Sebatang Anak Panah

Dua orang pengurus kuda itu saling pandang satu sama lain. Tatapan mata mereka menampilkan kebingungan tersendiri. Keningnya berkerut. Kemudian pengurus kuda yang muda itu mengangkat kedua pundaknya.

"Maaf, Tuan Muda, tapi di sini hanya ada dua orang pengurus kuda. Yaitu aku dan rekanku ini. Tidak ada yang lain. Lagi pula, sejak tadi tidak ada orang yang menitipkan kuda seperti kuda milik Tuan Muda itu,"

Zhang Yi langsung panik. Keringat dingin tiba-tiba merembes membasahi punggungnya. Ia benar-benar terkejut dengan pernyataan kedua orang tersebut.

"Apakah kalian serius?" tanyanya sambil menatap tajam kepada mereka.

Selapis hawa pembunuhan sudah ia lepaskan. Membuat dua orang pengurus kuda itu merasa tertekan karenanya.

"Kami, kami serius. Kami tidak berbohong, Tuan Muda," jawab pengurus kuda yang paling muda.

Tampaknya ia langsung ketakutan. Untuk bicara pun terasa susah. Seluruh tubuhnya bergetar cukup keras.