya adalah Captain of the Royal Knight Order." Tambahnya, saat wanita itu sedikit membungkuk dengan elegan.
Aku, tidak, tampaknya kami semua sama terkejutnya, saat kami mendengar perkenalan diri dari wanita ini.
Lagi pula, 'Captain of the Royal Knight Order'? Bukankah itu berarti wanita di depan kami ini adalah seseorang dengan posisi yang sangat penting di dalam kerajaan ini? Terus, kenapa dia begitu tertarik dengan Sou-chan?
Jujur saja, sekarang aku memiliki banyak sekali pertanyaan di dalam benak ku, yang tampaknya tidak akan terjawab dalam waktu dekat ini.
"Kapten Ksatria, kah? ... Lalu, apa yang ingin orang seperti Anda tanyakan kepada kami?"
"Saya hanya ingin bertanya mengenai laki-laki yang sebelumnya saja." Balasnya, saat ia tersenyum dengan ramah kepada kami.
Kami semua sedikit menjadi waspada, saat wanita ini bilang ingin bertanya mengenai Sou-chan. Sebab, kami semua tahu, jika Sou-chan itu sebelumnya sudah menghancurkan patung dari Dewi yang sangat penting dari Dunia ini, dan dia juga sudah menghinanya dengan sangat terang-terangan tepat di depan orang-orang penting dari Kerajaan ini.
Jadi, kemungkinan besar, tidak, maksudku itu, pasti wanita didepan kami ini memiliki niat yang tidak baik kepada Sou-chan.
"Tapi tampaknya, aku harus meminta maaf kepada Anda. Karena, aku tidak bisa menjual informasi mengenai muridku kepada orang asing." Ayano-sensei mengatakan hal itu, yang tentu saja hal itu membangunkan kami semua dari keterkejutan yang kami miliki sebelumnya.
"Murid?" Mata milik wanita bernama Iris ini terlihat mulai menyipit, setelah menggumamkan sesuatu hal yang tidak bisa aku dengar dengan jelas.
"Kalau tidak ada hal lain yang ingin Anda bicarakan lagi. Kami permisi dulu." Setelah mengatakan hal itu, Ayano-sensei langsung berjalan pergi, dan kami semua hanya mengikutinya saja dari belakang.
.....
....
...
Sekarang kami sudah berada cukup jauh dari Adventure Guild. Dimana, suasana disekitar kami masih cukup terbilang ... berat?
"Mikasa-sensei, apakah menurutmu Shimotsuki-kun baik-baik saja?" Yang menanyakan hal ini dengan nada penuh kekhawatiran ini itu adalah Shinomiya.
Meski begitu, aku juga mulai memikirkan hal ini. Tapi, bukannya semenjak kami datang ke Dunia ini, Sou-chan jadi jauh lebih emosional daripada sebelumnya? Dan lagi, dia juga jadi sering lepas kendali, bukan?
Sejujurnya, Sou-chan akan sangat jarang, atau mungkin akan lebih tepat lagi untuk mengatakan; tidak pernah, melakukan hal-hal yang seperti ia lakukan di Adventure Guild sebelumnya.
Melihat Sou-chan yang melakukan semua hal itu dengan sangat santai, entah kenap sedikit membuatku takut. Tetapi, aku hanya bisa berharap saja, jika hal itu bukanlah sesuatu hal yang buruk.
Namun, Mikasa-sensei tidak menjawab pertanyaan dari Shinomiya, dan dia hanya terus berjalan saja dalam diam menuju penginapan.
Dari hal ini saja, kami semua sudah tahu jawaban apa yang ada di dalam pikirannya. Sebab, kami juga sebenarnya cukup memikirkan hal ini dari tadi.
Namun, tidak ada yang menyuarakan pemikiran itu, dan kami hanya terus berjalan saja menuju penginapan dalam keheningan.
***
☆-----___-----___-----☆{POV Shimotsuki Souji}☆-----___-----___-----☆
Masalah.
Itu adalah satu-satunya hal yang bisa menggambarkan seluruh pikiranku saat ini.
Alasannya? Ya, itu karena wanita berambut pirang yang sebelumnya itu, dia ini benar-benar seorang monster.
Aku tidak berbohong. Wanita sebelumnya itu benar-benar monster yang sesungguhnya.
Bahkan, aku tidak bisa mempercayai mataku sendiri, saat melihat Status miliknya ini. Apalagi, saat melihat statistiknya itu ... Huhh ... Sekarang aku 100% yakin, bahkan mungkin lebih, jika aku ini tidak memiliki kesempatan untuk menang malawannya.
Kalau ada seseorang yang bertanya-tanya, tentang bagaimana status dari wanita yang sebelumnya ini itu terlihat, maka seperti inilah status miliknya itu terlihat;
☆-----___-----___-----☆
[Status]
[Name : Iris Wollfrod]
[Job Class : Lightning Great Knight]
[Level : 892]
[Race : Hurd]
[Age : 23]
[Gender : Female]
[HP : 19.320 (4.830 Per Menit) (Hijau)]
[MP : 19.970 (4.993 Per Menit) (Biru)]
[SP : 19.330 (4.840 Per Menit) (Kuning)/ 19.330 (4.840 Per Menit) (Merah)]
[STR : 1.956]
[AGI : 2.987]
[INT : 1.997]
[VIT : 1.932]
[DEF : 1.936]
[DEX : 2.907]
[CHARM : 2.776]
[LUCK : 3.269]
[Ultimate Skill : - ]
[Unique Skill : Lightspeed, Tactician's Advice, War]
[Extra Skill : Body Reinforcement LV.43, Lightundher Manipulation, Lord's Haki, Magic Sense, Multilayer Barrier, Sage, Spatial Montion, Tought Communication]
[Skill : Earth Magic LV.11, Fire Magic LV.13, Martial Arts LV.15, Swordmanship LV.22, Water Magic LV.16, Wind Magic LV.32]
[Resistance : Physical Attack Resistance, Spiritual Attack Resistance, Magic Attack Resistance]
[Tittle : Leaders of the Order of the Royal Knights, The Queen of Tundher]
☆-----___-----___-----☆
Lihat? Dia ini benar-benar monster, bukan? Bukan hanya itu saja, lihat juga baik-baik pada bagian ras-nya ini. Bahkan, dia ini bukan seorang Manusia. Atau mungkin akan lebih tepat lagi, kalau aku mengatakan, jika ras-nya ini itu adalah evolusi selanjutnya dari ras Manusia.
Bagaimana aku tahu itu? Tentu saja, itu karena aku sudah menggunakan [Appraisal Complete] ku, untuk mencari tahu penjelasan tentang ras ini.
Belum lagi, aku juga masih belum melihat penjelasan mengenai Unique Skill milik wanita ini, hanya karena aku sedang lelah, baik secara fisik maupun mental, dan aku lebih memilih untuk melakukannya nanti.
"Huhh... Aku sepertinya harus beristirahat dengan benar. Atau aku mungkin akan menerima nasib mengerikan dari hal yang disebut 'kerja keras'." Gumamku dengan penuh kelelahan, saat aku mulai mempercepat langkah kaki ku, tanpa menyadari ada seseorang yang mengikutiku dari belakang.
***
☆-----___-----___-----☆{POV ?????}☆-----___-----___-----☆
Fufufu~ Semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Jika hal ini terus berlanjut, Sou akan segera menjadi milik ku.
"Tapi tetap saja, aku tidak pernah menyangka. Kalau jalang pirang yang menyebut dirinya Kapten Ksatria atau semacamnya itu, akan tertarik dengan Sou." Gumamku dengan penuh kebencian, saat aku terus berjalan mengikuti Sou.
Saat aku kembali memikirkan hal itu, tanpa sadar tanganku mulai terkepal. Namun, aku segera menyadari apa yang ingin aku lakukan, dan aku buru-buru menggelengkan kepalaku untuk membuang segala pemikiranku itu, atau mungkin aku akan menghancurkan seluruh rencanaku ini.
Setelah merenung sejenak, aku kemudian memutuskan untuk segera kembali ke Istana.
Lagi pula, aku pergi keluar tanpa sepengetahuan siapa pun, dan jika ada seseorang yang menemukan aku tidak ada didalam kamarku, maka itu bisa menjadi masalah besar.
Menatap Sou untuk terakhir kalinya, aku kemudian berbalik dan berjalan pergi, sambil berkata. "Tunggu saja, Sou. Aku pasti akan segera melepaskanmu dari cengkraman jalang-jalang sialan itu. Karena, tidak ada orang yang lebih cocok untukmu selain aku." Gumamku dengan pelan, sebelum aku mempercepat langkah kaki ku.
***
☆-----___-----___-----☆{POV Shimotsuki Souji}☆-----___-----___-----☆
Hachi!
"Sialan! Apa-apaan itu tadi?" Gumamku sambil menjaga nada suaraku agar tidak meninggi, saat aku menatap sekelilingku dengan sangat terburu-buru, untuk mencari tahu alasan dari bulu kuduk ku yang berdiri ini.
Namun sayangnya, aku tidak bisa menemukan siapapun yang mencurigakan disekitar sini.
Jadi, aku memutuskan untuk berhenti memikirkan hal itu dan lanjut berjalan menuju penginapan. Karena, semakin cepat kami pergi dari kota ini, maka akan semakin bagus.
"Tapi tetap saja, apakah hal tadi itu benar-benar hanya perasaan ku saja?"
***
☆-----___-----___-----☆{Ruang Singgasana, Istana Kerajaan Groxia}☆-----___-----___-----☆
"Jadi, apakah kamu sudah tahu apa penyebab dari kematian mereka, Charles?" Seorang pria paruh baya, yang tidak lain adalah Denis SC Groxia ini, mengatakan hal itu dengan nada serius, saat ia tampak menopang pipinya menggunakan tinju kanannya.
Charles yang ditanyai hal itu pun, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya saja dengan terburu-buru, sebelum ia berkata. "Mo-mohon maaf atas ketidakmampuan hamba untuk menyelesaikan masalah ini, Yang Mulia." Meskipun Charles mengatakan hal itu dengan nada suara yang sangat tenang, namun di dalam kepalanya ia terus berdoa dan berharap, agar hal ini bukan menjadi akhir baginya.
Sementara itu, seorang pria yang tampak berusia sekitar pertengahan dua puluhan, ia tampak sedang menundukkan kepalanya di depan singgasana. Dan, walaupun wajah miliknya ini dihiasi oleh senyum tipis, namun hal itu tampaknya sangat berbanding terbalik dengan tatapan predator yang ia miliki.
Pria ini mengenakan semacam setelan bangsawan yang didominasi oleh warna merah-putih, dengan kerah berbentuk V dan berbulu putih yang terhubung langsung dengan plat besi hitam dikedua sisi pundaknya, dan ia juga mengenakan semacam jubah putih beraksen emas, yang ekornya ini berakhir dengan bentuk V. Serta, terdapat sebuah pedang, yang tampak selalu memancarkan cahaya redup berwarna orange, tergantung dipinggangnya.
Rambut merah cerah milik pria ini tampak sedikit berantakan, dengan untaian kirinya yang lebih panjang dibandingkan sisi kanannya, dan satu untaian rambut miliknya yang tampak menggantung dan menutupi mata kanannya. Serta, dia juga memiliki mata predator yang terus menyala dalam warna terik Matahari.
Pria itu tampaknya memiliki ekspresi yang dipenuhi oleh kebahagiaan, yang entah bagaimana berhasil ia sembunyikan dibawah rambut merah menyala miliknya yang tampak jatuh menutupi wajahnya, dan hanya memperlihatkan salah satu matanya yang menyala saja.
Raja yang memperhatikan kegembiraan yang dimiliki oleh pria di depannya ini, ia memutuskan untuk berhenti mempermasalahkan masalah tentang Uskup Agung, dimana Denis lebih memilih untuk menyelesaikan masalah yang lebih penting dari yang itu sesegera mungkin, agar ia bisa melanjutkan rencana besarnya yang tertunda.
Jadi, setelah memutuskan hal tersebut, Raja Groxia ini mengalihkan pandangannya kearah pria yang saat ini sedang berlutut di depannya ini dan berkata. "Baiklah, mari kita lupakan saja masalah itu untuk saat ini. Dan yang lebih penting lagi, Fuoco, apakah kamu tahu alasan kenapa aku memanggil mu kesini?" Denis menanyakan hal itu dengan senyum kecil yang tumbuh diwajahnya.
Senyum yang dimiliki oleh pria yang dipanggil Fuoco ini menjadi semakin dalam, saat ia mendengar pertanyaan itu. "Tentu saja, Yang Mulia. Saya tahu apa yang Anda inginkan." Jawaban langsungnya itu membuat seringai milik Raja Groxia menjadi semakin lebar.
"Kalau begitu, aku tanya sekali lagi: The King of Flames, Fuoco Rosso, apakah kamu bisa membunuh beberapa Pahlawan yang memutuskan untuk pergi?" Nada suara yang digunakan olehnya ini dipenuhi oleh kebijaksaan dan arogansi murni.
"Ya, serahkan saja hal ini kepada saya, Yang Mulia. Yang Mulia hanya tinggal menunggu hasilnya saja seperti biasa." Kata-kata yang diucapkan oleh pria berambut cerah itu membawa keyakinan yang sangat besar dibaliknya, seakan-akan semua hal yang akan ia lakukan ini sangat mudah, dan tidak perlu usaha untuk menyelesaikannya.
Sementara kedua orang itu saling tersenyum, orang lain yang ada didalam ruangan ini hanya bisa tersenyum kecut saja dipinggiran sambil berkata didalam benaknya, 'Tolong segeralah selesai, aku tidak kuat lagi berada di dalam ruangan ini.' Namun, pada akhirnya Uskup Ugly itu hanya bisa menatap dalam diam saja.
.....
....
...
Dan dengan begitu, masalah lain pun mulai muncul dibelakang Souji, dan tentu saja, ia masih belum menyadari hal itu.
***
☆-----___-----___-----☆{Lorong Istana Kerajaan Groxia}☆-----___-----___-----☆
Saat Matahari tampak mulai berada dipuncak tertingginya, terlihat ada seorang gadis muda yang sedang berjalan dengan suasana hati cerah disalah satu lorong Istana Kerajaan Groxia.
Semua orang yang melihat gadis muda ini hanya memberinya hormat saja seperti yang biasa mereka lakukan pada orang penting dalam kerajaan ini.
Namun, jika ada seseorang yang memperhatikan orang-orang yang memberi hormat ini dengan lebih seksama, maka mereka pasti akan dapat melihat tatapan penuh kekaguman dimata orang-orang ini, seakan-akan gadis muda itu adalah seseorang yang dianggap sebagai Saint, atau bahkan Hero.
Tapi sepertinya, jawabannya ini akan lebih condong ke yang terakhir. Sebab, gadis muda ini memanglah seorang Hero, atau lebih tepatnya lagi adalah salah satu Hero yang baru dipanggil oleh Kerajaan Groxia.
Rambut perak panjang dari gadis pahlawan ini tampak tergerai, saat senyum kecil tumbuh di wajahnya, dan ia mulai menyenandungkan sebuah lagu, dengan mata Azure cerahnya yang tampak terus berkeliaran kesekitarnya.
Namun, gadis ini tiba-tiba saja langsung terdiam, setelah sesuatu hal memasuki pandangannya, dan beberapa saat kemudian, wajah dari gadis Hero ini langsung berubah menjadi dingin, saat ia mulai berjalan dengan sangat tenang, seolah-olah kegembiraan yang ia miliki sebelumnya itu hanyalah sebuah ilusi semata.
Sementara itu, orang yang memasuki pandangan dari gadis ini tidak menyadari hal tersebut, dan dia malah menyapa sang gadis Hero dengan senyum cerah diwajahnya. "Ohh!! Halo Saki! Kemana saja kamu pergi? Aku tidak melihatmu di tempat latihan tadi." Yang berbicara ini adalah seorang pemuda, dimana ia tampaknya sedikit lebih muda dari gadis yang ia sapa ini, dengan wajah yang menunjukkan kebahagiaan murni.
'Kenapa dari semua orang, aku harus bertemu dengannya?' Namun sayangnya, hal itu tampaknya berbanding terbalik dengan gadis yang tidak lain adalah Aizawa Saki ini, dimana gadis ini tampaknya tidak memiliki kebahagiaan sedikit pun, melainkan kebencian murni yang terus terpancar dari tatapannya.
Namun, entah ada masalah apa di dalam kepala dari pemuda ini, atau memang dia adalah orang paling idiot di Dunia ini, pemuda ini malah mengatakan sesuatu hal yang tidak seharusnya ia katakan. "Itu benar, Saki. Aku dengar kemarin ada seorang Hero laki-laki yang kurang ajar, sampai-sampai menghancurkan dan mancaci maki patung dari Lady Aurora. Tapi tenang saja, a–"
Namun, kata-katanya itu terputus ditengah jalan, saat pemuda itu tiba-tiba saja merasakan rasa sakit yang tak tertahankan dibagian selangkangannya, yang membuatnya langsung terjatuh, dengan ekspresi penuh kesakitan bercampur kenikmatan diwajahnya.
"Tutup mulut busukmu itu, sampah." Saki mengatakan hal itu dengan nada yang sangat dingin, saat aura disekitar tubuhnya sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi semakin gelap. "Dan jika kamu berani mengungkit hal itu didepanku lagi; Tidak peduli apakah kamu ini adalah Pangeran Negeri ini, atau bahkan Raja masa depan dari Negeri ini, aku akan tetap menghabisimu saat itu juga. Ingat itu baik-baik."
Setelah mengatakan hal itu, gadis bermata Azure ini langsung kembali menjadi tenang, dan ia kemudian langsung berjalan pergi dari tempat itu, dimana setelah ia sampai dipersimpangan jalan, tiba-tiba saja dia mulai mendengar teriakan penuh kekhawatiran dari arah belakangnya.
Kemudian, Saki terus berjalan di lorong kastil tanpa mempedulikan sekitarnya. Bahkan, saat seorang siswa ataupun guru hendak memanggilnya, ia selalu mengabaikan mereka dan terus berjalan menuju kamar yang diberikan kepadanya oleh pihak Kerajaan.
Sesampainya di dalam kamar, gadis Aizawa ini langsung mengunci pintu kamarnya sendiri dan membaringkan dirinya diatas kasur, dimana setelah membaringkan dirinya di atas kasur, ia langsung mengambil salah satu boneka yang ada di kasur-nya itu dan berkata.
"Lagi pula, tidak peduli apa pun yang kamu lakukan. Sampah seperti mu itu tidak akan pernah bisa menggantikan Sou-ku yang sangat keren ini." Kata-katanya itu dipenuhi oleh erotisme yang tidak berusaha ia sembunyikan sama sekali, ketika senyum mesum tumbuh di wajahnya.
Saki kemudian mulai mengambil sebuah celana boxer dari bawah bantal miliknya, dan setelah itu ia langsung menciumnya, selagi tangannya yang lain mulai memainkan kemaluannya. "Sou-ku... Sou-ku... Sou-ku... Sou-ku!!" Untungnya, pada saat teriakan penuh erotisme miliknya menjadi semakin keras, penghalang sihir kedap suara yang ia pelajari kemarin sudah terpasang dengan sangat rapih di dalam kamarnya.
Jadi, tidak akan ada orang yang mendengar hal tersebut.
Selesai melakukan olahraga rutin-nya ini, Saki kemudian melihat tangan miliknya yang dipenuhi oleh cairan cinta miliknya, saat senyum mesum miliknya tumbuh menjadi semakin lebar. "Ahh~ Aku benar-benar berharap dapat memasukkan 'itu' mu di dalam diriku, Sou-ku~" Kata-kata yang dipenuhi oleh erotisme ini keluar dari mulut gadis berambut putih itu, ketika ia mulai menjilati tangannya sendiri.
Beberapa saat kemudian, Saki akhirnya tampak kembali ke wajah tenang miliknya, saat ia mulai memandang langit-langit kamar dengan penuh keseriusan, sebelum gadis ini berkata.
"Aku berjanji kepada mu, Sou-ku. Kalau suatu hari nanti, akan aku pastikan untuk menyelamatkan mu dari pelacur-pelacur menjijikkan itu." Dalam sepersekian detik, wajah tenang miliknya itu langsung berubah menjadi dipenuhi oleh amarah murni, pada saat ia mengatakan hal tersebut, sebelum dengan cepat berubah menjadi sangat lembut.
"Tentu saja, setelah itu kita akan pergi ke suatu tempat untuk memulai hidup damai penuh kebahagiaan, dimana bahkan jika kamu menolaknya sekalipun, aku akan tetap membawamu dan membuat mu mengerti seberapa besarnya cintaku ini, Sou-ku."
Setelah kata-kata itu, Saki langsung membuka layar status miliknya dan menatap ke bagian Unique Skill yang ia miliki, dimana setelah ia melihat Unique Skill tersebut, senyum yang ia miliki menjadi semakin lebar.
"Lagi pula, dengan Unique Skill [True Love] milik ku ini. Tidak peduli kamu bersembunyi dimana pun, aku masih akan tetap menemukan mu. Sebab, ini adalah Skill yang merupakan personafikasi dari cintaku kepadamu, Sou-ku."
Dan sekali lagi, masalah besar kedua mulai muncul dibelakang Souji tanpa ia sadari.
***
☆-----===-----===-----☆{Bab Info Karakter}☆-----===-----===-----☆
* – Karakter Yang Sudah Muncul.
^ – Karakter Yang Sudah Meninggal.
# – Karakter Yang Baru Di Sebutkan Nama Nya saja.
Laki-laki :
Fuoco Rosso.*
Bobisole.*
Pangeran Kerajaan Groxia.*
Perempuan :
-
☆-----===-----===-----☆{Bab Informasi Status}☆-----===-----===-----☆
[Status]
[Name : Iris Wollfrod]
[Job Class : Lightning Great Knight]
[Level : 892]
[Race : Hurd]
[Age : 23]
[Gender : Female]
[HP : 19.320 (4.830 Per Menit) (Hijau)]
[MP : 19.970 (4.993 Per Menit) (Biru)]
[SP : 19.330 (4.840 Per Menit) (Kuning)/ 19.330 (4.840 Per Menit) (Merah)]
[STR : 1.956]
[AGI : 2.987]
[INT : 1.997]
[VIT : 1.932]
[DEF : 1.936]
[DEX : 2.907]
[CHARM : 2.776]
[LUCK : 3.269]
[Ultimate Skill : - ]
[Unique Skill : Lightspeed, Tactician's Advice, War]
[Extra Skill : Body Reinforcement LV.43, Lightundher Manipulation, Lord's Haki, Magic Sense, Multilayer Barrier, Sage, Spatial Montion, Tought Communication]
[Skill : Earth Magic LV.11, Fire Magic LV.13, Martial Arts LV.15, Swordmanship LV.22, Water Magic LV.16, Wind Magic LV.32]
[Resistance : Physical Attack Resistance, Spiritual Attack Resistance, Magic Attack Resistance]
[Tittle : Leaders of the Order of the Royal Knights, The Queen of Tundher]
☆-----===-----===-----☆{Bab Informasi Skill & Title}☆-----===-----===-----☆
Unique Skill :
Lightspeed : ?????.
Tactician's Advice : ?????.
True Love : ?????.
War : ?????.
Extra Skill :
Lord's Haki : Skill berbasis aura yang menambah efek magis kedalam aura seseorang melalui sihir mentah, baik dari pengguna ataupun dari lingkungan, dengan aspek magis yang memungkinkannya berinteraksi dengan Makhluk Spiritual dan membahayakan mereka.
Magic Sense : Memungkinkan penggunanya untuk mengamati interaksi antara Magirules dan materi yang ada disekitar mereka untuk menciptakan citra mental lingkungan mereka. Memberikan visi 360 Derajat dan juga memberikan kemampuan untuk memahami dan mengungkapkan maksud kata-kata yang diucapkan, bahkan jika bahasa mitra percakapan tidak diketahui.
Multilayer Barrier : Beberapa barrier dengan masing-masing satu efek resistensi. Ini adalah lapisan tipis, tidak berwarna, tidak terlihat, yang menutupi seluruh tubuh. Itu adalah penghalang, yang terdiri dari beberapa lapisan tetapi masih sangat tipis sehingga Magic Sense hampir tidak bisa melihatnya. Itu juga tidak memerlukan banyak energi sihir untuk terus aktif – setelah dipanggil, itu tidak menghabisi energi sama sekali.
Sage : Meningkatkan proses berpikir dan refleks dari penggunanya sebesar dua kali lipat.
Spatial Montion : Memungkinkan penggunanya untuk berteleportasi secara instan, asalkan mereka mengetahui koordinat tempat dimana mereka ingin berteleportasi.
Lighthunder Manipulation : Skill yang memungkinkan penggunanya untuk memanipulasi petir dan pencahayaan.