JN_Ali

Hidup itu tak mudah, terlebih bagi gadis cantik Anna Laurent, yang memiliki tubuh bak gitar spanyol. Ia sering mendapat tawaran one-night stand, tetapi Anna bertahan dari godaan semacam itu. Ia hanya gadis biasa yang mengidamkan kisah cinta seperti orang normal.
Sampai suatu ketika, salah satu customer yang cukup gila, memiliki niat buruk padanya.
Customer itu mencegatnya, beruntungnya Anna ditolong oleh seorang pria tua.
Bak jatuh ketimpa tangga pula, pria tua itu meminta imbalan atas pertolongan yang diberikan, yaitu dengan pernikahan.
"Maaf, saya harus memberitahu ibu saya lebih dulu. Saya tidak bisa menjawabnya."
Alih-alih menolak pria itu, di hari di mana pria tua akan menjemputnya, ternyata ia menikah bukan dengan pria itu. Melainkan dengan sosok pria tampan yang disegani seluruh kota.
Malik Adam, bukan sekedar introvert biasa. Bukan sekedar jutawan biasa. Ia tumbuh sebagai anjing pemerintahan. Ia bertugas melindungi negara dari balik bayangan. Ia sempurna, tetapi ada satu kekurangan yang dimilikinya. Malik tidak mengenal cinta dan terlalu dingin.
Bagaimana kisah antara wanita cantik dengan pria dingin yang lebih memikirkan pekerjaan dari pada urusan hatinya itu?

Anna and The Beast

Pertarungan terjadi di antara Malik dan Brag. Tinju kanan Malik menyerang ganas, setelahnya disusul dengan tinju kirinya yang mematikan. 


Brag terpental beberapa meter, sudut bibirnya mengeluarkan darah. Malik memang kuat seperti yang dirumorkan oleh orang-orang. 


Lima menit pun berlalu, Malik menurunkan tangannya dan merapikan jasnya. Seperti yang telah dia katakan, ia hanya membutuhkan waktu lima menit untuk menyerang Brag. 


"Apa yang kau inginkan?" tanya Malik to the point. 


Membuat masalah di daerah utara, tentu Brag sudah tahu konsekuensi apa yang harus ia terima. 


"Ijinkan saya bergabung dengan kelompok anda, sampai saya membalas dendam pada Nadir," ucap Brag seraya menahan diri. 


Malik terdiam sejenak, apa dia salah dengar? 


"Keluarga saya telah dibantai oleh orang itu, saya tidak bisa hidup tenang, saya harus balas dendam!" ucapnya penuh emosi. 


"Apa kau bercanda, hah?!" Malik menatap datar. 


Kerjasama Mutualisme