Bab 59

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" Svetlana bertanya dengan rasa ingin tahu. Penampilannya yang selalu tenang mulai berubah, keingintahuannya tentang Eddie samakin tumbuh.

"Coba pikirkan, bagaimana mungkin orang biasa hidup di tempat berbahaya seperti ini. Plus katanya dia telah tinggal di sini selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin?"

"Selama perjalanan kita ke sini, banyak sekalai monster yang menyerang kita, terus kenapa monster itu masih belum mendobrak masuk ke rumah kayu ini?"

Eddie mengatakan keraguannya.

"Maksudmu dia pelaku dari semua hal gila ini?" Edward sang pilot Helikopter bertanya.

"Aku tak berpikir bahwa pria itu adalah dalang dibalik semua ini." Dia terlihat sedikit curiga.

"Aku tidak mengatakan hal itu, aku hanya merasa aneh dengan sikap orang itu." Eddie menggelengkan kepalanya. Dia tahu bahwa pria itu tak normal, tapi dia tak mengatakan secara spesifik.

Saat semua orang masih mengobrol, Enrico dan Wesker mulai berdiskusi. Beberapa saat kemudian mereka akhirnya mencapai sebuah keputusan.

"Semuanya, kita telah menemukan petunjuk baru. Kita akan pergi ke tempat yang sebelumnya terdengar teriakan. Mari kita pergi."

Wesker langsung memberikah perintah.

Di sisi lain, Eddie telah keluar dari dalam rumah kayu, katanya dia ingin menemukan bukti berguna di luar.

Wesker yang melihat tingkah Eddie merasa sedikit bingung. 'Apakah orang itu tahu sesuatu?!'

***

Karena jalan yang tak merata, berjalan di daerah Arkylay membutuhkan fokus ekstra. Juga lingkungkan yang gelap tak membantu sama sekali.

"Tunggu, ada orang di depan!" Joseph tiba-tiba berkata.

"Pak, apakah kamu baik-baik saja? Kami adalah Team Penyelamat. Sekarang anda aman, tolong jangan gugup."

Semua orang mulai mengalihkan pandangannya ke arah kemunculan pria misterius itu.

Pakaiannya terlihat compang-camping, beberapa tanaman liar juga menempel di tubuhnya.

Pria itu terlihat sangat mengerikan, seakan-akan tubuhnya telah membusuk dalam waktu yang cukup lama!

Svetlana yang melihat ini langsung merasakan pompaan di jantungnya. Dia bisa melihat bahwa pria yang berjongkok di samping pohon itu telah mati. Nalurinya sebagai prajurit sangatlah kuat. Tapi dia masih diam, karena dia tak tahu secara pasti.

Eddie juga merasa terkejut, jantungnya ikut terpompa. Ini adalah pertama kalinya melihat Zombie Manusia yang Legendaris dengan mata kepalanya sendiri!

Sosok mengerikan semacam itu tak pernah gagal untuk menakut-nakutinya dalam tidur. Dan sekarang dia harus menghadapinya secara pribadi!

Eddie mulai mengeluarkan pistol, mengangkat senapan itu dia mulai membidik. Menunggu apakah orang itu akan menyerang atau tidak.

"Hei, pak. Apakah kamu baik-baik saja? Jangan khawatir." Joseph mendekat ke arah pria itu, tangannya terulur, dia ingin membantunya.

Detik berikutnya, pria dengan pakaian robek tiba-tiba mencoba menerkam Joseph!

Zombie itu melompat dan segera membuka rahangnya dengan lebar!

Seakan tak cukup dengan nasib buruknya, Joseph menjadi target Zombie sekali lagi. Tadi anjing, sekarang Zombie manusia! Siapa yang menyuruhnya begitu sembrono?

"Grrraaa!"

"Ahhh!" Joseph berteriak sambil buru-buru menggerakkan leher yang mau digigit oleh Zombie tersebut.

Kejadian mendadak ini langsung mengejutkan semua Team. Orang-orang masih kaget dan tak responsif. Di sisi lain, Jill langsung bereaksi, tapi dia masih ragu apakah harus menembak pria itu atau tidak.

*Bang!*

Dengan satu tembakan keras, Eddie langsung mengenai kepala Zombie itu.

Kepalanya meledak, setelah itu tubuhnya terjatuh menindih tubuh Joseph.

Joseph merasa sangat ketakutan, dengan cepat dia mendorong tubuh Zombie itu dan langsung mundur. Melihat monster seperti itu sangatlah normal untuk takut, bahkan sampai buang air kecil! "Ini... Apa-apaan?"

"Musuh lain datang!"

Eddie yang melihat pergerakan musuh lain langsung memberitahu yang lain.

Suara tembakan lain terdengar. Eddie terus membidik ke arah setiap Zombie yang mencoba mendekat.

"Eddie, apa yang telah kamu lakukan!"

"Kamu membunuh warga sipil!" Enrico yang berpikir orang-orang itu bukanlah monster langsung berteriak ke arah Eddie. Sebagai pemimpin pasukan Team Bravo, rasa keadilannya sangat kuat!

"Lihatlah baik-baik, kapten. Orang-orang itu bukanlah manusia."

"Lihatlah pakaian serta penampilan mereka, kulit busuk serta penampilan mengerikan itu, apakah kamu masih berpikir mereka masih manusia dan bukan mayat hidup?"

"Lihat juga tanaman yang merambat di tubuh mereka." Eddie mencoba meyakinkan kaptennya.

"Maksudmu?" Enrico menarik nafas dalam. Jika apa yang dikatakan Eddie benar, maka hal ini akan menjadi bencana.

"Ya, tanaman aneh yang melilit mereka masih hidup dan bergerak. Pasti ada yang tak beres dengan hal itu." Eddie menunjuk tanaman yang bergerak-gerak di tubuh para Zombie.

Di sisi lain, Rebecca telah sembunyi di balik punggung Eddie, dia terlihat gemetar dan juga ketakutan.

Penampilan busuk Zombie itu membuatnya mual!

Sebagai yang termuda di dalam Team, dia membutuhkan perlindungan khusus.

"Kamu harus membantuku, ada banyak sekali monster di sini, bagaimana kau bisa hidup jika mereka tetap ada!"

Pria paruh baya sebelumnya mulai menangis, terlihat sangat sedih. Tak tahu apakah dia sedang berakting atau tidak.

"Jangan khawatir, kita akan membunuh monster-monster ini dan menemukan pelaku sebenarnya."

"Teruslah memimpin, kita tak punya banyak waktu." Enrico mengangguk.

"Eddie, maaf telah berteriak kepadamu sebelumnya."

Enrico tak sungkan untuk meminta maaf, jika dia salah, maka dia akan langsung mengakuinya. Pria baik yang sangat bisa dipercaya!

Eddie hanya melambaikan tangan.

"Tidak masalah, dulu aku juga sering diteriaki saat masih bekerja di Umbrella. Aku sudah terbiasa." Katanya sambil tersenyum. Untuk orang jujur seperti Enrico, tentunya Eddie masih bisa memaklumi.

Di sisi lain, mendengar pengakuan Eddie, Jill merasa sedikit sedih saat tahu bahwa kekasihnya sering dibentak saat bekerja di Umbrella. Dia berpikir untuk merawat pria ini setelah misi selesai!

-----

dukung saya di;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77