Bab 134

"Instruktur, kamu sangat kuat!" Rebecca menatap instrukturnya dengan penuh kekaguman, bagaimana bisa ada wanita sekuat itu di dunia?

Svetlana menggelengkan kepalanya, "Tidak sulit untuk mengatasinya, tidak ada yang perlu ditakuti." Kata Svetlana sambil melirik ke Eddie, mencoba mengingatkannya.

"Oke, oke, aku akan lebih memperhatikan di masa depan. Aku baru pertama kali melihat monster semacam itu, normal untuk terintimidasi, toh aku bukan veteran." Eddie membela dirinya.

"Benar, musuh yang kita hadapi bukan manusia, tapi monster!" Billy juga masih merasa ketakutan. Apa yang baru saja dia lihat lebih mengerikan dari pada kejadian pembunuhan yang pernah dia lihat dalam masa hidupnya.

Melanjutkan perjalanan mereka, tempat yang mereka tuju ditempati oleh banyak sekali makhluk aneh, makhluk-makhluk itu memiliki tubuh yang telah tercampur. Sangat menjijikkan!

"Apa ini?" Billy menghancurkan kepala kecoa yang memiliki tubuh capung dengan satu tembakan. Setelah monster itu mati, banyak serangga kecil yang keluar dari mayat itu, adegan ini membuat bulu kuduknya merinding.

"Kudengar pamanku dulu suka melakukan eksperimen biologis. Firasatku mengatakan bahwa dia juga menciptakan monster semacam ini, semoga saja tidak." Kata Eddie sambil mengerutkan kening.

Rebecca menghibur pria itu, "Eddie, pamanmu bukanlah kamu, Marcus adalah Marcus dan kamu adalah kamu. Kamu tidak salah dalam hal ini, pokoknya aku mendukungmu."

Dalam hati Eddie tersenyum, tapi di luar dia tetap diam. Sepertinya dia telah mendapatkan kepercayaan Rebecca sepenuhnya! Jika dia mengundang Rebecca masuk dalam tim, seharusnya dia akan langsung menerimanya hehe~

Svetlana menggelengkan kepalanya, dia sudah mencium niat jahat Eddie sejak lama. Rebecca sendiri agak bodoh, jelas sekali mudah tertipu. Terkadang ketidaktahuan benar-benar sebuah berkah…

Ketika melewati koridor laboratorium, Eddie menemukan sebuah botol berisi insektisida yang digunakan untuk menangani senjata bio yang gagal.

"Ada insektisida di sini, pasti untuk monster-monster sejenis tadi. Omong-omong, saya telah melihat peta, ada asrama eksekutif yang aman di area lain. Seharusnya ada beberapa peralatan di sana." Eddie menyerahkan peta ke yang lain.

"Jaraknya cukup dekat, aku akan mencoba mengeceknya ke sana." Setelah itu, Billy pergi sambil membawa pistolnya.

Di sisi lain, Eddie mengambil kesempatan ini untuk mencari data eksperimental. Dia mulai mengumpulkan data dan menyimpannya di sebuah disk komputer sesuai metode yang telah diberitahukan oleh Yoko Suzuki.

"Eddie, apa yang kamu lakukan?" Rebecca mendekat, dia melihat tindakan pria itu dengan rasa penasaran.

"Mencari sistem aktivasi untuk ledakan otomatis, jika aku menemukannya kita tak perlu pergi ke ruangan bawah tanah untuk mengaktifkannya secara manual. Aku tak ingin menghadapi monster-monster menjijikkan itu di sepanjang jalan." Kata Eddie sambil terus mengetuk keyboard.

Beberapa saat kemudian dia menemukan sebuah data Chimera yang telah diteliti Umbrella, mengingat data ini sangat menjijikkan, dia ingin langsung menghapusnya.

Tapi setelah dipikir-pikir dia bisa menggunakan data ini untuk menggulingkan Umbrella, jadi dia menyalinnya dan menaruhnya di folder yang terpisah.

Waktu berlalu, Rebecca sudah merasa sedikit mengantuk. Sekarang hampir tengah malam dan dia belum tidur sejak kemarin, "Eddie, apakah kamu akan melakukan eksperimen seperti ini di masa depan? Membuat banyak monster-monster aneh?"

Eddie menggelengkan kepalanya, "Melakukan eksperimen keji seperti ini? Tidak akan. Degan anda yang mengawasiku secara pribadi, beranikah aku melakukan hal-hal buruk seperti itu? Selain itu, aku bukan monster yang tak memiliki rasa simpati."

"Dia tak akan melakukan hal itu, aku dapat menjaminnya." Svetlana tiba-tiba membela Eddie tanpa sadar.

"Hmph, aku tidak berhak mengawasimu, urusan itu adalah urusan kayak Jill." Rebecca tidak akan terkecoh dengan perkataan pria itu, dia tak mudah ditipu!

"Kamu telah berjanji untuk masuk kedalam timku. Jangan lupa juga bahwa kita sahabat, sahabat perlu membantu satu sama lain!"

"Saat sahabatmu condong ke arah yang buruk, sebagai sahabat tugasmu adalah untuk mencegah serta menyadarkannya." Eddie tertawa.

"A-aku tidak tahu, aku ingin memikirkannya lagi." Rebecca berkata sedikit ragu-ragu.

Eddie mengangkat bahu dan terus mengetik diatas keyboard. Untuk saat ini dia akan memberikan waktu kepada Rebecca untuk berpikir, dia tak ingin mengajukan banyak sekali pertanyaan karena hal itu akan sangat menjengkelkan.

"Aku menyarankanmu untuk bergabung dengan Eddie. Karena setelah kita kembali dan membongkar kebusukan Umbrella, mereka akan menargetkan anda. Kemungkinan besar mereka akan mencoba membunuhmu, apakah kamu bisa melawan perusahaan multinasional sendirian? Pikirkan baik-baik." Svetlana bertanya secara retoris.

Rebecca yang mendengar pertanyaan itu langsung terdiam. Dia ingat dan tahu bahwa dunia ini tak seindah kelihatannya… Dia bukan anak kecil lagi, dia sudah dewasa dan perlu memikirkan hal-hal ini lagi!

Eddie diam-diam mengacungkan jempol kepada Svetlana. Sangat jarang Instruktur pendiam ini mencoba membantunya. Dengan pernyataan Svetlana, pemikiran Rebecca dapat berubah dan pada akhirnya dia akan mau bergabung dengan kelompok Eddie!

Svetlana di sisi lain membalas Eddie dengan mata melotot.

"Anda benar… Kita harus saling membantu." Rebecca mengangguk, dia menoleh ke Eddie. "Eddie, aku memutuskan bahwa aku akan bergabung dalam timmu! Jika aku tahu kamu mencoba melakukan eksperimen kejam seperti ini, maka aku akan meninggalkanmu!" Kata Rebecca dengan nada tegas.

"Haha, baiklah, selamat bekerja sama." Eddie mengulurkan tangannya, menyambut Rebecca dengan riang.

Rebecca menjabat tangan Eddie, "Selamat bekerja sama."

Beberapa menit kemudian, Billy kembali sambil mengenakan satu set pakaian taktis.

"Aku kembali. Di sana banyak monster, nampaknya semua orang di sini telah berubah menjadi zombie." Billy melaporkan situasi terkini kepada rekan-rekan barunya.