Bab 43

Eddie menuju ke Universitas kota Raccoon, sebelumnya dia telah menelpon Yoko Suzuki untuk mendiskusikan hal bersama.

Sesampainya di gerbang, Eddie menunggu sambil mencoba mengabari Suzuki melalui pesan teks.

Beberapa saat kemudian, sosok Suzuki yang cantik keluar dari dalam gedung; "Eddie, maaf telah membuatmu menunggu."

Suzuki melambaikan tangannya ke arah Eddie.

"Tidak masalah, santai saja. Kalau begitu mari kita pergi." Eddie menggelengkan kepalanya.

Memegang tangan Suzuki, Eddie berjalan melewati berbagai belokan. Akhirnya mereka sampai di sebuah stasiun kereta bawah tanah.

Tujuan mereka tak lain adalah daerah pegunungan Arklay. Stasiun sangat sepi karena seringnya terjadi berbagai hal aneh di pegunungan Arklay, jadi Eddie dan Suzuki bisa duduk leluasa.

Adapun beberapa orang yang ada di dalam kereta, nampaknya mereka tak takut mati atau hanya penasaran dan ingin menyaksikan kejadian 'aneh' di pegunungan Arkylay dengan mata kepala mereka sendiri.

Setelah turun dari kereta, Eddie pergi untuk mengambil motor Trek, setelah itu membonceng Suzuki melalui jalan pintas menuju Vilanya.

Melewati hutan yang sangat rindang, Eddie terus memacu laju motor tersebut.

"Tempat itu terlihat cukup familiar." Suzuki tiba-tiba menunjuk ke arah gedung fasilitas yang telah di tinggalkan di arah timur laut.

"Oh, itu adalah gedung Sanatorium yang telah ditinggalkan cukup lama. Kabarnya telah terjadi beberapa kecelakaan di sana." Eddie berkata sambil melirik gedung tersebut. Dengan penglihatan yang telah ditingkatkan, Eddie samar-samar melihat seorang pria berpakaian serba hitam yang memegang kapak sambil mengejar sesuatu...

Benar saja, tempat itu telah dikerubungi oleh monster biokimia!

Ketika Eddie sampai pekarangan Vila, Yoko Suzuki melompat sambil meregangkan tubuhnya. "Apakah vila ini milikmu, Eddie? Untuk apa kamu membawaku ke sini?"

"Tentu saja untuk melakukan hal khusus. Kamu tampaknya tak takut aku akan melakukan beberapa hal buruk kepadamu." Eddie bercanda, dia mengagumi keberanian wanita ini.

Vila di daerah pegunungan, tidak ada tetangga, hanya seorang pria dan wanita, bukankah hal ini sangat berbahaya?

Yoko Suzuki menggelengkan kepalanya, dia tersenyum; "Aku yakin kamu bukanlah orang seperti itu, Eddie."

"Tentu saja, hahaha. Ayo masuk ke dalam terlebih dahulu."

Setelah di dalam vila.

"Aku ingin kamu membantuku membangun sebuah server superkomputer, atau alat lain yang bisa menyalin data besar milik Umbrella, apakah kamu bisa melakukannya?" Eddie bertanya dengan penuh harap.

Di sisi lain Yoko Suzuki mulai berpikir; "Database Umbrella sangatlah besar, sungguh tak realistis untuk membangun server superkomputer dalam waktu singkat. Tapi aku bisa membuat alat yang bekerja sama persis, hanya saja tak sebagus superkomputer."

"Tapi masih bisa menyalin data dari database Umbrella." Suzuki mengangguk ke arah Eddie.

"Bagus! Kalau begitu anda mulai membuatnya sekarang. Kalau bisa kamu buat menjadi alat yang mudah dibawa kemana saja."

"Aku sendiri akan membuatkanmu obat yang dapat memulihkan ingatan, saat ini dalam masa uji coba." Eddie juga menawarkan bantuannya.

Yoko Suzuki memegang dagunya, dia menatap ke arah Eddie dan segera bertanya; "Bagaimana jika saat ingatanku kembali, ternyata aku adalah seorang ilmuan berdarah dingin yang telah melakukan eksperimen keji. Apakah kamu tetap akan membantuku? Apakah pendapatmu kepadaku akan berubah?" Mata Suzuki berkedip beberapa kali, nampaknya dia penasaran akan tanggapan apa yang akan dia dapatkan.

Eddie tersenyum sambil menepuk pundak lawan. "Kami masilah teman, teman baik tentu saja harus saling membantu. Adapun masa lalu anda, aku tak perduli dengan hal itu, jadi santai saja."

"Anda benar." Yoko Suzuki tersenyum manis, nampaknya gadis ini adalah seorang gadis yang penurut.

"Ngomong-ngomong, apakah kamu tahu cara menggunakan senjata? Aku punya beberapa di sini, kamu dapat menggunakannya sesukamu."

"Daerah sini cukup tak aman, akan ada banyak monster yang mungkin akan berkeliaran di sekitar pekarangan, lebih baik berhati-hati."

Eddie bertanya ke arah Suzuki.

"Aku bisa, aku masih ingat bagaimana cara menggunakan senjata api. Tapi aku pikir sudah cukup aman untuk tetap tinggal di dalam Vila ini."

"Juga, mungkin alat yang anda inginkan akan segera jadi dalam tiga hari, bahan-bahan yang dibutuhkan juga telah tersedia. Jadi jangan khawatir." Suzuki melihat ke arah sekitar vila, dia mengangguk beberapa kali.

"Aku akan menemanimu sampai alat yang kamu buat selesai. Pegunungan Arklay sangatlah berbahaya, aku takut jika aku pergi akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan." Eddie berpikir sejenak, setelah itu mengutarakan pikirannya.

Yoko Suzuki adalah seorang jenius yang sangat berguna, jika gadis ini mati secara tiba-tiba, maka akan sangat sia-sia.

Di sisi lain Suzuki terkejut. Nampaknya dia jarang sekali diperhatikan seperti sekarang ini. "Kamu yakin? Bukankah kamu masih harus meneliti sesuatu?"

"Tidak masalah, aku bisa bekerja di vila ini." Setelah itu Eddie pergi menuju ke arah fasilitas pertahanan untuk menyalakan jaringan listrik.

***

Di luar vila, di atas sebuah pohon, terlihat sosok Ada Wong yang sedang memata-matai Eddie dan juga Suzuki.

Mungkin karena indranya yang telah terlatih, Ada Wong merasakan perasaan menggelitik yang aneh dari balik punggungnya.

Seakan-akan ada monster berbahaya yang saat ini mengintip dari balik pohon.

Dan benar saja, dua puluh meter dari posisi Ada Wong, terlihat tiga ekor anjing bertubuh mengerikan dengan bau busuk yang sangat menyengat.

Tiga Anjing Zombie itu sedang duduk di atas rerumputan sambil memandang ke arah mangsa mereka.

Mereka tak perdulu apakah mangsanya manusia atau hewan, semuannya ingin mereka makan!

*Zamn!*

Ketiga Anjing Zombie tersebut langsung berlari cepat sambil meluncurkan serangan mereka.

Ketiganya berpencar, ada yang dari kiri, kanan, dan juga belakang.

Setelah berubah menjadi anjing Zombie, pergerakan mereka menjadi lebih gesit dan juga tak terkendali. Terlebih mereka tak bisa merasakan rasa sakit. Jika peluru tak mengenai tepat di kepala mereka, maka mereka akan tetap menyerang!

Ada Wong yang melihat keganasan Anjing Zombie untuk pertama kalinya langsung dibuat tak berkutik. Dengan cepat dia meraih pistol yang telah dia bawa, setelah itu mengarahkan moncong pistol tersebut tepat ke arah kepala Anjing Zombie.

Walaupun tangannya sedikit bergetar, tapi bidikannya tetap mengenai sasaran.

*Baam!*

Anjing Zombie yang terkena peluru panas langsung jatuh ke tanah, dua lainya semakin bergerak gesit dan ingin menerkam Ada Wong.

Ada Wong memutuar tubuhnya dengan cepat, mencoba menghindari dua gigitan Anjing menjijikkan yang mencoba menyerangnya.

***

"Hmm... Suara apa itu?" Yoko Suzuki sedikit bingung ketika dia tiba-tiba mendengar suara tembakan dari arah luar Vila.

Eddie hanya melambaikan tangannya, dia berkata; "Aku akan mengeceknya secara pribadi, mungkin itu adalah serangan monster yang aku sebutkan tadi. Kamu tetap di sini, jika aman aku akan segera menghubungimu."

"Oke, kalau begitu berhati-hatilah, Eddie-kun." Suzuki menangguk dengan sopan.

'Kun?' Eddie sedikit terdiam setelah mendengar kata tersebut, beberapa saat kemudian akhirnya dia mengingat sesuatu. 'Kan Suzuki dari jepang' Eddie bergumam pelan sambil tersenyum, nampaknya dia telah melupakan detail kecil ini.

Tanpa membalikkan punggungnya, Eddie melambaikan tangan sambil berjalan menuju pintu keluar. Di tangannya, dia memegang pistol yang telah dimodifikasi.

-----

dukung saya di;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77