Menunjukkan Kemampuan Untuk Pertama Kalinya (2)

Setelah keluarga Li jatuh, keluarga Zhao mungkin tidak akan berani muncul sementara waktu ini.

Gu Manxi akan memiliki waktu yang sangat damai, tidak ada orang yang akan mengganggunya.

Sudah larut malam, Gu Chu meringkuk di dalam selimut lembut. Mulutnya sedikit terbuka dan dia tidur nyenyak persis seperti semua anak kecil berusia lima tahun.

Hari-hari ke depan akan cukup tenang. Keluarga Zhao sudah tidak memiliki rencana buruk lagi terhadap Gu Manxi. Seorang wanita yang melahirkan anak di luar nikah hanya akan menyebabkan skandal jika dia berhubungan dengan keluarga Zhao.

Gu Manxi dibawah bujuk rayu Zhao Yan, berniat untuk tinggal di ibu kota untuk sementara waktu. Gu Manxi yang pintar dan memiliki kemampuan belajar yang cepat, telah berkembang dengan baik sebagai pegawai di perusahaan kecil milik Zhao Yan.

Sedangkan Gu Chu, kehidupan kecilnya cukup sulit.

Karena Zhao Yan secara pribadi mencari taman kanak-kanak yang sangat bagus di ibu kota.

Gu Chu yang berusia lima tahun, membawa tas sekolah merah muda kecil dengan enggan pergi ke taman kanak-kanak yang ramai ini untuk belajar. Taman kanak-kanak ini adalah taman kanak-kanak orang kaya yang terkenal. Di dalamnya banyak sekelompok anak yang sangat berisik.

Wajah Gu Chu terlihat tanpa ekspresi. Dia sangat ingin membolos.

"Ayo, Bu guru akan memilih seorang teman kecil yang paling imut untuk menjawab. Berapa 3+2?" Nama keluarga guru TK itu adalah Li, masih muda dan energik. Pada saat ini, dia tersenyum cerah, "Teman kecil yang menjawab dengan benar akan dapat bunga merah kecil.."

Selusin anak di kelas langsung berebut ingin menjawab.

Satu demi satu mengangkat tangan kecil mereka, berharap sang guru akan memilih mereka.

"Bu guru Li pilih kamu, kamu adalah yang paling imut~"

"Tapi 3+2 sangat sulit, aku hanya tahu 1+1"

"Aku mau bunga merah kecil..."

Bu guru Li memandangi malaikat-malaikat kecil yang imut ini sambil tersenyum, dan tiba-tiba dia melihat Gu Chu di baris terakhir. Dia adalah gadis kecil yang baru pindah, dia cantik dan sangat imut.

Hanya saja sikapnya agak aneh.

Sudah belajar di TK selama tiga hari, tidak suka bermain dengan anak-anak lainnya dan tidak suka berinteraksi dengan guru. Dia tidak memiliki ekspresi di wajahnya yang imut dan sepertinya tidak terbiasa dengan lingkungan taman kanak-kanak.

Bu Guru Li adalah orang yang antusias dan baik hati, bertekad untuk merawat Gu Chu yang cantik itu. Dia ingin Gu Chu merasakan kehangatan taman kanak-kanak dan berinteraksi dalam keluarga besar yang indah ini. Jadi, Bu Guru Li berinisiatif dan mengatakan, "Kalau begitu, mari kita minta Chuchu yang paling imut untuk menjawab pertanyaan ini. Berapa angka 3+2?"

Gu Chu memang memiliki wajah yang imut, tapi dia sebenarnya adalah orang dewasa!

"Ayo Chuchu, kamu pasti bisa melakukannya." Teman semeja Gu Chu adalah anak laki-laki gemuk berusia lima tahun, dia mengepalkan tinjunya untuk menyemangati Gu Chu.

"3+2 sama dengan 5." Gu Chu menjawab.

Bu Guru Li menunjukkan ekspresi berlebihan di wajahnya dan mengacungkan jempol, "Itu benar! Chuchu benar-benar pintar. Hadiah bunga merah kecil ini untuk Chuchu! Semuanya ayo beri tepuk tangan untuk Chuchu."

Ada tepuk tangan meriah di sekitar dan Gu Chu sesungguhnya sangat tidak ingin mengambil bunga kertas jelek ini.

Ini sangat kekanak-kanakan.

"Chuchu, kamu sangat luar biasa." Puji anak gemuk kecil itu.

Bu Guru Li memuji Gu Chu dengan keras dan kemudian bertanya, "Baiklah, sekarang bu guru harus menguji semua orang, berapa 9+9? Anak yang bisa menjawab dengan benar bisa mendapatkan dua bunga merah kecil~"

Sekarang, kepala anak-anak kecil di kelas penuh dengan tanda tanya.

"9+9… Sangat susah…"

"9 itu apa? Bisa dimakan?"

"Bodoh, 9 adalah angka setelah 8."

"Bu Guru, aku tidak tahu, huhuhu.. tapi aku mau bunga merah kecil itu."

Anak-anak kecil itu terus berkicau dan otak Gu Chu sakit mendengar kebisingan mereka. Untuk membungkam anak-anak itu, Gu Chu mengangkat tangannya.

Bu guru Li tampak terkejut, "Pertanyaan ini ingin dijawab oleh teman kita Chuchu. Chuchu apakah kamu bisa memberitahu Bu Guru jawabannya? Bukan masalah jika jawabannya salah."