"astaga nona Lisa kita bertemu lagi di sini", seorang wanita dewasa dengan jubah pendeta berwarna merah dan putih menghampiri meja Lisa dan Ridho.
"Pendeta Iris, selamat pagi", Lisa berkata dengan sopan.
"Lisa kamu bersama dengan siapa?", Pendeta wanita yang dipanggil Iris bertanya kepada Lisa sambil melihat Ridho dengan tatapan yang merendahkan.
Di belakang pendeta itu adapula pendeta wanita lain yang usianya sama dengan Lisa.
"Ini adalah Temanku, tuan Ridho", Lisa memperkenalkan Ridho kepada pendeta iris.
"Apakah kamu teman Lisa juga? Bergabunglah dengan kami semakin banyak semakin meriah", Ridho menawarkan tempat duduk yang masih luas kepada dua pendeta wanita.
"Apa duduk denganmu? Maaf pria sepertimu tidak setara denganku", pendeta Iris menolak ajakan Ridho dengan hinaan dan tatapan jijik.
Ada apa sih dengan wanita ini aku kan hanya bersikap ramah.....Ridho tertegun dengan sikap wanita itu, dia hanya bersikap ramah karena temannya temanku adalah temanku juga.
"Pendeta Iris kenapa kamu berkata seperti itu", Lisa terkejut dengan sikap Iris, selama ini pendeta Iris selalu bersikap ramah kepadanya jadi dia pikir pendeta Iris adalah wanita yang baik.
Pendeta wanita lain di belakangnya juga gelisah karena sifat pendeta Iris.
"Seorang pria tidak pernah setara dengan wanita, jadi maaf karena kepercayaanku seperti itu dan aku tidak boleh duduk setara dengan pria!", Pendeta Iris berkata ketus.
Setelah mendengar jawaban pendeta Iris, Ridho mengetahui dari agama mana pendeta itu berasal.
Dewi kewanitaan Asoka adalah dewi yang disembah oleh banyak wanita, pendetanya juga wanita, agama dewi ini menempati di sebuah kerajaan menengah di barat.
Kabarnya itu adalah kerajaan dengan budaya matriaki yang kental.
Ridho sendiri tidak mengetahui bahwa pendeta di depannya adalah penganut dewi kewanitaan, sebab pakaian pendeta yang dikenakannya adalah pakaian pendeta umum tanpa simbol agama tertentu.
"Pendeta Iris kamu...", Lisa marah terhadap perkataan pendeta Iris tapi sebelum dia berbicara pendeta Iris menyelanya.
"Lisa seharusnya kamu yang paling tahu laki laki adalah makhluk yang menjijikan.
Lihatlah kamu dikekang oleh laki laki, kota arte ini dikuasai oleh laki laki dan wanita seperti kita ditindas. Apakah kamu tidak tahu bahwa alasan kamu gagal menikah dengan ksatria itu karena ada laki laki yang berkuasa dan menindasmu", Pendeta Iris berkata dengan tegas dan sombong. Dari raut wajahnya dia terlihat kesal.
Lisa terdiam mendengar perkataan pendeta Iris, selama ini dia mengikuti kelas banyak agama di kuil dewa-dewi dan doktrin dewi kewanitaan sangat berpengaruh terhadapnya.
Terutama laki laki yang menindas peran wanita di publik dan membuat banyak wanita menderita serta hanya dijadikan sapi perah untuk menghasilkan anak membuatnya cukup iba.
Dan dia juga mulai berpikir bahwa ayahnya adalah laki laki yang berpikiran "stender" yang mana dalam dunia kita disebut patriaki.
"Kamu salah nona", kata kata Ridho membuat Pendeta Iris terkejut.
"Hmm apa yang kamu tahu", pendeta Iris menatap Ridho dengan merendahkan.
"Alasan nona Lisa tidak bisa menikah karena tekanan sosial di kelas atas bukan budaya stender(patriaki) yang hampir tidak ada sama sekali di kota arte", penjelasan Ridho membuat Lisa menatapnya dengan bingung.
"Apa maksudmu, masalah stender adalah masalah yang nyata!", Pendeta Iris membantah perkataan Ridho hingga mulutnya muncrat.
"Tidak tidak, kota Arte telah lama dibaptis oleh budaya dan doktrin agama yang berbeda sehingga masalah stender telah lama hilang di kota ini, banyak wanita di kota ini memiliki lebih dari 2 suami atau memiliki jabatan tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa masalah stender tidak valid di kota ini, alasan kenapa nona Lisa dikurung hak-haknya dalam memilih pasangan sebab dia adalah wanita dari kalangan atas, justru masalah ini tidak hanya terjadi bagi wanita tapi juga pria kalangan atas.
Jadi permasalahan nona Lisa bukanlah masalah gender dia wanita yang berada di kota dengan budaya stender yang kuat tetapi dia terlahir sebagai bangsawan yang menyebabkan dia tidak bisa menikah dengan orang yang dia sukai", Ridho memberikan penjelasan panjang lebar yang mencerahkan pandangan Lisa.
Sebenarnya dari tadi pendeta Iris ingin menyela omongan Ridho tetapi entah kenapa tenggorokannya seperti tercekat dan mulutnya seperti dijahit.
"Tetap saja hal itu tidak mengubah pria lebih rendah dari wanita", pendeta Iris tetap berpegang teguh terhadap argumennya.
Sebenarnya pemikiran pendeta Iris adalah pemikiran mayoritas pendeta di dalam ajaran dewi kewanitaan.
"Kamu salah lagi di situ, baik wanita dan pria adalah individu yang setara. Tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi, pemikiranmu tidak ada bedanya dengan stender yang coba kamu tentang selama ini, mengganti stender dengan stender lain tidak akan menyelesaikan masalah.", Ridho berharap pendeta wanitanya mengerti bahwa tidak ada wanita yang lebih rendah dan tinggi dari pria begitupun sebaliknya.
Tetapi walau dia dewa dia tidak bisa mengubah hati dan pemikiran orang lain, mungkin untuk tingkatannya tidak bisa tapi siapa tahu ketika dia lebih kuat dia bisa merubah hati orang lain.
"Hmp kamu mengatakan omong kosong, sudahlah aku tidak mood untuk makan di sini. Xu Fan ayo kita pergi", pendeta Iris pergi dengan langkah besar, tampak marah.
Pendeta Xu Fan menatap Ridho lalu menghampirinya, "tuan maafkan kelakukan guruku, dia masih memiliki pemikiran seperti para tetua. Sebenarnya aku juga setuju dengan apa yang tuan katakan, dan banyak juga pendeta dewi-ku yang memiliki pemikiran yang sama seperti tuan".
Setelah mengatakan itu Xu Fan pergi mengikuti pendeta Iris, Ridho menatap wanita bermata sipit itu.
"Tuan Ridho maafkan kata kata pendeta Iris, aku tidak menyangka dia ternyata memiliki pikiran seperti itu"
Lisa berkata dengan malu.
"Tidak apa apa"
Ridho menggoyangkan tangannya menunjukkan bahwa Lisa tidak usah terlalu memikirkannya.
Tapi karena kejadian itu keduanya tidak bisa menikmati makanan yang mereka makan, akhirnya mereka berpisah dan Lisa berkata dia akan mengunjungi kediaman Ridho kapan kapan.
Cahaya senja menyelimuti kota Arte, kepergian Lisa membuat Ridho termenung diam lalu dia pergi ke kediamannya dengan kereta kuda pribadinya.
**********
[Ding host mendapatkan paradoksia tier 1]
[Sistem 100.000 kali lipat diaktifkan]
[Karena energi misterius paradoksia tier 1 menjadi paradoksia tier legendaris]
Paradoksia di depannya tiba tiba membesar dan berubah dalam beberapa titik.
Tingginya menjadi 3 meter dengan mahkota di kepalanya, 3 pasang sayap juga tumbuh di punggungnya, cakarnya menjadi tajam, dan matanya menunjukkan adanya kebijaksanaan.
Tetapi setelah itu paradoksia tersebut mulai tertidur, tampaknya lelah setelah proses transformatif yang terjadi.
Ridho memasukkannya ke kerajaan Ilahinya, dia hanya memasukkan paradoksia dan membiarkan sisanya ada di kebun binatang yang dia buat.
Kebun itu telah ditanami hewan tumbuhan dan beberapa hewan magis lain yang dia beli.