Selama diperjalanan pulang Yuze terus mencuri-curi pandang kepada gadis disampingnya, jujur saja dia tidak pernah sedekat ini dengan perempuan. Tetapi itu bukan hal aneh yang perlu dikhawatirkan, dia hanya tidak percaya diri dan banyak juga wanita yang tidak mau berdekatan dengannya.
"Ada sesuatu di wajahku?" Tanya jia ketika mengetahui Yuze terus menatap kearah dirinya
"Tidak, maafkan aku"
"Tidak apa-apa aku hanya bertanya, hem bolehkah kita mengulang kembali perkenalan diantara kau dan aku?"
"Tentu saja, nama ku Wang Yuze" ucap Yuze mengulurkan lengannya kepada gadis itu
"Aku jia li"
Gadis itu sangat senang ketika tau nama lengkap dari pria dihadapannya ini, jia sangat yakin bahwa Yuze adalah pria baik-baik. Lihat saja sekarang dia duduk dengan jarak yang cukup jauh didalam mobil, ingin rasanya dia menyingkirkan rambut yang menutup dahi pria itu.
"Kenapa kau menatap ku seperti itu?"
"Eh, apa tidak boleh, kau saja tadi menatap ku" ucap jia menggoda Yuze
Mereka kembali menggunakan taksi, setelah sampai di depan mansion jia sangat terkejut ketika tiga orang wanita yang berdiri seperti menunggu kedatangan mereka.
Yuze mengisyaratkan untuk membawa jia kedalam, namun gadis itu tidak mengerti dan merasa waspada.
"Ada apa dengan mu?"
"Kenapa kau memberikan ku kepada mereka?"
"Mereka akan menuntun mu kedalam kamar dan bersihkan tubuh mu" ucap Yuze lalu meninggalkan mereka untuk pergi memasuki kamarnya.
Jika dipikir ulang, Apakah dia senekat itu membawa seorang gadis yang tidak dikenalnya masuk kedalam rumah. Yuze membuka hoodie yang dipakai nya dan duduk di sofa sambil memijat kening nya yang sedikit berdenyut.
Apa benar ini dirinya, dia seakan tidak mengenal dirinya sekarang. Tetapi mau bagaimanapun dia sudah terlanjur mengajak wanita itu masuk kedalam rumahnya, setidaknya dia akan mengulik beberapa cerita yang sedari tadi membuatnya penasaran.
Jam menunjukan pukul 23:00 malam, tidak mudah malam ini untuk menutup mata entahlah mulai sejak kapan dia menjadi sulit tertidur. Yuze menyukai malam menyukai keheningan dan cahaya rembulan yang menenangkan, ketika menatap ke bawah dia sangat terkejut melihat jia berada di sana dengan pakaian tidurnya.
"Ada apa dengan gadis itu malam-malam seperti ini!"
Tanpa menunggu lama, Yuze segera keluar dari kamar dan masuk kedalam lift agar segera tiba dilantai dasar. Yuze semakin mempercepat langkahnya ketika mendengar suara tembakan dari arah depan rumah.
Pikirannya sudah kacau, apakah gadis itu tertembak atau dia selamat karena orang-orang ku yang selalu siaga menjaga mansion ini. Namun semuanya salah, dia malah melihat jia yang sudah membuat pria dengan stelan serba hitam itu tersungkur dan diduduki oleh jia.
"Liu amankan orang itu"
"Baik tuan"
Yuze membantu jia berdiri dan memberikan kain yang sebelumnya dia bawa untuk menutup tubuh bagian atas yang terlihat jelas.
Liu menjelaskan bahwa orang ini pasti orang suruhan, liu membawa orang itu untuk diamankan sedangkan Yuze membawa jia kembali ke kamarnya.
"Ada yang terluka?" Tanya Yuze memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja
"Aku baik-baik saja, ku pikir di jaman mu tidak ada lagi orang jahat tetapi ternyata ada juga ya"
"Masuk dan istirahatlah, besok kau harus menjelaskan siapa dirimu yang sebenarnya"
Yuze pergi meninggalkan jia li, dia tersenyum melihat kepergian pria yang agak dingin itu, jujur saja sebenarnya dia sudah melihat keanehan disekitar pagar rumah ini.
Ketika dia sedang berdiam didepan balkon kamar matanya menatap sesuatu yang mencurigakan dan benar saja, ketika dia melompat dari atas balkon dan memastikan apa yang dilihatnya itu adalah seseorang dengan pakaian serba hitam.
Entah dia tidak mengerti kenapa orang itu harus memperhatikan rumah Yuze, tetapi yang jelas dari pakaiannya dari jaman dia di gaochun itu adalah pakaian pemberontak istana, apakah nyawa Yuze sedang tidak aman?.
Ketika dia melihat orang itu, dia melepaskan tembakan kearah jia namun untung saja, pergerakannya cepat untuk menghindar dan mampu mengunci pergerakan orang yang mencurigakan itu.
Karena tidak bisa tertidur jia keluar dari kamar dan pergi kelantai dasar, setidaknya dia kan mengambil air untuk sekedar membasahi tenggorokannya. Namun ternyata di dapur dia bertemu dengan orang yang bernama liu.
"Nona anda belum tidur, ini sudah malam"
"Aku haus dan ingin mengambil air" ucap jia lalu duduk tepat di samping kursi paman liu
Paman liu mengambilkan gelas dan menuangkan air dingin untuk jia, dia sangat takjub karena air yang ada didalam gelas begitu dingin seperti salju. Sungguh benda apa itu berbentuk kotak dan bisa mendinginkan air sedingin salju.
"Ini minumlah dan segera kembali untuk beristirahat.."
"Paman, apakah yuze sedang dalam bahaya?"
"Apa maksud anda?, sudah jangan terlalu dipikirkan anda bisa kembali dan beristirahat" ucap liu mempersilahkan jia untuk kembali kedalam kamarnya
Gadis itu lantas beranjak dari tempat duduknya, namun tak lupa untuk mengisi kembali gelas yang berada didalam genggamannya dengan air dingin tadi. Sungguh jia harus beberapa kali takjub dengan air dingin ditangannya ini.
"Aw, dingin" ucapnya ketika menempelkan gelas itu ke wajahnya
Sesampainya dikamar dan merebahkan diri di atas kasur, jia begitu senang karena kasur ini sangat nyaman dan empuk belum lagi selimut yang tebal dan hangat, membuatnya tidak tahan untuk menutup mata dan tertidur.
***
"Paman liu apa hasil investigasinya?"
"Orang itu tidak menjawab namun dia masih kita tahan, tuan hari ini anda wajib hadir dalam acara makan bersama di kediaman tuan Wang"
Makan bersama keluarga yang sangat tidak dia suka, hal buruk selalu terjadi kepadanya setelah acara itu berlangsung. Entahlah kali ini apa yang akan terjadi kepada dirinya, ini sangat menyebalkan.
Yuze segera turun keruang makan dan dia tidak melihat gadis bernama jia li itu dimeja makan pagi ini, yuze meminta tolong kepada bibi yan er untuk membangunkan gadis itu dan benar saja dia masih tertidur dengan pulas.
Namun pada akhirnya yuze menyuruh untuk tidak menganggu tidur gadis Itu sekarang, sepertinya gadis itu masih mengantuk karena semalam dia tertidur sangat larut. Pagi ini dia akan pergi menuju kediaman kakeknya, yuze memberikan perintah agar memberikan sarapan ketika gadis itu bangun.
Jam menunjukan pukul 09:00yuze selalu pergi kesebuah tempat yang membuatnya merasa tenang, yaitu sebuah tempat di dekat bukit dipinggiran kota.
Tempat itu menjadi tempat kesukaannya, karena semasa orangtuanya hidup dia selalu diajak keempat ini untuk sekedar beristirahat dan menghabiskan waktu bersama.
"Tuan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan"
"Kau tunggu saja di mobil paman, kau ingin ke sana sebentar saja"
"Baiklah"
Tempat yang sama dengan suasana yang berbeda, itulah Yang dirasakan dirinya saat ini. Walau sudah lama terjadi namun masih segar diingatan tentang kehangatan kedua orangtuanya.
Apakah dia bisa menjalankan keinginan kakeknya, apakah dia bisa menjalankan itu semua? Dia tau bahwa semua yang akan diambil olehnya memiliki konsekuensi masing-masing. Setidaknya hati dan pikirannya sedikit merasa tenang dan lega.
"Tuan 30 menit lagi kita harus berangkat ke kediaman tuan Wang" ucap liu yang sudah ada di belakang yuze
"Baiklah ayo kita ke sana"
"Apa anda sudah merasa baik-baik saja?"
"Iya, tentu saja"
"Ku dengar nyonya tian datang dengan anak gadisnya hari ini, mereka ikut diundang oleh tuan wang"
Entah apa yang akan direncanakan oleh kakeknya, sepertinya dia cukup mengenal keluarga Li tian mereka keluarga yang cukup berpengaruh. Sepertinya kakek akan mengerjakan sebuah projects lain.
"Nona anda sudah bangun, ini saya menaruh sarapan untuk anda"
Jia yang baru saja membuka matanya masih terdiam dan berusaha mengumpulkan nyawa yang masih terkumpul setengah. Ingatan yang terjadi selama ditempat aneh ini dengan cepat masuk kedalam ingatannya.
"Ah sial, aku masih di zaman ini ternyata"
"Dimana yuze?"
"Tuan muda sedang pergi ke perjamuan makan di rumah tuan Wang"
"Siapa tuan Wang?" Tanya jia sambil turun dari kasur dan duduk didepan meja yang menyajikan sarapan untuknya
"Itu adalah kakek dari tuan yuze."
Yan er membereskan tempat tidur yang sudah digunakan oleh jia li, sedangkan gadis itu masih menatap makanan dihadapannya, dia begitu penasaran sebenarnya makanya seperti apa yang berada di hadapannya sekarang.
Ada dua telur Yang digoreng dengan sempurna lalu ada dua entah apa ini tetapi baunya sangat enak, lalu ada sayur buah dan susu.
"Hem, bibi yan er apa ini namanya sangat enak di lidah"
"Itu adalah sosis, terbuat dari daging yang diharuskan"
"Aku, aku suka ini! ini sangat enak. Apakah yuze akan lama di rumah kakeknya?"
"Anda ingin menelponnya?"
"Apa itu menelfon?"
Yan er mengambil telfon yang tersedia dikamar ini, lalu memberitahukannya kepada jia bahwa dengan alat ini dia bisa mendengarkan suara yuze. Mendengar hal itu jia langsung mengambilnya dari tangan yan er.
"Yuze ini aku jia, 'yuze! yuze! Kenapa tidak berbicara"
"Sepertinya ini rusak, tidak ada suara yuze disini" polos jia menatap sambil memberikan telfon yang digenggamnya kepada yan er
Yan er tertawa melihat tingkah polos gadis dihadapannya ini, sedangkan jia terlihat bingung karena baru kali ini dia melihat bibi yan er tertawa begitu puas. Karena saat malam itu dia membawa ku kedalam kamar dan memberikan apa yang ku butuhkan, wajahnya sangat serius namun lembut seperti seorang ibu.
"Sebelum menelfon kita harus menekan tombol angka terlebih dahulu, seperti ini"
Yan er memperlihatkan cara untuk menekan beberapa nomor yang bisa membuatnya terhubung kepada yuze, tak menunggu waktu lama telfon itu mengeluarkan suara yuze.
"Ada apa ini? Halo?" ucap yuze di balik telfon
"Yuze, apa ini benar dirimu? Yuze apa kau didalam sana? Apa kau mengecil?"
"Apa yang kau maksud? Kau sudah bangun, jangan lupa habiskan sarapan mu aku akan segera kembali" jawab Yuze lalu telfon itu terputus
"Yuze, Yuze !!.."
"Suaranya hilang, apa dia baik-baik saja?"
"Tentu baik-baik saja, mungkin tuan sedang ada urusan jadi dia memutuskan panggilan, apa yang tuan katakan tadi?"
"Dia bilang aku harus menghabiskan sarapan ku dan dia kan segera kembali"
"Baiklah, sekarang habiskan sarapan anda lalu anda bisa membersihkan diri setelahnya"
Jia mengangguk mengerti, setidaknya dia sangat bersyukur bisa bertemu dengan Yuze. Dia dingin itu tidak seburuk apa yang di a pikirkan, dan dia sangat senang bisa bertemu dengannya di dunia yang sangat asing dan baru ini.
***
"Tuan, kita sudah sampai"
Yuze yang baru saja memutuskan panggilannya dengan jia langsung membenarkan jas, dan keluar dari mobil. Mansion yang cukup besar ini membuatnya tidak bisa nyaman, terlalu banyak hal buruk yang bisa terjadi.
Liu dan Yuze masuk kedalam mansion, di sana beberapa maid mengarahkan untuk ke tempat yang telah disiapkan. Di ruangan itu sudah ada kakek dan paman anming, Yuze membungkuk memberikan hormat lalu duduk berjauhan dari kakeknya.
"Yuze, duduk id dekat ku" ucap tuan wang
Sebenarnya dia sangat tidak enak untuk duduk bersebelahan dengan kakeknya, bagaimanapun juga paman anming dan anak-anaknya nanti tidak akan suka. Tak lama datanglah istri paman anming dan kedua orang puteranya.
Lalu disusul oleh kedatangan keluarga li tian, mereka mulai duduk dan kami akan memulai makan bersama. Tuan Wang membuka percakapan diantara mereka, li tian adalah keluarga yang memiliki sebuah agensi artis yang sangat terkenal, banyak sekali trainee dan artis yang sangat terkenal dan berpengaruh.
"Semakin maju agensi kami semakin banyak juga artis yang harus mendapatkan pengamanan" Ucap nyonya tian
"Aku sangat senang mendengar kemajuan mu tian"
"Terimakasih tuan Wang, dan aku tidak akan meragukan jasa perusahaan mu yang begitu profesional"
Tuan yang tersenyum lalu mengambil gelas dihadapannya, dia mengajak semuanya untuk bersulang. Dari percakapan yang terjadi dihadapannya, sepertinya Yuze mengerti bahwa akan ada kerja sama antara WM dan agensi keluarga li tian.
"Oh ya, perkenalkan ini cucu ku anak dari wang shou, kalian pasti belum bertemu dengannya kan, dia jarang sekali ke perusahaan"
"Ya ampun anak tuan shou, kau pasti bisa melakukan hal yang baik seperti orang tua mu"
"Bagaimana bisa dia mengelola perusahaan dia saja seperti itu" sindir hongli
"Cukup, lanjutkan makan kalian" ucap tuan Wang yang membuat hongli terdiam dan meremas tisu yang ada digenggamnya.
Setelah acara makan selesai tuan Wang mengajak nya untuk berbicara berdua saja, perasaan nya mulai tidak enak sepertinya kakeknya akan menanyakan jawaban atas apa yang di perintahkan kepadanya.
"Apa jawaban mu?"
"Kakek, jawaban ku aku tetap tidak bisa. Benar apa yang dikatakan hongli tadi dimeja,makan, aku yang seperti ini tidak akan bisa menerima semua ini"
"Sepertinya kau belum mengenali dirimu dengan baik, kembalilah dan temui aku jika kau sudah menemui jawaban yang kau inginkan, dan membuat ku bahagia mendengarnya"
Yuze memberi hormat kepada kakeknya, lalu keluar meninggalkan kakeknya sendiri di ruangan.
"Shou, dengan cara apa aku membuat anak itu mau menerima ini, sungguh aku berat memberikan perusahaan dibawah kuasa anming atau anak-anaknya" ucap tujuan Wang bergumam sendiri sambil memijat keningnya.
Yuze yang baru saja keluar dari ruangan tuan
Wang sibuk dengan ponselnya untuk menghubungi liu, dia ingin secepatnya keluar dari mansion yang sesak bagi dirinya. Namun belum juga keluar dia sudah ditarik paksa oleh haocun.
"Sialan untuk apa kau datang hari ini hah!" ucap hongli menarik paksa kerah baju yang dipakai Yuze
BUGH
Satu pukulan mengenai wajah dan pukulan lainnya dia dapatkan ditubuh nya, haocun hanya tertawa melihat Yuze yang tersungkur seperti biasa orang itu tidak pernah membalas apa yang sudah dilakukan olehnya.
"Lihat, orang lemah seperti dirimu ini mana pantas menjadi pimpinan perusahaan, kau hanya kan mempermalukan kau tau" haocun menendang tubuh Yuze dan pergi meninggalkannya,.
Lemah?
Ya itu benar, apa yang diucapkan haocun memanglah benar, lalu apa tujuan kakeknya tiba-tiba memintanya untuk meneruskan perusahaan.
Tak lama berselang terlihat liu yang terburu-buru menghampiri dirinya, sungguh dia sangat terlambat pasalnya dia ditugaskan hongli untuk mengambil beberapa berkas dan membantunya. Sepertinya itu hanyalah jebakan agar liu menjauh dari Yuze.
"Tuan mari kita ke rumah sakit"
"Tidak perlu bawa aku pulang saja"
"Baiklah"
Liu membopong tubuh Yuze memasuki mobil dan segera membawanya kembali pulang, jujur dia sangat ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Ini sudah kesekian kalinya terjadi, liu sangat ingin menolong Yuze dan mengajarkannya kembali bela diri namun
Yuze telah menolak semua bentuk kekerasan.