Bab 48

bab 106 ada di;

patréon.com/mizuki77

-----

Eddie mengucapkan selamat tinggal kepada Yoko Suzuki, setelah itu dia menuju le lab. Tapi tiba-tiba teleponnya berdering, mengangat telepon tersebut, Eddie berkata; "Ya?"

Beberapa saat kemudian, terdengar suara wanita yang indah, penelpon itu tak lain adalah Lupo. "Eddie, nampaknya kita masih membutuhkan satu bulan lagi untuk bisa kembali ke kota Raccoon. Tolong jaga dirimu, selain itu, jika anda punya waktu, bisakah kamu mengirimkan gaji-ku? Terimakasih."

"Baiklah, aku akan mengirimnya dengan cepat. Kamu juga harus berhati-hati." Eddie berkata sambil mengangguk.

"Jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri. Jangan mati terlebih dahulu, ok? Tunggu sampai aku kembali."

"Adapun mengenai Team Serigala. Christine Yamata serta anggota yang lain dapat dipastikan seorang anggota yang bisa dipercaya." Lupo mengucapkan berita baik kepada Eddie.

"Bagus. Ketika kamu kembali, aku akan memberikanmu hadiah spesial." Eddie tersenyum, dia akan sangat sabar untuk wanita cakap yang satu ini.

"Sophia bilang dia ingin pergi ke kota Raccoon untuk bermain denganmu. Bagaimana pendapatmu, Eddie?" Tiba-tiba Ibu Serigala (Lupo/Karen) mengajukan pertanyaan.

Beberapa hari ini gadis kecilnya ingin menemui Eddie. Jadi Karen bertanya kepada kekasihnya apakah dia bisa menemani anaknya atau tidak.

Eddie yang mendengar makna tertentu dalam ucapan karen mulai menjawab; "Sepertinya tidak untuk sekarang, kota Raccoon menjadi sangat tak aman beberapa hari ini. Anda dapat menyarankannya untuk pergi ke tempat yang lebih aman, atau melakukan perjalanan ke timur." Eddie menyarankan. Memang beberapa hari ini kota Raccoon menjadi lebih berbahaya, Eddie takut akan terjadi apa-apa kepada Sophia.

"Baiklah, aku akan mencoba membujuknya. Aku akan menantikan kejutanmu saat aku sampai." Lupo berkata dengan nada senang.

Setelah itu mereka mengakhiri telepon.

Eddie datang ke laboratorium tak lama setelah itu, kali ini dia ingin menyelesaikan senjata yang sebelumnya dia coba rakit.

Karena dia akan dipindahkan ke Tim Penyelamat Taktis, dia harus mengantongi dirinya dengan senjata yang bagus. Tapi dia tak yakin apakah dirinya akan dipasangkan dengan Jill atau tidak.

Beberapa jam berlalu, setelah senjata khusus yang dia buat selesai, pintu lab tiba-tiba terbuka. Annette masuk dengan ekspresi yang cukup enggan.

"Annette, ada apa?" Melihat sikap Annette yang sedikit aneh, Eddie bertanya dengan kebingungan. Apakah dia telah membuka rute romantis dengan Annette?

"Eddie, maafkan aku." Annette berbisik.

"Maaf? Maaf untuk apa? Apa yang kamu katakan, Annette? Apakah kamu sedang demam?" Eddie berkata sambil memiringkan kepalanya.

"Eddie, aku ingin mengatakan hal penting. Tapi, bisakah kamu berjanji untuk tak marah setelah aku memberitahumu hal tersebut?"

Eddie menyilangkan tangannya, dia menjawab; "Tentu, aku berjanji."

Annette menghirup nafas dalam beberapa kali, setelah itu dia melanjutkan; "Baru saja aku membaca buku harian William, ternyata dia dan Albert telah bersengkongkol dengan Spencer dalam pembunuhan Dr. Marcus pada tahun 1988."

"A-aku sangat minta maaf... Aku tak mengharapkan suamiku bahkan ikut campur dalam hal ini..."

"Oh, ternyata itu." Eddie mengangguk, lalu mulai mengemasi senjata yang telah dia rakit, di saat yang sama dia juga mengecek beberapa obat untuk Suzuki.

Melihat reaksi Eddie, Annette sangat terkejut. 'Itu saja? Dia benar-benar tak marah?'

"Eddie, apakah kamu benar-benar tak marah?"

"Marah? Tak ada gunanya marah, bagaimanapun ada banyak sekali orang yang telah terlibat dalam pembunuhan paman Marcus."

"Jika aku marah apakah kamu akan menceraikan suamimu?" Eddie berkata sambil menggoda.

"Kau, apa yang kamu katakan?" Annette menundukkan kepalanya dengan ekspresi malu-malu.

"Bagaimana menurutmu? Maksudku, jika kamu menceraikannya, mungkin aku akan mempertimbangkan hal tersebut."

"Jika kamu tak menceraikannya, terus aku membunuh pria itu. Bagaimana perasaanmu selanjutnya? Aku tak ingin membuatmu bersedih hati, Annette."

Mendengar perkataan Eddie, Annette merasa tergerak. Dia tak bisa berkata-kata akan sikap temannya yang satu ini.

"Terimakasih... Tapi aku akan mencoba memberikanmu konpensasi, aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan. Jadi, apa yang kamu inginkan, Eddie?"

Senyum Eddie semakin melebar, dia berjalan mendekat ke arah Annette. "Kamu sendiri yang meminta. Jadi, jangan menyesal, ok?"

-----

dukung saya di;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77