"selamat datang ke duniaku! Kamu sebagai sang pembaca akan menyaksikan semua mimpi dan fantasi yang aku ingin perlihatkan untukmu. Tanpa panjang lebar mari kita masuk ke adegan yang menyenangkan hahaha!"
Siapapun yang aku persembahkan dan siapapun yang aku biarkan adalah pilihanku, jangan berharap apapun dariku.
"Lihatlah salju yang begitu kuat ini! Banyak sekali orang orang yang hidup di tempat tanpa kehangatan ataupun tumbuhan, mereka melubangi es dan berlindung dari badai untuk bertahan hidup. Mari kita sambut seorang remaja yang hidup disini"
Rumah rumah yang sedang diterpa badai salju,dengan atap yang beku dan terkubur oleh begitu banyak salju berdiri kokoh dibawah badai. Seorang remaja sedang menunggu seseorang diluar sana.
Dirinya berayun ayun dikursi dekat api unggun, ibunya duduk disampingnya sambil menjahit baju. Sebuah aroma dari ayam datang menjenguk mereka tetapi mereka tidak menyiapkan piring diatas meja untuk ayam tersebut.
"Mereka adalah keluarga yang hidup di mimpi ini, setiap minggu mereka memasak satu ayam dengan di panggang diatas api unggun dan menyiapkannya di atas meja makan, hanya saja mereka selalu membiarkan ayam tersebut membusuk dan akhirnya membuang ayam tersebut keluar jendela"
Saat badai salju telah reda, sang remaja menggali tumpukan salju didepan pintunya, sang ibu pergi bertemu para warga dan mencari kayu. Rumah menjadi kosong tanpa siapapun.
"Setiap minggu badai salju akan menerpa desa ini, sang remaja akan menggali salju dan sang ibu mencari kayu, disaat sang remaja menggali salju dia akan selalu memandang rumah yang ada disebelahnya"
Ditempat tersebut hanya ada tumpukan salju, tidak ada rumah sama sekali. Bahkan reruntuhanpun tidak terlihat, hanya sebuah tumpukan salju yang menggunung setinggi 2 meter.
"Sang remaja Setiap hari memandang rumah itu menunggu untuk perempuan disana agar keluar dari rumahnya, kecantikannya membuat seluruh warga tersipu malu. Hanya remaja ini saja yang pernah berbicara dengannya"
Tanpa aba aba sang remaja menjatuhkan alatnya dan berjalan menuju tumpukan salju,setelah dia sampai diatas tumpukan tersebut akhirnya dia berhenti.
Tangannya lalu melambai bagaikan memegang pundak seseorang,akhirnya dia duduk dan berbincang dengan wajah yang tersenyum.
"Bukankah sangat menyenangkan melihat seorang pasangan bermesraan seperti mereka? Sungguh aku sangat senang melihatnya"
matahari mulai turun tertutup oleh gunung, hari semakin gelap dan sang remaja akhirnya mulai kembali ke rumahnya.
sang ibu pulang membawa sebongkah kayu untuk hari esok dan para warga mulai menyalakan lampu. Tak ada seorangpun diluar rumah mereka.
"inilah keseharian sang remaja, dirinya duduk berayun ayun diatas kursi pada pagi hari, membersihkan salju didepan rumahnya, dan pergi ke rumah wanita tersebut dan berbincang dengannya. Menurutku kehidupan seperti ini sudah sangatlah sempurna."
seperti sebuah lampu, dunia lalu mati terkubur kegelapan dan hanya diterangin bintang bintang, bahkan satu per satu bintang tersebut mati.
Malam berganti menjadi pagi, matahari mulai bersinar diatas dunia salju ini. Sang remaja duduk berayun ayun dikursinya, ibunya menjahit baju disebelahnya, api membara didepan mereka untuk menghangatkan mereka.
Api tersebut melindungi mereka dari dinginnya salju diluar sana, kehidupan tenang ini terus berlalu dan berulang-ulang.
Tetapi ada satu hari yang berbeda, satu hari yang selalu berlalu dalam satu tahun. diluar jendela terlihat tumpukan ayam busuk yang telah menjadi es, seluruh ayam tersebut mulai bergerak meronta ronta membuat es retak sedikit demi sedikit.
"Jangan khawatirkan anak anak tersebut, mereka baru akan lahir"
Mungkin saja apa yang dimaksud sang pemimpi adalah ayam ayam tersebut.
Setelah es yang ada diatas ayam retak tidak ada gerakan lagi dari ayam ayam tersebut, tetapi seluruh warga mulai terbangun dan keluar dari rumah mereka, bergerak mendekati ayam ayam tersebut.
Dari tumpukan salju yang sang pemimpi bicarakan sebagai rumah seorang gadis, terlihat sebuah siluet hitam. Siluet tersebut berdiri diatas sana melihat ke arah ayam ayam.
Bagaikan seorang anak yang bertemu sang ibu ayam ayam busuk mulai meronta ronta dan sedikit demi sedikit lubang mulai muncul diatas permukaan ayam.
Ratusan belatung meledak dari ayam ayam tersebut, kepala belatung ini terlihat bagaikan wajah manusia yang bahagia, tetapi seluruh belatung tersebut mulai bergerak menuju para warga terdekat mereka.
Para warga desa ini lalu berteriak kencang, bahkan sang remaja pun berteriak gembira bagaikan bertemu ayahnya yang telah lama meninggal.
Sedikit demi sedikit badan para warga desa mulai digerogoti oleh belatung, setiap dagingnya dirobek dan setiap darahnya di minum oleh para belatung. hingga yang tersisa hanyalah tengkorak para warga desa.
"Bukankah perempuan itu begitu hebat untuk bisa memberi makan anak anaknya?"
Tanpa perlu panjang para belatung mulai meronta ronta seperti ayam yang meronta ronta, satu persatu mulai meledak melemparkan cairan berwarna putih bagaikan salju, dengan beberapa tetap masih hidup.
Tubuh belatung mulai sedikit demi sedikit berubah, dengan mereka menumbuhkan tangan lalu kaki. siluet hitam mulai mendekati para belatung yang baru memiliki tangan dan kaki.
"anakku, ibu ada disini anakku"