Bab 132

baca bab 269 di;

patréon.com/mizuki77

-----

Kata-kata Svetlana menyadarkan Eddie bahwa dirinya masihlah manusia, bukan senjata biologis. Manusia menggunakan keterampilan, senjata serta taktik dalam bertempur. Dibangingkan engan Tyrant yang memiliki kekuatan murni tanpa keahlian bela diri, tentunya manusia bisa lebih unggul darinya!

"Kecewa? Mungkin kamu ngelantur. Aku memikirkan dimana tempat eksperimen ini dilakukan serta bagaimana monster seperti ini bisa muncul." Eddie menundukkan kepalanya sambil merenung.

Mendengar jawaban itu, tentunya Svetlana tidak percaya, dia tahu bahwa pria itu merasa malu dan tak mau membahas topik itu lagi. Oleh sebab itu dia langsung merubah topik pembicaraan mereka.

Performa pertarungan Eddie tadi tidaklah buruk, tetapi ada banyak sekalih celah dalam pertahanannya, sebelum dia bisa menjadi lebih baik, Svetlana tiak akan puas.

Pria lemah tidak akan pernah menjadi kesukaan wanita kuat sepertinya.

"Kita akan tahu saat menyelidiki lebih dalam. Ngomong-ngomong, aku selalu merasa bawa ada seseorang yang sedang mengawasi kita, apakah kamera itu masih bekerja?" billy menunjuk ke kamera yang menempel di dinding tak jauh darinya.

*Bang!*

Eddie menghancurkan kamera itu dengan satu tembakan, "Sekarang kamera itu tak akan lagi bisa bekerja. Sebenarnya apa sih yang disembunyikan oleh Umbrella?"

"Apa pun itu, kami akan mengetahuinya!" Rebecca berkata sambil menyemangati dirinya sendiri.

Billy merasa kurang optimis dengan kinerja timnya, kekuatan perusahaan multinasional terlalu besar untuk digoyangkan hanya dengan empat orang. "Aku akan mendukungmu."

Mereka berempat terus bergerak maju sampai dihadapkan dengan gerbang yang memerlukan kunci untuk membukannya. Eddie dengan kasar menendang gerbang itu sampai terbuka, siapa yang membutuhkan kunci jika anda bisa mendobraknya secara langsung?

Apakah dia perlu berkeliaran secara manual untuk mendapatkan sebuah kunci?

Marcus terus mengawasi kemana kelompok itu pergi dari ruangan pemantauan. Di sisi lain, dia juga menangkap sosok orang yang membuatnya merasa sangat familiar, dia tak akan pernah melupakan sosok pria itu, pria itu tak lain adalah muridnya sendiri, Albert Wesker!

"Sialan, berani-beraninya kamu muncul di hadapanku! Aku akan membunuhmu hari ini!" Marcus menjadi sangat marah, nampaknya masih ingat akan kenangan buruk sepuluh tahun yang lalu. Dia dibunuh oleh kedua murinya sendiri!

Wesker yang sedang berjalan pelan tiba-tiba merasakan bahwa ada hal berbahaya yang meluncur dari sampingnya, dengan cepat dia menghindari serangan itu. Di sana dia melihat seorang pria muda yang sedikit familiar, tapi dia tak mengingat siapa sebenarnya orang itu.

"Wesker!" Marcus menggeram dengan suara pahit.

"Apa tujuanmu? Siapa kamu!" Wesker mengerutkan kening, dia sama sekali tak mengenal pria itu.

"Hei, aku disini untuk membalaskan dendamku, tidakkah kamu mengingatku?" Marcus menyeringai dan merubah penampilannya menjadi versi dirinya yang lebih tua.

Melihat hal ini, Wesker kaget. Bukankah pemuda ini adalah pemuda yang sebelumnya mengancam untuk membalas dendam kepada Umbrella? Dia sama sekali tak menyangka bahwa orang ini adalah Marcus sendiri! "Bukankah kamu sudah mati? Kenapa kamu masih hidup!"

Marcus tak terburu-buru untuk membunuh Wesker, mungkin karena sudah lama tak mengobrol setelah kebangkitannya, dia ingin berbicara omong kosong sebelum memuaskan dendamnya.

"T-Serum! Upaya penelitian yang aku banggakan pada akhirnya menyelamatkanku dari kematian, Queen Leech yang aku teliti telah membuatku menjadi lebih kuat!"

"Wesker, bersiaplah menerima seranganku ini!" Marcus menyeringai lebar.

Wesker nyaris tak menghindari serangan tiba-tiba Marcus. Sekarang dia sadar bahwa Marcus muda yang ada didepannya telah sebanding dengan senjata bio tipe Tyrant, seperti Sergei!

Di saat yang bersamaan, perkataan Marcus telah menyadarkan Wesker akan sesuatu. T-Serum benar-benar dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati, selain itu pengguna juga masih mempertahankan ingatan mereka!

Apakah ini tujuan Spencer yang sebenarnya? Tapi bagaimana pria tua itu tahu? Apakah Spencer berencana untuk menghidupkan kembali istri dan putranya yang telah mati?

Semakin Wesker berpikir semakin bingung dia.

*Bang!*

Wesker yang melamun langsung ditendang keluar.

"Wesker, kamu terlalu lemah, gemetar dan ketakutan! Matilah untukku!" Marcus tertawa secara mengerikan.

*Ting!*

*Ting!*

Marcus melihat ke benda kecil yang dilemparkan kepadanya, di sisi lain Wesker buru-buru bersembunyi untuk menghindari ledakan yang akan terjadi.

Detik berikutnya, kobaran api melesat ke langit, granat meledak dan Marcus langsung diledakkan menjadi beberapa bagian. Hampir semua lintah yang ada ditubuhnya terbunuh!

Situasi ini membuat Wesker semakin bingung, apakah itu lintah, lagi?

Di mata terkejut Wesker, lintah yang tersebar di sekitar ruangan berkumpul lagi, berubah menjadi sosok Marcus! "Aku abadi, idiot, apakah kamu berpikir bisa melawanku?"

Wesker sadar bahwa dia tak mampu melawan monster itu, oleh sebab itu dia ingin segera lari.

Marcus memandang Wesker yang melarikan diri sambil mencibir, "Hehe, bisakah kamu lari dariku?" Dalam sekejab Marcus berubah bentuk menjadi lintah yang merangkak dengan keempat kakinya dan mulai mengejar.

***

Eddie tak tahu akan plot pertarungan Wesker dengan Marcus sedang terjadi. Awalnya Marcus akan menghentikannya, tapi setelah melihat musuh bebuyutannya, dia merubah rencana dan ingin segera membalas dendam!

Semua ini normal. Queen Leech memiliki seluruh ingatan Marcus, terutama ingatan dimana saat William dan Wesker bekerja sama dalam membunuhnya.

Eddie dan yang lainnya sampai di dalam sebuah gedung dengan dekorasi arsitektur khas Eropa.

Ada juga tiga gambar yang tergantung di dinding. Gambar itu tak lain adalah gambar ketiga pendiri Umbrella; Spencer, Edward dan Marcus!

"Foto siapa ini?" Rebecca bertanya-tanya.

"Itu adalah foto paman saya, yang ini foto-foto pendiri Umbrella. Ayo pergi ke ruang pengawasan, lihat apakah ada data rekaman, mungkin kita akan tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini." Kata Eddie.

"Apakah kita akan berpencar?" Tanya Billy.

"Tidak, akan sangat berbahaya untuk bertindak sendiri-sendiri. Lebih aman untuk bergerak secara berkelompok. Apakah kamu masih memiliki bayangan psikologis dari teman-temanmu?"

"Haha, jangan khawatir, meskipun kami bukan orang-orang yang sepenuhnya baik, kami tak akan pernah melakukan hal kejam seperti itu kepada teman kita sendiri." Kata Eddie dengan senyum lebar.

"Apa maksudmu dengan kita? Mungkin kamu saja yang bukan orang baik!" Rebecca mencubit perut Eddie dengan pelan.