Guci Arak Pecah Tiga Kali

Setelah lebih dekat, Zhang Yi akhirnya bisa juga melihat rumah itu dengan jelas. Jumlahnya ada sepuluh rumah. Semuanya juga terbuat dari kayu.

Atap rumah sudah tertutup oleh salju putih yang sangat dingin menusuk tulang. Keadaan di sana sangat sepi. Semua pintu tertutup rapat.

Apakah di sana tidak ada manusianya? Kalau begitu, lalu dari mana jejak kaki tersebut?

Rasa penataan Zhang Yi semakin menjadi. Ia mencoba mengetuk pintu salah satu rumah tersebut. Namun beberapa kali mencoba, tetapi tidak ada jawaban.

"Permisi, apakah di sini ada orang? Kalau ada, bolehkah aku numpang minum sebentar? Di luar sangat dingin," ujarnya cukup kencang.

Masih tidak ada jawaban. Tapi Zhang Yi ingin menunggunya.

Untunglah usaha itu tidak sia-sia. Beberapa saat kemudian, terdengar pintu telah dibuka orang. Dari dalam mendadak muncul wanita setengah tua dengan mengenakan mantel tebal yang terbuat dari kulit domba.