Bab 19

"Ahh... Ahh... Itu terasa sangat luar biasa! Tuhan, mungkin aku akan ketagihan dengan hal ini." Jill berkata dengan nafas berat, kakinya masih gemetar akan kesenangan yang dia rasakan.

Bintik-bintik cairan yang terciprat telah tercetak di atas kasur yang mereka berdua gunakan.

"Kau tahu, aku bisa membuatmu merasa lebih... Jauh lebih baik." Eddie berkata sambil mengecup pipi lembut milik Jill.

"B-benarkah?" Jill bertanya santai, entah kenapa dia merasa sangat rileks sekarang. Dalam hati dia menginginkan perasaan ini sekali lagi, dia ingin lebih!

"Tentu saja." Tanpa banyak basa-basi, Eddie meremas payudara Jill dengan kuat selama beberapa kali. Setelah itu tangannya turun ke arah perut terlatih milik Jill.

Merasakan perlakuan Eddie, Jill segera menarik nafas dalam-dalam, dia merasakan rasa merinding di sekujur tubuhnya, tapi bukan merinding karena ketakutan, melainkan karena rasa senang!

'Aku tak bisa terus diam, selama ini dialah yang memanjakan aku, jadi sekarang aku akan mencoba memanjakannya.' Jill mulai mengambil keputusan, jika dia tak segera melakukan hal yang dia pikirkan saat ini, dia takut akan menyesalinya nanti.

"Umm... Eddie. Bukankah benda ini perlu dirawat secara khusus? Saya pernah membaca di sebuah buku bahwa jika 'benda' ini tak segera dirawat, maka akan berakibat buruk bagi kesehatan pria."

Eddie terkejut setelah mendengar pernyataan canggung milik Jill. Tapi dia pulih dengan cepat, dia tersenyum dan bertanya: "Dirawat secara khusus? Maksudmu *couh* penisku?" Kata Eddie sambil menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuk.

Wanita cantik itu segera memandang ke arah selangkangan Eddie, dia melihat 'benda' yang tersembunyi di balik celana tersebut dan segera tersentak. 'Sangat besar...' Jill menarik nafas dalam-dalam, setelah itu dia memberanikan diri, dia berkata: "Benar... Aku tak bisa selalu menerima, kan? Seditaknya aku ingin memuaskanmu juga." Jill berbisik dengan wajah malu-malu.

Eddie tak begitu yakin bagaimana Jill akan 'merawat' bendanya, tapi sebagai pria yang tak ingin melewatkan kesempatan bagus. Tentunya dia tak akan menolak, *cough* mungkin dia tahu sedikit apa yang akan dilakukan oleh Jill.

Eddie berdiri di depan gadis yang sekarang ini sedang berlutut. Perlahan dia melonggarkan sabuk serta melepas jelananya.

*Pop!*

Naga milik Eddie langsung terpental tepat di depan wajah Jill, Jill yang melihat betapa besar penis milik Eddie langsung terlihat shok. Dia tertegun dan tak bisa mempercayai matanya!

Di sudut pandangnya, dia melihat penis itu lebih panjang dari jarak dagu sampai kepala atasnya.

Sedikit ragu-ragu, Jill segera meraih adik kecil Eddie dengan telapak tangannya, setelah itu memasukkan kedalam mulut berairnya secara perlahan.

Jill menelan benjolan itu di dalam tenggorokannya, matanya mendongak ke arah pria tampan yang berdiri menjulang di depannya. Gadis itu membayangkan hubungan seks yang akan dia lakukan dengan raksasa ini, pikiran takut sekelebat terlintas di kepalanya.

'Bagaimana benda ini akan muat dalam diriku?' Gumam Jill sambil menelan ludahnya.

Di sisi lain, Eddie terlihat tanpak menikmati layanan oral dari Jill, gadis cantik yang sepenuhnya telanjang menunjukkan sosok feminim yang sangat menggoda.

Eddie sangat ingin memegang kepala Jill dan segera memasukkan naganya kedalam tenggorokan Jill dengan kasar, tapi dia masih menahan diri, bagaimanapun ini adalah pertama kalinya Jill. Dia tak ingin pengalaman pertama ini diingat sebagai pengalaman seks yang buruk, tentunya dia ingin membuat Jill bahagia!

Mengumpulkan semua keberaniannya, Jill mulai melingkari batang penis tersebut dengan telapak tangannya, setelah itu mendorongnya kedepan dan belakang dengan irama yang pas.

Telapak tangannya yang kecil terus berpegang di batang penis yang ketebalannya masih dipertanyakan.

Eddie mulai mengerang pelan, nafasnya mulai berubah berat, tangannya meraih kepala Jill. Setelah itu dia mengelus rambutnya beberapa kali dengan lembut.

Jill tersenyum manis, setelah itu dia lebih aktif menggerakkan tangannya bolak-balik ke depan dan kebelakang. Dia bukan gadis yang tak berpengetahuan, toh dia pernah membaca beberapa informasi tentang hal ini di sebuah buku, jadi bisa dibilang dia lumayan tahu bagaimana cara untuk membuat pria senang.

Jadi setelah satu menit penuh, dia secara aktif membelai batang penis pacarnya dengan kedua tangan tanpa banyak masalah. Dan nampaknya Eddie sangat menyukai apa yang dia lakukan...

Meskipun saat ini Jill tak menerima kesenangan fisik seperti yang Eddie rasakan. Akan tetapi secara mental dia benar-benar puas dan suka akan tanggapan yang diberikan oleh Eddie, melihatnya merasa senang membuat Jill merasa bangga.

Jill dengan senang hati mencurahkan jiwa dan raganya untuk lebih meningkatkan kesenangan yang dirasakan oleh Eddie.

Detik berlalu, keterampilan Jill dalam handjob telah naik level! Bahkan dia telah melangkah lebih jauh, sekarang tangan kanannya mulai bermain dengan telur besar berisi benih yang akan dia 'terima' hari ini.

Beberapa menit berlalu dengan cepat, Eddie yang merasakan euforia seksual mulai tak tahan, tanpa memperingati Jill, dia mulai muncrat tepat di wajahnya. Mengenai pipi serta mulutnya yang saat ini lengket dengan sperma miliknya.

Jill yang semula sedang asik dengan apa yang dia lakukan segera terkejut saat kejadian ini tiba-tiba terjadi. Moncong penis milik Eddie masih menembakkan benih panas ke wajahnya, Jill tak berhenti mengelus batang naga milik Eddie, seakan-akan dia ingin memerah semua cairan yang ada di dalamnya.

Jill menerima setiap tembakan itu dengan senang hati tepat di wajahnya yang manis.

Setengah menit pun berlalu, tembakan keras dari Eddie berakhir, dan gadis itu mendapati bahwa dirinya telah basah kuyup oleh cairan tersebut. Dari wajah, tangan, bahkan payudaranya tak luput dari tembakan mematikan! Tanpa sadar Jill mulai menjulurkan lidahnya, mencoba meraih tetesan kecil dari sperma milik pacarnya.

Rasanya... Cukup aneh, tapi dia cukup terkejut saat mendapati dirinya sedikit menyukai rasa tersebut.

Tapi dia tak berani menunjukkannya di hadapan Eddie...

"Ya tuhan, Jill, kamu sangat luar biasa dalam hal ini..." Eddie menghela nafas lega, kenikmatan yang dia rasakan adalah kenikmatan surgawi!

Segera dia meraih handuk kecil yang tergeletak tak jauh di tempat tidur, setelah itu dia membantu menyeka wajah Jill dengannya.

Jill memandang Eddie dengan senyum cerah khas miliknya. Tentu saja hal ini membuat jantung Eddie berdetak semakin kencang, dalam hati dia berteriak: "Sial! Jill terlihat sangat cantik!"

Eddie menelan ludahnya, dia tak mampu menahan pesona Jill yang terpancar cerah saat ini.

Perlahan, penis yang sebelumnya lemas segera berdiri tegak sekali lagi.

"I-ini... Apakah benda ini tak bisa rileks?" Jill berkata dengan kaget.

Eddie yang mendengar hal tersebut hanya bisa tertawa memuji. "Ini semua karena kecantikanmu, Jill. Aku tak tahan, jadi cukup normal bagiku untuk merasakan gairah sekali lagi."

Bisik Eddie sambil membelai perut dan dada gadis itu.

"Dasar tukang rayu! Kalau begitu aku akan pergi ke kamar mandi terlebih dahulu."

"Jangan mengintip!"

Jill bergegas kedalam kamar mandi sambil tersenyum senang.

Di sisi lain, Eddie telah tergeletak di atas kasur milik Jill. Wajahnya menatap ke arah langit-langit ruangan.

"Sungguh anugrah bagiku untuk terlahir kembali di dunia ini." Senyum lebar mulai terbentuk di bibir Eddie.