Bab 122

Eddie melengkapi dirinya dengan berbagai senjata, mulai dari senapan mesin ringan khusus, peluru, granat serta bazoka. Seluruh perlengkapan ini membuatnya terlihat seperti seorang maniac perang.

Bahkan Rebecca terlihat tercengang, " Eddie, apakah kamu akan berperang?"

Eddie menepuk bahu Rebecca sambil berkata, "Hei, apakah kamu tak ingat bahwa kita terpojok di misi terakhir kita? Tentunya aku tak ingin hal itu terjadi lagi, jadi aku memperlengkapi diriku dengan lebih banyak."

Mengingat tentang misi ekspedisi Rumah Sakit hutan Arklay, tentunya Rebecca masih memiliki ketakutan yang tersisa pada dirinya, "Kamu benar, nampaknya aku juga perlu membawa lebih banyak obat dalam misi kali ini."

Rebecca bertugas sebagai tentara medis dan bukan sebagai pasukan tempur utama. Dia bertanggung jawab merawat luka anggota yang terluka.

Setelah semuanya siap, semua anggota team mengemasi peralatan mereka dan segera naik ke helikopter. Pilot helikopter kali ini masih sama, yaitu Kevin Dooley.

Diiringi dengan deru baling baling, helikopter mulai lepas landas dan segera terbang menuju pegunungan Arklay.

Dari dalam gedung Umbrella, Wesker memperhatikan keberangkatan para anggota S.T.A.R.S. dengan diam, tak lama kemudian dia berbalik dan segera pergi menuju laboratorium bawah tanah untuk bertemu dengan William.

Dia berencana untuk meledakkan gedung pusat fasilitas training para eksekutif serta ingin menghancurkan semua bukti.

***

Di dalam helikopter, Eddie memegang tangan Svetlana dengan gugup. Setiap kali dia naik helikopter, dia khawatir jika dirinya akan mengalami perlakuan yang sama seperti para protagonis dunia ini. Dia tak ingin helikopter yang dia naiki tiba-tiba meledak atau mengalami kendala saat terbang!

Svetlana merasakan kegugupan Eddie sambil tersenyum kecil, pria kecil ini selalu terlihat gagah dan jarang sekali khawatir, tapi entah kenapa setiap naik kendaraan udara dia selalu nampak gugup. Nampaknya pria ini takut terbang!

Kegugupan Eddie ini membuat Svetlana bersikap lebih seperti orang yang hidup dan tak seperti mesin es. Tangan lembut Svetlana di genggam erat oleh Eddie dengan jari-jari yang saling bertautan!

Tiga puluh menit kemudian, tepat ketika mereka terbang di atas hutan suram dan hendak mencapai tempat yang mereka tuju, tiba-tiba helikopter mengalami sebuah kendala dan tak lagi bisa berfungsi!

Nampaknya baling-baling helikopter mengalami sebuah masalah, helikopter itu mulai bergetar hebat tak terkendali.

"Pegangan yang erat, jangan gegabah, kita akan aman saat helikopter mendarat darurat." Svetlana menginstruksikan dengan cepat.

Rebecca langsung meraih tubuh Eddie untuk menstabilkan dirinya, di saat yang genting ini, hanya Eddie lah yang dekat dengan dirinya.

Dengan guncangan hebat yang terjadi di dalam helikopter, jika anggota team tidak berpegangan erat, mereka akan langsung terlempar keluar dari pesawat. Dengan ketinggian ini dan mereka terjatuh, mereka akan menjadi cacat! Kemungkinan terburuknya adalah kematian!

Semua orang memegang pegangan dengan erat. Sang pilot, Dooley bekerja keras menstabilkan helikopter dengan pengalamannya yang kaya, dia ingin mendaratkan pesawat ini seaman mungkin.

*Boom!*

Helikopter menghantam tanah dengan keras, goncangan hebat akibat benturan ini langsung melontarkan tubuh Rebecca keluar dari dalam pesawat! Tetapi untungnya Eddie bereaksi dengan cepat dan menangkap Rebecca dengan aman. Jika dia telat satu detik, mungkin tubuh Rebecca akan menjadi cacat permanen dengan kecelakaan semacam ini.

Setelah helikopter menjadi stabil dan mendarat di tanah, Rebecca langsung menghela nafas lega. "Eddie, terima kasih banyak!"

"Tidak masalah, aku telah berjanji untuk menjaga serta merawatmu dengan baik. Ayo kita turun dulu." Eddie berkata sambil tersenyum, jika Rebecca dalam bahaya, tentunya dia akan langsung menyelamatkannya.

"Hehe, pokoknya terima kasih." Rebecca tersenyum manis, jelas merasa tak begitu takut lagi.

"Ayo pergi, tidak aman di dalam helikopter!" Svetlana mendorong tubuh Eddie, nampaknya tak ingin melihat pria kecil ini berbicara dengan wanita lain.

Enrico langsung memerintahkan, "Semuanya, turun dari pesawat dulu, Dooley, apakah kamu baik-baik saja?"

Semua anggota team langsung turun dari pesawat, di sisi lain, sang Pilot mencoba memperbaiki helikopternya. "Sepertinya baling-balingnya rusak. Aneh, aku telah mengecek kondisi helikopter ini sebelum berangkat, seharusnya semuanya stabil!" Dooley berkata heran.

"Apakah kemacetan baling-baling helikopter terjadi karena kesengajaan? Ada yang ingin mencelakakan kita?" Eddie berkata dengan nada curiga.

"Mungkin saja. Apa yang telah kita lalui sangatlah berbahaya, hampir saja kita kehilangan nyawa, sial! Awas saja jika aku tahu siapa bajingan di balik kejadian ini!" Forest Speyer mengeluh sambil mengambil snipernya.

"Kita akan menemukan dalang dibalik kejadian ini saat kita kembali. Untuk sekarang, kita harus memperhatikan area di sekitar kita, sepertinya ada yang salah di sini." Kenneth berkata sambil memegang senjatanya.

"Semuanya, bawa walkie-talkie kalian, gunakan alat itu saat ada hal yang penting. Pastikan untuk tak pergi terlalu jauh, sangat berbahaya di sekitar sini. Berhati-hatilah dan jangan sampai tersesat!" Sang kapter divisi langsung mengeluarkan perintah cepat.

*Bang!*

Tak lama setelah Enrico selesai berbicara, Eddie mulai menggunakan mode tembakan tunggal dengan senapan mesin ringan miliknya. Menembak ke arah tempat gelap di kejauhan.

Setiap peluru yang ditembakkan, pasti akan menerima umpan balik dari suara percikan aneh serta lolongan anjing yang keras.

Kenneth dan Edward pergi untuk memeriksa area yang telah di bombardir oleh peluru tersebut. Saat sampai di sana, mereka menemukan anjing-anjing yang telah tergeletak mati, anjing-anjing itu tak lain adalah anjing zombie dengan penampilan mengerikan serta bau yang sangat busuk!

Kedua orang itu terlihat terkejut, "Ini, bukankah monster-monster ini yang telah kita temui di misi sebelumnya?"

Tiba-tiba, gerombolan anjing zombie mulai menyerang, mereka berlari gesit sambil mengeluarkan suara lolongan yang mengerikan. Jelas sekali bau busuk mereka tercium dari kejauhan!

"Hati-hati, tembak mereka sampai habis!" Enrico segera mengeluarkan senjatanya dan mulai menyerang. Menembaki anjing-anjing zombie yang muncul di depannya.

Gerombolan anjing itu tentunya tidak berdiam diri dan menerima nasib mereka, mereka mulai menyebar ke segala arah, bergegas ke arah anggota team Bravo dan mencoba menyerang mereka.

Svetlana tersenyum menghina. Dalam situasi yang sangat berbahaya seperti ini, dia sama sekali tak takut, malah mengganggap adegan ini lucu.

Mengeluarkan senapan modifikasi, Svetlana mulai menembak ke arah anjing zombie yang tersebar satu per satu. Setiap tembakan secara akurat mengenai dan membunuh para anjing menjijikkan itu, setiap kali mereka mencoba menghindar, pasti peluru akan menembus kepala mereka!

"Rebecca, hati-hati! Tetaplah di belakangku dan Svetlana, bagian belakang, aku serahkan kepadamu." Kata Eddie.

Mengambil senapan mesin ringan, Eddie mulai menembak. Pencahayaan di malam hari ini tak terlalu mempengaruhinya, T-Serum yang dia gunakan memberinya penglihatan yang lebih baik di malam hari. Keuntungan lainnya adalah, sekarang dia dapat melihat musuh berjarak sejauh lima puluh meter!

*Da!*

*Da!*

*Da!*

Suara tembakan terus terdengar, puluhan selongsong peluru dikeluarkan dari magasin. Semua anggota tim Bravo berjuang dengan keras! Minimnya pencahayaan membatasi penglihatan mereka, oleh sebab itu mereka berusaha keras untuk berkonsentrasi dan mencoba membunuh penyerang mereka sebelum mereka mencoba menggigit.

Tiba-tiba…

"Agh!!!"

Terdengar teriakan keras, ternyata Edward yang ada di depan telah dilempar ke atas tanah dan digigit oleh salah satu anjing zombie!

Eddie segera membalikkan badannya dan menembak, membunuh anjing zombie yang menyerang Edward, "Kenneth, bawa Edward kembali. Aku akan melindungimu!"

Melihat salah satu anggota timnya terluka, Enrico segera berteriak, "Cepat dan bawa kembali ke helikopter. Semua orang akan saling melindungi, jangan panik!"

*Da!*

*Da!*

*Da!*

Di bawah perlindungan Eddie, Kenneth berhasil membawa Edward masuk ke dalam helikopter dengan aman.

Anggota yang lain juga mulai mengikuti, mereka kembali ke helikopter dan segera menutup pintu untuk mencegah serbuan para monster tersebut.

-----

dukung saya di;

patréon.com/mizuki77