Cinta yang Belum Selesai

Kora melipat tangan di dada, mimik wajahnya tertekuk. Harusnya dia sudah tahu, Storm penuh dengan rencana.

"Aku tidak bisa membiarkanmu tinggal di sana sendirian, Kora," ucap Storm.

Sepanjang jalan, pria itu terus mengoceh.

"Bagaimana kalau ada maling atau orang jahat yang menerobos masuk?"

"Kau berpikir terlalu jauh Storm," sahut Kora santai.

"Hal seperti itu tidak akan terjadi," imbuhnya.

Ck!

Storm berdecak, Kora sangat keras kepala, dan tentu ia sudah tahu itu.

"Aku baik-baik saja, dan aku lebih suka tinggal di rumahku sendiri," ucap Kora.

Kora lebih nyaman berada di rumahnya, daripada di rumah Storm.

"Baiklah, kalau begitu, aku juga akan tinggal di rumahmu," Storm membuat keputusan tanpa pikir panjang.

"Hah?" Kora menegakkan punggungnya, menatap heran Storm. "Tidak bisa!"

"Kenapa tidak bisa?" Storm bertanya dengan nada santai, seolah keputusannya hanyalah hal sepele.

"Intinya kau tidak bisa tinggal bersamaku, Storm." Kora kekeh.