Cinta Seorang Ibu

"Apa kalian tidak bisa diam hah?" Hans berteriak emosi. Tatapan matanya merah bak monster yang siap menerkam mangsa yang ada di depannya.

Rapat pun berakhir meski belum ada kesepakatan yang pasti.

Kini hanya tertinggal beberapa orang yang ada di ruang itu, orang yang memiliki kaitan dengan misi itu. Namun, lagi dan lagi, suasana hati Hans tengah diuji.

Hans hanya bisa menghela napas panjang, entah apa yang akan terjadi padanya setelah lima atau sepuluh tahun terlewati. Baru beberapa hari saja, otaknya seakan mau pecah.

"Apa yang kau lakukan di sini Park He? Bukankah sudah kubilang, hanya orang yang berkepentingan saja yang tinggal. Lalu apakah kau salah satu dari orang yang kumaksud tadi?" Hans menatap tajam pemuda yang sangat keras kepala dan menjengkelkan tersebut.

"Aku di sini untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja dengan rencana itu." Park He berkata dengan penuh percaya diri.

Stalin menatap Hans, "Biarkan dia ada di sini. Dia bisa belajar juga kan Hans?"