Aku Adalah Anak Paling Pintar Di Taman Kanak-Kanak

"18." Gu Chu menjawab sambil masih tidak memiliki ekspresi di wajahnya.

Bu Guru Li terkejut, "Benar! Chuchu benar-benar pintar!"

Anak-anak di sekitarnya tercengang selama dua detik kemudian semua bersorak.

Bocah gemuk di meja yang sama dengan Gu Chu bahkan lebih terkejut, dia bertepuk tangan hingga seluruh tangannya memerah. Dia pikir Gu Chu benar-benar luar biasa! Anak terpintar di dunia!

Juga, dia terlihat sangat imut.

"Ya ampun, Gu Chu sangat pintar! Dia tahu 9+9 adalah 18!"

"Aku suka Chu Chu, aku ingin menjadi pacar Chuchu~~"

"Chuchu terlihat sangat cantik, aku ingin memberitahu ibuku untuk menikahkan aku dengannya di masa depan~"

"Chuchu, bisakah kamu membagi bunga merah kecilmu kepadaku?"

–-------------------------------------

Kenapa jadi lebih berisik? 

Gu Chu menggertakkan rahangnya, si*lan!

Saat pulang sekolah di sore hari, Zhao Yan datang ke taman kanak-kanak untuk membawa pulang Gu Chu.

"Chuchu ini anak yang sangat pintar, dia belajar penjumlahan dan pengurangan dengan sangat cepat. Tapi dia sedikit tidak mudah bergaul dan tidak suka berkomunikasi dengan teman-teman sekelasnya." Bu Guru Li tersipu ketika dia melihat Zhao Yan yang tampan, "Mungkin karena Chuchu baru saja pindah ke sini, dan tidak terbiasa dengan lingkungan di taman kanak-kanak. Tapi jangan khawatir, aku akan mencoba yang terbaik untuk membantunya."

Zhao Yan menggandeng tangan kecil Gu Chu dan mengangguk dengan lembut, "Terima kasih."

Bu Guru Li membalas, "Tidak, bukan masalah. Ini adalah tugas seorang guru." Bu Guru Li menundukkan kepalanya sedikit, dan matanya terlihat malu-malu. Rona merah di wajahnya telah menyebar ke lehernya, sangat merah.

Gu Chu mengikuti Zhao Yan dan melihat anak gemuk teman semejanya dari kejauhan di tempat parkir. Mata anak kecil gemuk itu bersinar, dia bergumam kepada ibunya, kemudian berlari ke arahnya seperti bola bakso putih, "Chuchu, kamu juga mau pulang?"

Gu Chu berkata dengan wajah dingin, "Ya."

Anak gemuk kecil itu terkekeh, dia memainkan kedua tangannya yang gemuk dan berkata dengan malu-malu, "Chuchu, ibuku membuat kue puding yang lezat. Aku akan membawakannya untukmu besok, oke?"

"Terima kasih." Kata Gu Chu. 

Wajah anak gemuk kecil itu memerah dan dengan cepat dia melarikan diri.

Zhao Yan melihat adegan ini dan berkata dengan bercanda, "Apa Chuchu kita ini punya pacar?"

Gu Chu memutar matanya diam-diam.

Zhao Yan pun mengantar Gu Chu pulang dengan mobilnya.

Di jalan, Zhao Yan melirik ke arah Gu Chu yang sedang bermain komputer di kursi belakang. Dia menggelengkan kepalanya sedikit dan berkata dengan nada tidak setuju, "Chuchu, jangan banyak-banyak bermain game komputer di dalam mobil. Tidak baik untuk matamu."

Tangan kecil Gu Chu mengklik keyboard tanpa mengangkat kepalanya, "Tidak mau~"

Suaranya yang sangat menggemaskan dan lembut seperti lelehan lilin yang telah dinyalakan.

Ini adalah hak istimewa seorang anak untuk bertindak manja.

Zhao Yan pun tidak berdaya, anak ini terlalu pandai bertingkah manja. Zhao Yan melanjutkan, "Chuchu, kamu harus banyak belajar di usiamu saat ini. Tidak ada kata akhir untuk belajar. Paman mengatakan ini, kuharap kamu akan mengerti."

Gu Chu menjawab, "Baik"

Zhao Yan lanjut bertanya, "Apa puncak tertinggi di dunia?"

Gu Chu menjawab dengan cepat, "Gunung Everest."

Zhao Yan melanjutkan, "Di mana puncak tertinggi kedua di dunia?"

Zhao Yan berpikir, tidak peduli seberapa pintar Chuchu, dia adalah anak berusia lima tahun. Dia hanya ingin memberitahu Chuchu kenyataannya, bahwa belajar tidak ada habisnya. Bahkan meski Chuchu adalah yang paling pintar di taman kanak-kanak, akani selalu ada orang yang lebih pintar darinya di dunia. Belajarlah dengan pikiran terbuka dan kurangi bermain di komputer.

Gu Chu tak ragu menjawab, "Gunung Qogir!"

Zhao Yan, "???"

Zhao Yan terdiam sesaat, "Di mana puncak ketiga?"

Gu Chu, "Gunung Gancheng Zhangjia"

Zhao Yan, "...keempat?"

Gu Chu, "Gunung Lhotse, yang tertinggi kelima adalah Gunung Makalu... Paman, apa yang ingin kamu katakan pada Chuchu?"

Gu Chu mengangkat kepalanya yang kecil, wajahnya menampakkan kebingungan tapi matanya bersinar penuh kelicikan.