"Maaf Nona, anda tidak boleh keluar." Ia menatap cemas.
"Ah, maaf, maksudnya Bela," Ia buru-buru meralat kalimatnya.
Namun Bela bukan anak kecil yang bisa dibodohi dengan mudah. Ada sesuatu yang telah ditutup-tutupi, ada kebohongan terencana.
"Katakan padaku, apa kau mengenalku atau tidak? Apa aku berasal dari desa ini atau...." Napas Bela terhenti, kepalanya mendadak pening. Ia melangkah mundur dengan wajah pucat pasi.
Selama ini ia memang merasa ada yang aneh, Bela tahu dirinya sudah memiliki suami, tetapi ia merasa suaminya bukan Green.
"Bela," Wanita itu meraih tangan Bela. Ia menatap prihatin, tetapi bagaimana bisa ia mengatakannya? Ia takut jika Green akan melukai keluarganya.
"Aku tidak bisa mengingat apa pun." Bela menangis, ia menyentuh kepalanya frustasi. Ia berusaha mengingat masa lalunya tetapi yang ada malah ingatan asing.
"Apa kau mengenalku?" Bela bertanya lagi.