Bab 61

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Svetlana berkata sambil mengerutkan keningnya. Tinggi tebing lebih dari 40 meter, akan sangat susah untuk memanjat kembali ke atas. Selain tebingnya terjal, jarak pandang mereka juga terbatas karena kurangnya pencahayaan.

"Kita harus menemukan cara untuk kembali ke atas. Aku curiga bahwa hal ini telah direncanakan, pasti ada beberapa hal rahasia yang sedang disembunyikan di gedung itu.

Eddie berkata sambil menekan lengan kanannya dengan kaut. Mencoba mengurangi laju darah karena tangannya yang terluka.

Svetlana mendekat ke arah Eddie, setelah itu mengeluarkan kain perban.

"Kekuatanmu tumbuh sangat cepat, jika itu orang biasa, mungkin tangannya telah patah saat mencoba apa yang kau lakukan barusan."

"Tapi kamu terlalu sembrono, bagaimana jika kamu gagal dan berakhir mati? Sayangi nyawamu nak."

Svetlana berkata dengan nada perhatian, tangannya secara perlahan memperban tangan kanan Eddie yang terluka.

"Hehe, lebih baik mati berasama wanita cantik sepertimu dari pada tetap hidup dan kehilangan martabatku sebagai seorang pria." Eddie berkata sambil menggosok hidungnya.

"Hmm-" Svetlana hanya balas mendengus, walaupun begitu sudut bibirnya terlihat melengkung.

"Ngomong-ngomong, apakah kamu tak merasa penasaran dengan asal kekuatanu? Aku tak membagikan informasi ini ke sembarangan orang, hanya orang-orang 'tertentu'." Eddie kembali berkata dengan senyum lebar.

Semakin sedikit orang yang tahu tetang T-Serum, maka semakin baik.

"Tidak tertarik. Sekarang kamu harus membuat keputusan, pacar kecilmu masih menunggu di atas sana." Svetlana balas mencibir.

"Hei, kasar banget. Beginikah cara kamu membalas seorang penyelamatmu?" Eddie sedikit terdiam.

Svetlana tiba-tiba menundukkan kepalanya. "Kamu tak mengerti, Eddie. Sebelum aku mencapai mimpiku, aku tak akan fokus kepada hal-hal lain."

"Aku akan mencoba yang terbaik untuk memenuhi permintaanmu. Tapi terbatas dalam hal-hal 'kemiliteran', jika perlu, aku dapat menjadi tentara bayaran pribadimu."

Svetlana berkata tenang, tapi dalam hati dia merasa bingung... Hanya inilah yang bisa dia beri sebagai tanda terimakasih.

"Lupakan- Jika suatu hari kamu membutuhkan bantuan, maka langsung hubungi aku. Walaupun mungkin aku tak dapat membantu banyak, tapi aku masih yakin bisa melindungimu." Kata Eddie sambil tersenyum ringan.

Mendengar hal itu Svetlana langsung terkejut, apakah pikirannya telah terbaca oleh Eddie? "Terimakasih." Svetlana mengangguk.

Eddie tahu mimpi apa yang sedang diperjuangkan Svetlana. Levelnya terlalu tinggi untuk bisa dia kendalikan.

Mimpi wanita itu tak semudah membunuh para Zombie, tapi levelnya masuk ke dalam antar wilayah dan negara. Tentunya Eddie tak mampu berbuat banyak.

"Naiklah ke punggungku, aku akan menggendongmu. Tak ada waktu untuk bermesraan berdua di sini." Eddie telah mengeluarkan alat panjat khusus berbentuk cakar. Alat ini di desain untuk memanjat tebing-tebing yang curam.

"Hmm- Pergilah ke neraka!" Svetlana mendengus, tapi tak menolak tawaran Eddie. Beberapa saat kemudian dia naik ke punggung kuat milik pria itu.

-----

Butuh waktu lebih dari lima menit untuk sampai kembali ke atas.

Svetlana turun dari punggung Eddie, mereka berdua mulai merapikan pakaian mereka.

Tak jauh di depannya, terdapat sebuah bangunan megah yang telah dihiasi oleh tanaman merambat.

Tempat itu tak lain adalah Rumah Sakit yang telah terbengkalai!

Anjing-anjing Zombie, gagak, serta lebah yang telah terinfeksi oleh T-Virus mencoba menyerang orang-orang yang berada di dalam gedung.

Para monster itu memandang mereka sebagai makanan lezat!

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Suara tembakan terus terdengar dari arah gedung rumah sakit. Nampaknya telah terjadi pertempuran sengit antara Team S.T.A.R.S. serta para Zombie.

"Keputusan paling bijak yang bisa kita lakukan sekarang adalah mundur. Jika kita ingin terus maju, maka kita harus masuk ke dalam gedung itu dan mencoba membuatnya menjadi tembok pertahanan kita."

Svetlana menganalisis tindakan terbaik apa yang harus mereka lakukan.

"Jika pacarmu ada di dalam sana, apakah kamu akan meninggalkannya tanpa ragu-ragu?" Eddie tiba-tiba bertanya.

"Pria lemah tak akan pernah masuk dalam mataku, juga, omong kosongmu semakin menjadi-jadi." Svetlana mengerutkan kening. Dia sama sekali tak suka membahas topik percintaan ini.

"Hahaha, tak masalah. Aku yakin Jill dan lainnya bisa mengatasi hal ini." Eddie tersenyum.

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Suara tembakan juga terdengar dari arah yang lain, nampaknya ada seorang penyusup yang sedang mencoba melawan Zombie!

Pada malam hari, pegunungan Arklay adalah tempat dimana para monster biokimia paling aktif!

Adapun siapa penyusup itu, Eddie harus memastikannya secara pribadi.

***

Di sisi lain, sang mata-mata dari Echo Six, Sienna dan Caroline yang telah mengikuti Team S.T.A.R.S. secara diam-diam juga mulai diserang oleh gerombolan anjing Zombie serta Zombie manusia yang telah terinfeksi oleh T-Virus.

Caroline, sebagai pejuang tangguh keturunan India langsung menembak monster-monster itu tanpa rasa ragu.

Sienna tahu betul bahwa suara tembakan ini mungkin akan mengekspos posisi mereka, tapi tak ada cara lain. Jika mereka ingin hidup, maka ini adalah satu-satunya cara! "Monster, coba makan peluru sniperku!" Sienna mulai membidik para Zombie tersebut.

Di posisi lain, Ada Wong yang tak kuasa menahan rasa penasarannya akhirnya pergi mengikuti kemana perginya Eddie serta anggota Team Taktis.

Menggunakan kendaraan off-road, Ada Wong menerobos daerah pegunungan Arklay di malam hari yang berbahaya.

Kendaraannya telah dimodifiaksi, jika tidak mungkin kacanya telah pecah akan tabrakan Zombie di sepanjang jalan.

"Sialan, monster-monster ini tak ada habisnya!" Ada Wong mulai mengumpat, tempramen tenangnya telah digantikan oleh kemarahan.

Mengeluarkan pistol miliknya, dia langsung meledakkan kepala Zombie yang mencoba meraih pintu mobil.

Eddie yang telah bergegas menuju ke arah suara tembakan akhirnya melihat dua sosok anggota Echo Six.

Dengan cepat Eddie memberondong para Zombie dengan bantuan kacamata Night Vision-nya.

"Fire in the hole!" Eddie berteriak saat melemparkan dua buah granat ke arah gerombolan para Zombie.

*Boom!*

*Boom!*

Kedua granat itu meledak di saat yang bersamaan. Dampak ledakannya membunuh para Zombie yang bergerombol.

"Hei, pria tampan. Kita bertemu sekali lagi." Sienna menyapa Eddie dengan senyum kaku, sepertinya dia telah tertangkap basah.

Karena tak ada lagi yang bisa di sembunyikan, maka sambut pria itu dengan tangan terbuka.

-----

dukung saya di;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77