BETTER THEN

Jia li yang sedang asyik menelusuri setiap sudut rumah milik Yuze kerap kali terpesona melihat hal dan benda baru yang berada di rumah ini, dia juga sangat terkejut ketika melihat sebuah aquarium besar dan sangat indah.

Tidak ada yang seperti ini dirumahnya, dia hanya memiliki danau besar didalam taman istana. Jia teringat jika ada bajunya yang kotor didalam kamar, walau belum semua sudut rumah Yuze dia lihat tetapi dia tidak bisa seenaknya disini.

Bagaimana jika Yuze mengusirnya karena dia tidak berkelakuan baik atau terpuji disini?, gadis itu segera pergi menuju kamar yang sebelumnya ditempati dan hendak mengambil baju yang kotor.

"Bibi yan er.."

"Nona jia, ada yang perlu saya bantu?"

"Tidak, tetapi sedang apa bibi membawa baju kotor milik ku?"

"Saya akan mencuci agar bisa dipakai lagi"

"Bukan itu maksud ku, kemari aku akan membersihkannya sendiri"

"Eh, tidak perlu ini sudah menjadi tugas saya"

Jia hanya tersenyum dan mengambil baju yang dipegang oleh yan er, sedangkan orang tua itu malah terpukau kepada senyuman yang diperlihatkan oleh jia tadi.

"Senyuman mu seperti senyuman seorang bangsawan kerajaan"

"Aku kan memang seorang puteri kerajaan.." Ucap jia langsung pergi meninggalkan bibi yan er

Sekarang yang ada dalam pikirannya adalah, dimana dia bisa mencuci pakaian ini?, jia lantas berjalan menuju belakang rumah Yuze tetapi tetap tidak ditemukan tempat untuk mencuci. Dia lantas berjalan hingga setengah mengitari sisi rumah Yuze dan dia sangat senang ketika menemukan sebuah kolam yang memiliki ikan yang cukup banyak.

Setidaknya dia bisa membersihkan pakaian yang dikenakannya tanpa bantuan orang lain. Jia berdiri didekat baju yang paling besar diantara batu lainnya dia mulai berjongkok dan membahasi pakaian yang dipegangnya.

"Ternyata mencuci itu menyenangkan.." berbicara dengan dirinya sendiri

"Astaga nona!! Apa yang kau sedang lakukan, Ya ampun kolam milik tuan!" teriak yan er sambil berlari dari balik pintu, sedangkan jia yang melihat yan er berlari hanya menatap penuh kebingungan.

Bibi yan er yang melihat apa yang dilakukan jia terhadap kolam majikannya hanya mengelus dada. Dan menghirup banyak oksigen.

"Kemari kan bajunya, jika anda ingin mencuci tidak disini nona.." Ucap yan er sambil mengambil baju yang sedang dicuci oleh jia li

"Jangan ambil baju yang sedang aku cuci" Dia berusaha mengambil kembali pakaian yang dipegang oleh yan er dan terjadilah tarik menarik diantara kedua orang itu sampai sebuah suara bariton terdengar dari arah belakang.

Ternyata dari arah pintu sudah ada paman liu dan Yuze yang menatap kearah dirinya namun dengan luka di wajah yang cukup serius. Paman liu mendekat dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi, yan er menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan liu hanya menahan tawa mendengar ceritanya.

Sepertinya gadis yang dibawa oleh Yuze akan membuat yan er darah tinggi dan asam lambung nya naik jika terus seperti ini. Yuze datang dan langsung menarik lengan jia untuk mengikutinya.

"paman, aku ingin kolamnya seperti semula"

"Baik tuan" jawab paman liu yang segera membereskan kekacauan yang ada dihadapannya.

Yuze membawa jia kedalam kamarnya, gadis itu tetap saja berdiri diambang pintu kamar sedangkan Yuze mengambil kotak obat dan menaruhnya di atas meja.

"Kenapa kau tidak masuk? kau masih memiliki hutang pada ku" ucapan Yuze membuat jia terdiam dengan tatapan bingung dan mengingat kembali apa yang dia janjikan kepada pria itu

"Kenapa masih di sana, kau tidak ingin menjelaskan siapa dirimu? aku tidak bisa menampung mu selamanya di rumah ku"

"Apa aku boleh masuk?"

"Tentu saja, Apa yang kau pikirkan.."

Jia berjalan perlahan dan duduk dengan sangat sopan, dia pikir Yuze lupa tentang itu ternyata dia mengingatnya. Yuze membuka kotak obat dan berusaha membersihkan lukanya sendiri, karena kasian jia bergerak mendekat dan duduk tepat di samping Yuze untuk membantunya membersihkan luka.

"Hati-hati" ucap Yuze memperingatkan gadis itu saat akan membersihkan luka diwajahnya

"Aku paham, aku selalu melakukan ini kepada prajurit ku"

Jawaban jia membuat Yuze kembali terdiam, sungguh dia sangat ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. Dan benarkah bahwa istana dan keluarga gadis itu telah tiada apakah dia mengetahuinya?.

"Siapa namamu"

"Jia li, apa kau lupa? padahal kemarin kita berkenalan"

"B-bukan seperti itu aku hanya ingin memastikan"

"Apakah kaka mu bernama xu yier?"

"Benar, kau mengetahuinya? Sungguh kau sangat pintar Yuze"

"Jia, apakah kau boleh memanggil mu jia?"

"Tentu saja, sekarang diam dan tutup mata mu"

Yuze tidak protes dia dengan baik mengikuti apa yang diucapkan jia, ketika tangan jia menyibakkan rambut yang menutupi kening pria itu dan melepaskan kacamata jujur saja jia sangat terpukau menatap wajah Yuze.

Dia sangat taman tanpa kaca mata yang menghias mata lalu rambut yang menutup kening, dia pasti akan sangat populer pikir jia. Dia melanjutkan membersihkan luka dan mengoleskan obat.

"Jika aku boleh tau apa yang membuat mu seperti ini?" mendengar pertanyaan jia Yuze hanya bisa terdiam dan tertawa kecil

"ini bukan apa-apa, hanya saja selalu terjadi setiap makan bersama keluarga ku"

"Apa kau tidak membalas? Kenapa kau tidak membalasnya ?"

"Apa kau tidak bisa? Aku akan membantu mu" lanjut jia dengan penuh semangat, namun tidak dengan Yuze, wajahnya berubah menjadi kaku dan seperti orang kebingungan.

"Tidak, terimakasih telah mengobati ku kau bisa keluar, aku ingin beristirahat"

Jujur saja, jia bisa merasakan perubahan yang ada dari orang yang ada dihadapannya sekarang, karena ini keinginan Yuze jia mau tak mau langsung membereskan obat kedalam kotak lalu keluar dari kamar Yuze.

Disepanjang langkahnya sungguh jia terus memikirkan apa sebenarnya yang terjadi kepada pria itu, namun ketika menuruni tangga jia melihat kearah luar paman liu sedang melakukan gerakan yang sangat tidak asing bagi dirinya.

Karena penasaran jia berlari dan keluar rumah untuk memastikan apa yang sebenarnya yang sedang dilakukan oleh paman liu, ketika dia mendekat paman liu sedang memangkas sebelah kakinya dengan mata tertutup.

"Ada apa kau kemari" ucapnya membuat jia tersentak kaget

"Apa yang sedang anda lakukan?"

"ini adalah seni bela diri taichi, kau tau?"

"Tentu saja aku tau, olahraga ini sungguh cocok untuk mu yang mulai menua" jawab jia sambil tertawa dan membuat paman liu membuka mata dan memukul kepala gadis itu

"Yang kau tau tentu hanya itu kan, bela diri taichi tidak hanya berfokus untuk bertarung atau olahraga ringan seperti yang kau pikirkan. Ini juga bisa melatih pernafasan, batin dan kesabaran"

"Apa kau sedang merasa emosi belakangan ini?"

"Tentu saja pekerjaan ku semakin bertambah karena adanya dirimu di rumah ini yang tidak mengerti banyak hal"

Jia tertawa mendengar apa yang diucapkan oleh paman liu, dia sangat terbuka apapun yang diucapkan paman liu jia tidak merasa risih atau takut entah mengapa dia jadi teringat juru masak di istana yang begitu ketus namun baik kepadanya.

Paman liu menyuruh gadis itu melepaskan alas kaki yang digunakannya lalu mengikutinya dari belakang, banyak gerakan yang liu lihat sangat sempurna di lakukan oleh gadis itu. Dia juga merasa bahwa akan sangat baik jika jia diasah kemampuan dalam ilmu bela dirinya.

"Sungguh kita akan terus seperti ini? aku ingin bertarung" ucap jia menantang paman liu

Mendengar apa yang diucapkan gadis dibelakangnya ini membuat paman liu menarik senyum dan langsung menyerang kaki jia, namun gadis itu memiliki refleks yang baik dan malah memberikan serangan balik.

Beberapa menit mereka melakukan gerakan hingga membuat paman liu lelah dan duduk di atas rumput untuk beristirahat, jia pun melakukan hal yang sama, peluh yang membasahi wajah mereka belum kering dan datanglah yan er membawakan mereka minuman yang segar.

"Sangat segar, aku menyukai ini" ucap jia setelah menyeruput habis jus jeruk yang dibawakan yan er

"Apa ada yang mengganggu paman?" Tanya jia memastikan ketika ekspresi wajah paman liu berubah

"Tidak, hanya saja ku pikir kau pintar dalam menjaga dirimu''

Jia tertawa dan menjelaskan bahwa dia selalu diam-diam belajar tentang ilmu bela diri, dia hanya ingin bisa setidaknya menjaga dirinya sendiri. Mendengar penuturan gadis itu membuat liu kembali terdiam dan menatap kearah langit yang biru dan cerah.

"Kau tau, aku hanya ingin melihat tuan Yuze seperti semula"

"Apa maksud paman?"

"Aku sudah bekerja di kediaman tuan Wang saat orang tua Yuze masih hidup, dan saat itu tuan masih berumur 7 tahun, dia sama seperti anak pada umumnya dan berlatih bela diri namun setelah kejadian itu kejadian yang menimpa orangtuanya dia tidak ingin melihat kekerasan dalam bentuk apapun"

Apa sebenarnya yang terjadi saat itu? Itu yang ingin jia tanyakan kepada apaan liu, namun sayang saat akan menanyakan itu Yuze datang dari belakang dan memanggilnya.

Wajahnya tidak bengkak seperti saat pertama kali jia mengobati luka yang didapatkan Yuze, jia melemparkan senyuman dan melambaikan tangan kepada Yuze yang tiba-tiba masuk. Entah kenapa jia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, apakah Yuze terlibat hal buruk dengan keluarganya sendiri?.

***

"Kalian memukul bocah culun itu kemarin?" ucap hongli kepada dua putranya didalam ruangan kerja miliknya

"Kenapa ayah? kau tidak akan mempermasalahkan hal ini bukan? Kami sudah sering melakukan itu" ucap haocun sambil memainkan sebuah bolpoin yang dipegangnya

Anming yang tidak habis pikir terus memijat kening nya yang terasa sangat pusing, apapun yang dilakukan kedua anaknya selama ini memang tidak benar. Bukan karena dia kasihan kepada anak itu hanya saja dia memiliki pemikiran lain.

Mereka juga harus bersiap untuk kerja sama yang akan berlangsung dengan keluarga li tian, anming terus memutar otak untuk sebuah rencana besar kedepannya.

"Aku sangat tidak habis pikir, kenapa kakek bisa memilih pria culun itu untuk memegang perusahaan dan kenapa ayah sangat ingin perusahaan itu sedangkan ayah sudah diberikan kewenangan untuk perusahaan ini?"

"WM.corp memiliki kekuatan besar kalian pasti sudah mengetahui itu, sekarang teruslah bermain cantik dengan anak lemah itu"

Hongli dan haocun mengangguk paham atas apa yang diucapkan oleh ayah mereka, tepat setelah acara makan bersama keluarga li tian ayah dari anming yang tak lain adalah tuan Wang memberikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kepada nya.

Namun semua itu belum cukup, entah mengapa anming merasa sangat janggal setiap kali dirinya meminta kepada ayahnya untuk mengurus WM tidak pernah diberikan.

Kepergian kedua anaknya membuat anming kembali berpikir untuk membujuk ayahnya agar tidak memberikan kepemimpinan WM kepada Yuze, apa yang akan terjadi jika perusahaan itu berada dibawah kepemimpinan anak yang tidak pernah mengetahui bisnis itu.

Tanpa pikir panjang dia mengambil jas dan memakainya dengan benar, dia juga menugaskan kepada asistennya untuk mengosongkan waktunya dua jam ke depan karena akan menemui tuan Wang di perusahaan lain.

"zhao beritahu pada asisten ayah jika kita mengajak tuan Wang untuk makan siang bersama"

"Baik" ucap zhao orang yang selalu mengikuti anming

Tak butuh waktu lama mereka menunggu persetujuan ajakan mereka sebelumnya, tuan Wang menyetujuinya dan mereka akan bertemu di tempat makan yang biasa mereka datangi. Tempat makan yang klasik dan nyaman disukai oleh ayahnya, anming data terlebih dahulu karena dia sudah diperjalanan sedari tadi dan tak butuh waktu lama juga untuk menunggu kedatangan tuan Wang.

Tuan Wang datang dengan beberapa orang yang menjaganya, dia keluar dengan memegang tongkat yang akhir-akhir ini selalu digunakannya. Saat tuan Wang datang anming memberinya salam dan mempersilahkan ayahnya untuk duduk dan mulai menyantap makanan yang sudah disajikan.

"Ada apa kau mengajak ku makan siang, tidak biasanya ada yang kau inginkan dari ku?" Tanya tuan Wang langsung kepada anak keduanya itu

Anming tersentak dan terdiam sebentar mendengar ayahnya berbicara, karena dia bisa tau apa yang sebenarnya dia inginkan sekarang.

"Ayah, kenapa kau bisa berpikiran seperti itu. Hal yang wajar bukan aku mengajak mu makan siang"

"Makan siang ini memang wajar, tetapi kau yang mengajak ku itu sangat tidak biasa" jawab tuan Wang mengambil potongan kecil daging dan memakannya

"Aku harus mengakui kepekaan mu ayah, tetapi aku sangat kecewa kepada mu akhir-akhir ini"

"Apa maksud mu?" ucap tuan Wang menaruh sumpit dan menatap tidak suka kepada anming

"Beberapa tahun lalu setelah kepergian kakak aku meminta untuk menjalankan perusahaan Itu selalu kau tidak berikan, tetapi kenapa kau malah memberikan itu kepada Yuze"

"Jangan lupakan dia hanyalah anak yang tidak mau belajar dan pemalu dia selalu menyendiri, dan sangat tidak cocok memimpin sebuah WM" sambung anming dengan semangat

Mendengar penjelasan dari anak keduanya tuan Wang hanya tersenyum lalu berdiri dari tempat duduknya, tentu saja apa yang dilakukan ayahnya membuat anming terkejut.

Tuan Wang hanya tersenyum dan berkata bahwa dia akan bertanggung jawab atas Yuze dan pergi tanpa ucapan apapun lagi.

"sial!"