Bab 114

Di sebuah restoran barat, Eddie mengundang Rebecca untuk makan. Lingkungan tenang serta indah ini memang cocok untuk sebuah percakapan.

Hanya ditempat umum seperti ini kita dapat mengurangi pengawasan, selain itu penampilan pasangan muda itu juga tak terlalu menarik perhatian orang.

"Eddie, kenapa kamu tiba-tiba mengundangku ke tempat seperti ini?" Rebecca menundukkan kepalanya sambil berkata dengan eksperi malu-malu.

Restoran ini adalah restoran untuk kekasih yang cukup terkenal. Apa sih yang dipikirkan oleh Eddie? Apakah dia perlu berduaan dengan pria ini saat Eddie sudah memiliki kekasih, Jill?

Eddie tersenyum, "Karena aman untuk makan di sini. Kau tahu, aku dulu bekerja untuk Umbrella, Umbrella sendiri memiliki banyak pesaing."

"Terkadang akan ada orang tak dikenal yang mencoba menangkapku."

"Dasar, kamu terlalu menggembar-gemborkan dirimu sendiri. Oke, kenapa kamu mengundangku tiba-tiba? Jangan bilang kamu memiliki 'ide' yang berani..." Rebecca menunduk sambil tersenyum manis.

Dihadapkan dengan ejekan wanita cantik itu, tentunya Eddie tak merasa gentar, "Inginnya begitu, tapi kamu tak mengijinkan."

"Haha, kamu benar-benar menarik." Rebecca langsung mencoba mengubah topik pembicaraan dengan senyuman manisnya.

Untuk sekarang, dia tak terlalu memikirkan prospek percintaan orang dewasa, toh dia masih sangat muda, dia masih delapan belas tahun!

"Aku serius, Rebecca. Aku berencana melakukan sesuatu yang ingin aku lakukan di masa depan hehe~."

"Ngomong-ngomong, apakah kamu pernah bermimpi?" Eddie tiba-tiba bertanya.

"Mimpi? Impianku tak lain untuk terus meningkatkan pengetahuanku di bidang kedokteran!" Rebecca menjawab cepat. "Aku juga ingin memecahkan penyakit misterius yang tiba-tiba muncul di pegunungan Arklay."

"Aku tak tahu apa yang menyebabkan monster-monster itu muncul, oleh sebab itu aku ingin memecahkan semua teka-teki ini menggunakan pengetahuanku." Rebecca berkata dengan ekspresi berseri-seri.

Beberapa saat kemudian, seorang pelayan membawa makanan yang telah dipesan. Tetapi pesanannya agak terlalu banyak, bahkan memerlukan kereta dorong makanan.

Para pelayan sejujurnya merasa sedikit bingung, datang ke restoran mahal seperti ini untuk memesan banyak sekali makanan. Apakah pria ini memiliki terlalu banyak uang untuk dibelanjakan?

Di sisi lain Rebecca tak merasa aneh, dia tahu nafsu makan Eddie cukup spesial.

"Mimpimu sangat bagus, Rebecca. Tapi pertama-tama, kamu harus memiliki lembaga penelitian sendiri untuk mempelajari apa yang ingin kamu pelajari." Eddie memuji impian wanita itu.

Rebeeca tahu akan hal ini, dia mulai merasa sedikit sedih, "Aku tahu, tapi hal itu akan menghabiskan banyak sekali uang untuk membangun sebuah lembaga seperti yang anda katakan."

"Jangan khawatir tentang hal itu, aku punya rencana lain kok. Aku telah menabung uangku, mungkin dalam setengah tahun atau satu tahun kedepan, aku dapat mendirikan sebuah lembaga penelitian mandiri untuk obat-obatan medis."

Eddie mencoba menghibur Rebecca, "Masih banyak penyakit di dunia ini yang perlu kita obati, selain itu rahasia tubuh manusia juga membuatku tergelitik untuk memecahkannya." Eddie tersenyum, dia melanjutkan. "Mungkin saat menjelajahi lebih jauh, siapa tahu kita dapat menemukan obat yang dapat membuat kita hidup lebih lama."

"Bisakah makhluk hidup berbasis karbon seperti kita hidup lebih lama, lebih dari seratus tahun?" Rebecca memiringkan kepalanya dengan kebingungan, tindakannya membuatnya terlihat lebih imut.

"Siapa tahu?" Eddie mengangkat bahunya.

"Kedengarannya bagus juga, apakah kamu punya uang sebanyak itu? Biaya mendirikan lembaga penelitian mandiri akan memakan jutaan dollar!"

Eddie mengangguk, "Tentu saja idenya bagus, masalah uang, jangan terlalu khawatir. Pokoknya, aku sudah menemukan beberapa calon yang memiliki impian yang sama denganku, semuanya wanita cantik kelas satu!"

"Sekarang aku ingin mengundangmu untuk bergabung juga, dengan ini tugas kita akan lebih mudah." Eddie menjelaskan dengan wajah serius.

Rebecca mengangguk tanpa sadar, tapi tiba-tiba dia menyipitkan matanya, "Tunggu, kenapa calon-calon yang kamu sebutkan semuanya wanita cantik? Katakan tujuanmu yang sebenarnya, apakah kamu mencari wanita cantik atau belajar sains?"

Dengan ekspresi tak berdaya, Eddie mengangkat bahu sambil menjelaskan, "Aku tak bisa berbuat apa-apa tentang hal ini, semua peneliti jenius yang aku kenal semuanya wanita. Jadi mau bagaimana lagi?"

Rebecca tahu bahwa pernyataan pria itu adalah sebuah pujian, dia merasa sedikit senang dan juga bangga. "Hmmph, kamu memang beruntung. Tapi jika kakak Jill mengetahui semua hal ini, mungkin kamu akan dalam masalah." Rebecca tersenyum.

"Jadi, bagaimana pendapatmu. Apakah kamu mau bergabung? Jika iya, aku berjanji tak akan terlalu mengekangmu, kamu bisa meneliti apa yang ingin kamu teliti!" Eddie tertawa.

Rebecca terlihat bepikir sejenak, setelah itu bertanya. "Apakah ada syarat tertentu?"

Eddie tahu bahwa dia telah menggerakkan keinginan lawan, sekarang adalah acara utamanya!

"Tentu saja, tapi beberapa syarat itu tidaklah wajib. Hanya saja kamu tidak diperbolehkan untuk mencari pacar serta menikah dengan orang pria lain selama lima belas tahun kedepan!"

"Karena proyek penelitian cenderung memakan waktu yang lama, hal-hal seperti ini akan mempengaruhi pekerjaan anda. Jadi aku melarang hubungan ini." Senyum Eddie semakin melebar. Nampaknya syarat ini memang telah direncanakan olehnya sejak lama.

Rebecca yang mendengar persyaratan konyol ini hanya bisa memutar matanya, "Bukankah persyaratan ini terlalu berlebihan?"

Eddie melambaikan tangannya. "Tentu saja tidak, dengan gaji seratus ribu dollar sebulan, tentunya persyaratan ini tak terlalu berlebihan. Juga, jika kemajuan proyek berjalan baik, gajimu juga bisa dinaikkan."

"Semua kebutuhan proyek akan didanai langsung olehku, jadi kamu tak perlu khawatir akan hal-hal yang lain."

Rebecca mulai menghitung dengan jemarinya; "Bukankah aku harus menunggu sampai aku berusia tiga puluh tiga tahun untuk dapat menjalin hubungan dan menikah?"

"Yup, bukankah memiliki anak saat berusia tiga puluh tiga adalah saat yang tepat? Membosankan untuk menikah terlalu muda." Eddie terlihat sangat serius, nampak seperti telah mengalami pengalaman tersebut.

"Huh, seperti kamu sudah punya anak saja." Rebecca memutar matanya.

"Ya, beberapa rekanku juga berkata seperti ini. Jadi bagaimana, apakah kamu setuju?" Eddie terus bertanya.

"Aku harus memikirkannya terlebih dahulu, bagaimanapun, syarat tak menikah selama lima belas tahun perlu aku pikirkan secara baik-baik!" Rebecca menyeringai sambil mengunyah steak pedas.

Di akhir percakapan mereka, meskipun Rebecca masih tidak memberikan jawabannya, tapi dia terlihat sangat tertarik dengan tawaran Eddie.

Eddie tahu bahwa dia perlu memberi Rebecca godaan yang lebih. Lagi pula, saat kota Raccoon dihancurkan, pekerjaan Rebecca akan hilang. Saat itulah Rebecca akan datang dan mengetuk pintunya sendiri!

Kembali ke apartemen, Svetlana mengikuti Eddie tanpa banyak bertanya...