Salah Paham

Seminggu berlalu ….

Keadaan Eliza masih belum stabil, dia masih terus menghabiskan malamnya dengan penuh tangisan. Menahan rindu pada anaknya. Endru setiap hari menyemangati Eliza seakan hanya angina lalu untuk Eliza. Tapi dia paham betul, posisi Eliza tidak mudah dan tidak salah jika dia masih sangat terpukul.

Berita kepergian anak Eliza juga sampai di telinga Eric melalui kabar dari grup alumni mereka.

"Inna lilahi wa'inna lilahi rojiun," guma Eric membaca kabar di grup salah satu aplikasi pesan di telepon selulernya.

"Kenapa Mas?" tanya Mutia.

"Itu anaknya Eliza meninggal."

"Hah? Masih kecil kan ya?"

"Iya umut 4 tahun …."

"Inna lilahi …. Terus Mas gak ke sana?"

"Sudah seminggu Mut."

"Loh, kok Mas baru tahu sekarang?"

"Iya, Mas baru baca pesan di grup. Mas pikir hanya kabar tidak penting, Mas biarkan saja menumpuk."

"Ya ampun Mas … ya sudah kita ke sana yuk."

"Hah? Ke sana?"