"Hahahaha, kau masih tetap sangat naif, Malik!"
Storm menenggelamkan bahunya pada sandaran sofa yang empuk. Sebenarnya pun dia sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh Malik.
"Mereka akan menyerang kita dan kau masih berpikiran untuk menghadapi mereka dengan baik?" Storm memincingkan matanya. "Jangan bercanda Malik. Mereka tidak akan mendengar apa yang kau katakan. Mereka semua bodoh, dan kau sudah tahu itu!"
Thunder begitu berkuasa. Untuk seseorang yang hidup sangat lama dengan Thunder, Storm sangat mengenal bagaimana pria itu, dan sangat mengetahui sikap anggota yang sering disebut sodara olehnya.
"Apa kau menunggu dilukai lebih dulu, baru kau akan melawan mereka, hah?!" Storm menaikkan sedikit suaranya. Kebodohan Malik memang tidak bisa dihadapi dengan kata-kata, mungkin jika Storm memukul kepala pria itu keras-keras, Malik pasti bisa tersadar.