Beberapa ratus tahun yang lalu di sebuah kota tambang bernama Lernov terdapat salah satu perusahaan tambang dan energi terbesar di sana yang menambang sampai ke inti bumi, perusahaan itu bernama Viroc Energy.
Suatu hari ketika para pekerja dari Viroc Energi melakukan penggalian menggunakan mesin bor raksasa yang berbentuk seperti mobil dengan alat bor di ujungnya, tiba-tiba dari tempat penggalian mereka muncul suatu sinar yang sangat terang dari sebuah lubang kecil.
Mereka kemudian turun dari mesin mereka, lalu memperbesar lubang itu menggunakan tangan mereka.
Sedikit demi sedikit lubang itu membesar kemudian salah satu dari mereka mengintip dari lubang itu.
Lalu pekerja itu sangat terpesona dengan yang di lihatnya.
Terdapat sebuah pohon raksasa yang di bawahnya terdapat banyak kristal berwarna hijau.
Lalu pekerja itu meminta temannya untuk membuat jalan masuk ke arah pohon itu.
Tanpa menunggu lama temannya bergegas membuat jalan masuk menggunakan alat bor tadi.
Sedikit demi sedikit jalan masuk mulai terbuka, sampai akhirnya mobil raksasa itu berhasil masuk.
Mereka semua kemudian masuk ke dalam sana dan hanya terdiam tanpa kata ketika melihat betapa indahnya pohon raksasa itu.
Salah satu dari mereka kemudian berlari ke arah pohon itu kemudian mengambil kristal yang berada di bawahnya.
Tiba-tiba di badan pria dikelilingi suatu energi berwarna hijau, dan dia merasakan sesuatu yang muncul di dalam dirinya.
Dia kemudian ingin mencoba sesuatu, lalu menutup matanya.
Tiba-tiba di telapak tangannya muncul kobaran api, namun anehnya tangannya tidak terbakar, pekerja yang lain pun sangat terkejut melihatnya.
Tidak memerlukan waktu lama, penemuan luar biasa itu segera tersebar ke seluruh dunia dan banyak hal-hal yang tersembunyi dari dunia ini, satu demi satu mulai bermunculan semenjak penemuan pohon itu.
Para manusia menjadi lebih kuat bahkan sangat kuat dari sebelumnya.
Ada beberapa yang mengalami peningkatan fisik secara dahsyat, bahkan ada di antara para manusia muncul di dalam diri mereka sebuah energi yang di sebut mana untuk menggunakan sihir.
Ya, benar sihir.
Legenda ribuan tahun mengenai sihir dan spellnya ternyata benar.
Namun di balik itu semua terdapat sisi buruk yang membuat umat manusia hampir musnah.
Bangkitnya mana membuat banyak monumen kuno di seluruh dunia tiba-tiba bekerja.
Di antara monumen itu ternyata sebuah pintu untuk pergi ke dunia lain, dunia yang sangat berbahaya dimana mahluk legenda hidup.
Tidak terhitung banyaknya monster dan mahluk kejam lainnya berada di sana.
Setelah melewati beratus-ratus tahun peperangan manusia hampir mendekati kemusnahaan.
Namun berkat pertolongan para peri yang mengajarkan penggunaan mana dan dwarf yang membantu kaum manusia untuk membuat banyak benda luar biasa, para manusia berhasil bertahan di masa kegelapan itu.
Namun tidak ada yang mengetahui kalau masa kegelapan itu hanyalah awal dari bahaya yang akan terjadi.
Ada seseorang yang sangat kuat dan jahat ingin menguasai seluruh dunia.
"Masa Sekarang"
Terlihat ratusan anak berumur 13-15 tahun sedang berdiri dalam barisan di depan sebuah pintu gerbang.
Di atas pintu gerbang itu terdapat tulisan, "Akademi Sihir kerajaan Draíocht", lalu depan pintu gerbang itu terdapat beberapa orang yang sedang mencatat nama-nama anak yang mengantri di sana.
"Nama?"tanya petugas yang memakai baju armor lengkap.
"Levi."
"Umur?"
"13 tahun."
"Ini no tesmu datang besok pagi kesini pukul 8.00 pagi.
"Baik." Ucap Levi sambil melihat no tesnya di urutan ke-87.
Anak muda berambut lurus pirang berkulit putih itu kemudian berlari pergi dari sana, kemudian dia kembali kerumahnya dengan senyum di wajahnya.
"Di Sebuah Rumah Kayu"
Levi yang seakan tidak merasakan lelah tanpa terasa sudah tiba di rumahnya.
Rumah kayu yang berada di pinggiran kota itu terlihat sangat tua, bahkan atapnya ada yang berlubang tanpa perbaikan sedikitpun.
Levi kemudian masuk ke dalam rumahnya.
"Ibu, akhirnya aku bisa mengikuti tes masuk akademi sihir."
"Benarkah sayang." ucap ibu Levi.
"Benar Ibu, doakan Levi lolos seleksi ya bu.
"Iya." ucap ibunya sambil memeluk Levi.
Ibu Levi seorang wanita yang cantik, dia memiliki rambut pirang lurus, bahkan dia mewarisi matanya yang biru ke anaknya tersebut.
Namun karena hidup dalam kemiskinan, kecantikan ibunya itu seakan memudar.
Kulitnya tampak keriput sebelum umurnya, bahkan hampir tidak ada daging di balik kulit di badannya itu.
Namun berbeda dengan Levi, meski hidup dalam kemiskinan badannya tidak nampak kekurangan makanan.
"Levi, sebagai ucapan selamat kamu akhirnya bisa ikut tes, ibu akan memasak makanan kesukaan kamu.
"Benarkah ibu?" tanya Levi bahagia.
"Benar nak, kamu ke kamar dulu nanti kalau sudah masak ibu panggil.
"Baik bu." ucap levi sambil pergi ke kamar.
Setelah Levi berada di dalam kamar, ibunya kemudian pergi keluar untuk membeli bahan makanan kesukaan Levi.
Namun tanpa ibunya ketahui, anaknya yang sudah tumbuh besar itu mengikuti ibunya dari belakang.
"Di Sebuah Pasar"
"Nyonya aku benar-benar minta tolong, kali ini saja aku mohon." Pinta ibu Levi.
"Hutangmu saja belum kau bayar, sekarang kau ingn berhutang lagi!! Pergi sana kau!!" ucap ibu itu sembari mendorong Ibu Levi.
"brakkk" Ibu Levi terjatuh ke tanah.
Bajunya terkena kotoran lumpur, namun dia segera berdiri kemudian bersujud di hadapan ibu itu
"Nyonya aku mohon, anakku besok akan tes, aku ingin memasak makanan kesukaannya.
Setelah mendesak dengan sangat, ibu itu lalu memberikan apa yang Ibu Levi butuhkan.
"Ingat ini terakhir kali kau berhutang di sini, dan harga daging ini kau harus bayar dua kali lipat!!"
"Terima kasih banyak nyonya." Ucap Ibu Levi sembari mengeluarkan air mata, lalu kembali kerumahnya.
"Di Suatu Gang di Pasar Itu"
Levi berdiri dengan air mata membasahi wajahnya, dia menggigit bibirnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
"arrgghh" teriak Levi dalam hati sambil memukul dinding di sampingnya.
"A.., a.., aku harus diterima di Akademi."
"A.., a.., agar ibuku tidak direndahkan lagi."
"A.., a.., agar aku bisa menghasilkan uang yang banyak." ucap Levi sambil menangis tersedu-sedu.
Levi kemudian kembali kerumahnya, karena takut ibunya khawatir ketika melihat dia tidak ada di kamar.
"Di Rumah Levi"
"Ibu aku pulang."
"Dari mana saja kau Levi, kenapa kau pergi dari rumah tanpa memberi tahu ibu."
"heee, maaf bu, aku tadi latihan lari sebentar.
Mereka berdua lalu masuk ke dalam rumah.
Levi lalu menunggu makanan yang di masak ibunya di meja makan, tidak berapa lama ibunya datang membawa makanan kesukaan Levi.
"Ini dia makanan kesukaan anak ibu."
Sebuah sup daging sapi dengan bermacam sayuran berada di hadapan Levi.
"Ayo di makan." ucap ibu Levi.
"Ibu juga makan."
"Ibu sudah kenyang Levi, kamu saja yang makan."
Namun untuk kali ini Levi memaksa ibunya untuk ikut makan dengan menyuapkan makanan itu terlebih dahulu ke ibunya.
Ketika Levi menyuapkan makanan itu ke ibunya, tanpa di sadari air mata mengalir di wajah ibunya.
Sudah sangat lama dia tidak makan makanan enak.
"Ibu, Levi janji suatu saat nanti kita akan makan makanan seperti ini tiap hari
Mendengar anaknya berkata seperti itu, dia lalu memeluk anaknya sangat erat.
"Levi janji ibu, Levi janji." ucap Levi sambil berlinang air mata.
Setelah suasana hati mereka agak tenang, senyum mulai terukir di wajah mereka berdua.
"Levi kamu harus tidur lebih cepat hari ini, jangan sampai kamu kesiangan.
"Baik bu." ucap Levi yang di cium oleh ibunya di kening.
Lalu masuklah Levi ke kamar untuk beristirahat sedangkan ibunya membereskan meja makan.