Bab 33

Eddie dan Suzuki terus berjalan sampai akhirnya mereka sampai di sebuah tempat Sirkus.

Tempat hiburan ini adalah tempat yang baru saja dibuka di kota Raccoon, sang pemilik berencana untuk melakukan bisnis singkat di kota yang sangat makmur ini.

Dalam hati Eddie hanya bisa menghela nafas, jika kedepannya tidak ada kejadian Outbreak, maka tempat ini akan menghasilkan keuntungan yang sangat luar biasa. Sayang sekali Outbreak akan segera terjadi, pemilik tempat ini tak hanya akan kehilangan uang, tapi juga kehilangan nyawa!

Di sisinya, Yoko Suzuki mengikuti Eddie dengan tenang, Eddie membimbing gadis tersebut ke arah sebuah kafe yang kebetulan di dirikan di tempat tersebut.

"Ok, seharusnya aman di sini."

Eddie melihat ke arah kiri dan kanannya sambil mencoba mengkonfirmasi keamanan tempat tersebut.

Setelah itu dia menatap ke arah Suzuki, dia akan mengatakan sebuah kebenaran yang selama ini telah dilupakan oleh gadis tersebut.

"Aku akan mengatan sesuatu yang mungkin telah kamu lupakan."

"Pertama-tama, namaku Eddie, aku bekerja di Umbrella."

"Aku telah membaca sebuah laporan yang berisi nama mu."

"Nampaknya anda adalah seorang mantan karyawati di perusahaan besar Umbrella tempat aku bekerja."

Eddie melanjutkan.

"Karena anda mengetahui apa yang tak boleh diketahui saat bekerja di bawah Umbrella. Maka pimpinan melakukan sesuatu kepada anda, singkatnya ingatan anda telah dihapus, setelah itu mengasingkan anda keluar dari kota Raccoon."

Eddie berkata denga ekspresi serius.

Tentu saja dia mengarang hal tentang dimana dia membaca sebuah laporan mengenai 'Yoko Suzuki'. Toh dari awal dia tahu mengenai background gadis ini, jadi sedikit berbohong tak akan menyakitkan...

"Heh? Apa yang sedang anda bicarakan?"

Suzuki bertanya dengan ekspresi bingung, tapi dia tetap tenang.

"Ingatanmu telah dihapus oleh staff Umbrella."

"Oh, jadi ternyata begitu."

Suzuki menanggapi dengan tenang, tapi sedikit kekhawatiran terlihat di wajahnya.

Dia senang bahwa akhirnya dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya, dari jauh-jauh hari dia memang merasa ada sesuatu hal yang penting yang telah hilang dari dirinya. Tapi dia tak tahu apa itu, tapi setelah pria bernama Eddie menjelaskan yang sebenarnya, seketika beberapa ingatan yang hilang tersebut berkelebat di dalam otaknya.

Adapun kenapa dia begitu mudah mempercayai pria asing ini, dia sendiri tidak tahu, mungkin karena sifat alaminya? Intuisi... Mungkin?

Eddie menatap aneh kepada gadis itu, bisakah pihak lain memberikan sedikit reaksi? Kenapa dia sangat tenang? Apakah gadis itu selalu bersikap seperti ini?

Banyak pertanyaan terus bermunculan di kepala Eddie.

Wanita itu berpikir sejenak, setelah itu tangannya merogoh kedalam ransel. Beberapa saat kemudian dia mengeluarkan sebotol obat, dia berkata; "Aku mempercayai cerita anda, sebagai rasa terimakasihku. Ini, aku memberimu obat penenang yang selumnya telah aku buat."

"Masalah yang anda sebutkan sebelumnya seharusnya bisa di sembuhkan dengan obat ini, hanya saja butuh waktu yang cukup lama untuk menyembuhkannya sepenuhnya. Harus bermanfaat bagi anda."

Suzuki menyerahkan obat tersebut sambil tersenyum tipis.

"Apakah ini dibuat dengan cara tradisional?" Eddie mengambil botol berisi obat tersebut sambil mengamati apa yang ada di dalamnya.

"Bisa dibilang begitu, aku meramunya menggunakan prinsip tradisional yang aku telah aku modifikasi."

"Jadi begitu..." Eddie mengangguk paham.

"Pokoknya terimakasih telah memberiku obat ini."

"Berhubung kamu telah membantu memecahkan masalahku, bagaimana kalau aku membantumu memecahkan masalahmu? Mungkin mencoba membuatmu mengingat sesuatu yang telah kamu lupakan?"

Eddie mengusulkan idenya. Karena pihak lain berbuat baik padanya, tentu saja dia harus membalasnya dengan setara, dia bukanlah orang yang tak tahu berterima kasih.

Mendengar usulan Eddie, Suzuki segera mengangguk sambil mengulurkan tangannya. "Kalau begitu Deal, mari bekerja sama mulai dari sekarang."

Eddie menjabat uluran tangan Suzuki. "Tentu saja."

"Kalau begitu mari bertukar nomor telepon. Jika anda ingin menanyakan sesuatu atau sekedar memberikan beberapa info, anda bisa menghubungiku."

"Saat ini aku tinggal di Universitas."

Keduanya segera bertukar nomor telepon, Suzuki yang sebelumnya kurang senyum segera melengkungkan bibirnya. Nampaknya dia telah mendapat teman baru di kota ini.

***

Duduk di dalam sebuah ruangan vip kafe yang berada tak jauh dari ruangan milik Eddie.

Terlihat seorang dengan sebuah kacamata modis, wanita itu mengenakan sebuah jaket besar yang menutupi setelan tempur(?) cheongsam berwarna merah ketat yang dia kenakan.

Rambutnya pendek berwarna hitam, auranya sangat tenang dan juga terlihat percaya diri. Sedangkan di kakinya dia memakai sebuah sepatu hak tinggi yang membuatnya terlihat lebih menggoda.

Wanita itu tak lain adalah Ada Wong!

Awalnya dia datang ke kafe ini untuk menenangkan dirinya, meminum kopi sambil mencoba merenungkan rencana yang akan dia lakukan di kemudian hari.

Tapi ternyata nasib memberkatinya, tak di sangka sebuah target yang telah dia rencanakan muncul di dalam kafe yang dia kunjungi saat ini.

Eddie Cai, seorang dengan posisi tinggi yang baru-baru ini di pekerjakan oleh Umbrella. Dalam arti tertentu, dirinya dan pria tersebut bisa dikatakan seorang rekan kerja.

"Menarik... Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Ada Wong bergumam dengan senyum yang sangat menawan. Setelah itu dia berpikir; "Karena John telah mati, maka aku harus menggunakan pria lain untuk rencana ini... Sayang sekali John mati begitu cepat, bahkan dia mati sebelum misiku selesai."

***

Setelah berpisah dengan Yoko Suzuki, Eddie ingin segera kembali ke apartemen milik Jill untuk beristirahat, hari ini adalah hari yang sangat melelahkan.

Di sisi lain, dia tak tahu bahwa percakapannya dengan Suzuki telah di dengar oleh Ada Wong.

Jika dia tahu akan hal ini, maka Eddie tak akan segan-segan untuk segera merkrut Ada Wong.

Semenjak serangan yang dia lakukan kepada Annette, kemarahan serta haus darahnya telah cukup mereda.

Mengambil dua tablet pil dari dalam botol obat yang telah diberikan oleh Suzuki, Eddie menelan dua pil itu secara bersamaan. Tidak ada rasa kantuk atau ketidaknyamanan lain setelah mengkonsumsinya, malahan pikirannya berubah menjadi lebih tenang.

Eddie mulai memahami bagaimana cara mengatasi efek samping Serum yang telah dia gunakan.

Setidaknya ada dua cara untuk menghobati hal tersebut, yaitu dengan meminum obat serta terapi fisik, satunya lagi dengan terapi spiritual yang mana masih belum dia coba.

Mungkin meditasi dapat membantunya mengontrol emosi serta kemarahannya.

Di luar apartemen Jill, Eddie bertemu dengan kekasihnya yang baru saja pulang dari pelatihan berat.

Saat ini sudah pukul sepuluh malam.

Melihat Eddie yang pulang ke apartemennya, Jill telah terbiasa dengan kehadiran pria ini. Karena mereka telah menjadi seorang kekasih, hidup di dalam satu atap bukanlah hal yang aneh.

Alasan Jill mau menerima Eddie di apartemennya tentu saja karena dia suka karakter Eddie. Jika tidak, mungkin dia telah menendangnya keluar dari jauh-jauh hari.

***

Di kejauhan, Ada Wong mengikuti Eddie secara diam-diam, mencoba mendapatkan beberapa informasi yang mungkin akan berguna dalam misinya untuk merayu pria tersebut.

Akan tetapi, hal lain tiba-tiba terjadi, Ada segera bersembunyi di balik dinding, dia mengambil ponsel miliknya setelah itu melihat beberapa informasi.

Ternyata ada seorang wanita pirang berambut pendek yang sedang duduk di kursi taman.

Sepertinya Ada tahu identitas asli wanita tersebut.

-----

dukung saya di;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77