"Saya meminta Anda untuk berhati-hati dengan kehamilan pertama ini, Tuan. Tapi bukan berarti Nona harus di rumah sepanjang hari," Anya tak tahu kalau Malik mengartikan nasihatnya dengan berbeda.
"Nona harus senang dan bahagia. Itu sangat baik untuk perkembangan kehamilannya," imbuh Anya.
Sementara itu, Anna melipat kedua tangan di dada. Ia menganggukan kepalanya, setuju dengan yang diucapkan oleh dokternya.
"Tapi Dok—"
"Tidak ada tapi-tapian, Tuan," Anya langsung menyela.
Tidak ada satu pun yang berani mengomel, mengomentari atau bahkan menyela ucapan Malik, hanya ada satu orang yang bisa melakukannya, yaitu dokter Anya.
Malik menghela napas, ia menatap Anna tajam. Sepertinya istrinya sangat senang karena dokter memihaknya.
"Saya akan memberikan Nona resep obat dan vitamin."
Setelah keluar dari ruangan dokter Anya, kini Anna berjalan seakan dirinya seorang pemenang yang berhasil memenangkan sebuah pertarungan.