"Kau menepati janjimu, Malik."
Senyum di wajah Anna mengembang, bibirnya yang merah muda merekah lembut.
Malik mengangkat wajahnya, namun, enggan untuk bangun dari paha istrinya yang nyaman.
"Hmmm," deham Malik.
Walau kehidupan mereka tidak sepenuhnya seperti orang normal pada umumnya, Malik masih memiliki posisi di mana orang akan membenci dan menaruh dendam padanya.
Anna menatap dua keranjang bayi, kebahagiaannya lengkap. Ia mengusap wajah suaminya pelan, berharap hari-hari mereka akan dilalui dengan damai seperti hari ini dan seterusnya.
Klek.
"Tuan Malik!" Rayyan masuk tanpa mengetuk pintu. Napasnya naik turun, dan untuk beberapa detik, ia berusaha mengendalikan napasnya.
Ck!
Malik berdecak kesal, apakah hari ini adalah hari di mana tak ada sopan santun?
"Tuan Hans saat ini, dia ada di ruang kerja, beliau ingin membicarakan hal penting dengan Anda." Rayyan menjelaskan dengan napas yang beradu.
Malik bangkit, memijit pelipis yang mendadak pening.