Aku tidak melihat apa pun.
Mengandalkan kalimat itu, Malik berusaha melewati malamnya seperti biasa. Dengan tenang, aman dan damai, pria itu terlihat menikmati aktivitasnya sebelum tidur, yaitu menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum rampung.
Namun baru beberapa lembar membaca dokumen, pikiran Malik diambil alih oleh ingatan yang sangat ingin ia lupakan.
Buah dada itu begitu putih, dan sampai saat ini, ia masih mengingat jelas bagaimana dahulu saat ia memainkannya. Bergerak dan memegangnya, lalu bayangan Malik terhenti pada saat putranya mengulum dada istrinya.
Ck!
Malik berdecak, ia segera membuang pikirannya. Melempar dokumen karena percuma, ia tidak bisa konsen.
Plak-plak!
Malik menepuk pipinya keras, "Sadarlah Malik. Apa yang kau pikirkan? Kau bukan remaja lagi, kau sudah memiliki anak, dan kau masih bersikap seperti kucing yang dalam masa birahi?!"