"Baiklah, kalau begitu, bagaimana kalau kita bertemu?" Pria di ujung telepon berkata dengan nada menantang.
Suara di balik telepon tentu sangat asing, tetapi satu hal yang diketahui oleh Green, suara itu memiliki logat asing. Dan satu-satunya yang ia pikirkan adalah Sekutu sang ayah.
"Oke!"
"Temui aku di danau Tepi Barat," Pria itu lalu memutus sambungan telepon.
Setelahnya Green masuk ke rumah sakit, ia masih tidak bisa menebak siapa yang menghubunginya tadi. Intinya pria itu datang untuk membunuhnya dan apakah pria itu memiliki hubungan yang dekat dengan ayahnya sampai-sampai pria itu menantangnya?
Entahlah, yang Green ingat, ayahnya tidak memiliki hubungan yang baik dengan siapa pun. Sikap yang ditunjukkan hanyalah topeng, tentu hanya orang bodoh yang akan percaya dengan sikap ayahnya itu.
"Dari mana saja kau?" Kai menatap tajam Green, tatapan seolah-olah Green telah berkhianat.
"Ada telepon penting," Green menarik napas, lalu berjalan melewati Kai dengan santai.