Bab 143

Sudah dua puluh tiga jam lebih semenjak tim Bravo ditugaskan dan pergi ke pegunungan Arklay dalam misi tertentu. Selama periode misi tersebut, mereka semua hilang dan tidak dapat dihubungi.

Helikopter yang mereka gunakan juga telah rusak, bahkan Dooley tidak tinggal di helikopter dan bergerak ikut bersama dengan anggota tim yang lain.

Sang koresponden polisi, David melapor kepada Letnan Marvin, "Pak, tim Bravo dari pasukan S.T.A.R.S. telah menyelidiki area Arklay selama lebih dari dua puluh empat jam, sejauh ini tidak ada kontak dari mereka."

Marvin yang memiliki dedikasi tinggi serta reputasi yang baik di kepolisian langsung menjawab sambil mengerutkan kening, "Hubungi Wesker terlebih dahulu, aku akan melapor ke Chief."

Sekarang sudah larut malam, saat Brian sedang tidur, tiba-tiba dia dibangunkan oleh panggilan telepon. Dengan marah dia menjawab, "Marvin, lebih baik kamu memberiku penjelasan yang baik, jika tidak aku akan membuatmu membersihkan toilet selama seminggu!"

Di sisi lain Marvin tidak takut, dia berkata dengan tenang, "Lapor kepada Chief, team Bravo pergi untuk melakukan misi pada pukul 11:00 tadi malam."

"Mereka pergi ke pegunungan Arklay untuk menyelidiki hilangnya kereta Umbrella, sampai sekarang masih belum ada kabar dari mereka."

"Kalau begitu kirim seseorang untuk menyelidiki, temukan mereka dan pastikan apakah mereka masih hidup atau sudah mati. Itu saja." Brian langsung menutup telepon.

Dalam hati Brian tidak terlalu perduli masalah seperti itu, malahan dia lebih mementingkan barang aneh apa yang akan dia beli bulan depan.

***

Wesker datang ke kantor pilisi. Dia sudah tahu tentang kondisi tim Bravo saat ini. Orang-orang itu masih bertempur dengan senjata bio di dalam mansion.

"Malam ini tugas kita tak lain untuk menemukan tim Bravo, semua orang kemasi senjata, kita akan segera berangkat!" Tanpa banyak omong kosong, Wesker langsung memberi perintah cepat kepada tim yang dia pimpin.

Di sisi lain Barry menghawatirkan keselamatan Eddie. Eddie adalah salah satu temannya yang murah hati, "Kuharap mereka tidak mengalami hal-hal yang buruk."

"Aku yakin mereka baik-baik saja, jangan lupa bahwa jumlah mereka juga banyak, terlebih ada Enrico di dalam tim mereka." Kata Chris dengan nada pasti.

Tim Alpha berangkat dengan helikopter, helikopter itu melintasi pegunugan Arklay di tengah malam, mereka memasuki area neraka yang akan mereka selidiki.

Menurut sinyal terakhir yang diberikan oleh Tim Bravo, mereka pergi ke arah sekitar kereta.

Anggota tim Alpha yang turun dari helikopter mulai melakukan tindakan pencegahan dengan senjata api mereka. Sebelumnya mereka telah menghadapi insiden Rumah Sakit hutan Arklay, sekarang mereka tidak berani bertindak gegabah.

"Kapten, ada helikopter rusak di sini, sepertinya helikopter ini milik tim Bravo!" Joseph adalah orang pertama yang menemukan bangkai helikopter yang telah terjatuh.

"Aneh, tidak ada siapa-siapa di sini, kemana mereka pergi?" Tanya Chris.

"Hei, hati-hati, ada monster!" Barry dengan cepat mengeluarkan senjata dan mulai menembaki anjing zombie yang bergegas menuju mereka.

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Meskipun agak tiba-tiba, di bawah pengawasan tim Alpha yang telah sepenuhnya waspada, anjing-anjing zombie itu berhasil dirobohkan.

Tidak perduli seberapa kuat mereka, dengan hujan peluru dari tim Alpha, tubuh mereka tak mampu menahan tembakan tersebut!

Dengan kacamata hitam yang khas, Wesker diam-diam merekam pertempuran tersebut.

Akan tetapi, Brad yang ditugaskan untuk mengendarai helikopter langsung melarikan diri dengan panik. Setelah melihat sejumlah besar zombie, secara tergesa-gesa dia kabur dan hanya memperdulikan dirinya sendiri.

Kenangan gila serta mengerikan yang telah dia alami di Rumah Sakit hutan Arklay masihlah menghantui pikirannya.

Dalam ketakutan ekstrim, dia pergi meninggalkan rekan setimnya dan melarikan diri menggunakan helikopter!

"Hei, Brad! Apa yang kamu lakukan, kenapa kamu lari!" Joseph mengutuk keras, tapi perkataannya tidak sampai ke Brad. Helikopter yang ditumpangi oleh Brad sudah terbang menjauh.

Dalam keputusasaan, sisa tim terus mencari. Beberapa saat kemudian, Barry menemukan sesuatu, "Tunggu, ada sinyal yang telah ditinggalkan oleh Enrico, dia memberi tahu kita bahwa mereka ada di arah jam tiga, di sana!"

Semula Wesker berencana untuk menggunakan beberapa alasan untuk menipu timnya menuju Mansion. Tapi entah kenapa dia malah menjumpai kebetulan seperti ini.

"Kalau begitu mari pergi, kita akan mendukung tim Bravo!"

Tim Alpha terus menjelajah, dan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah besar yang aneh.

Sebelum Wesker dan timnya datang, Rebecca terbangun dan menguap. Dengan nada minta maaf, Rebecca berkata, "Maaf, apakah aku tidur terlalu lama?"

Svetlana menggelengkan kepalanya, "Tidak, hanya beberapa jam. Wajar untuk merasa lelah dan mengantuk setelah pertempuran sepanjang malam."

Rebecca mengangguk, "Ngomong-ngomong, intruktur, bagaimana kabar Eddie?" Rebecca melihat ke arah sekeliling, tapi dia tidak bisa menemukan sosok pria itu.

"Dia pergi untuk menyelidiki rumah besar ini, dia juga sedang mencari makanan yang dapat kita makan." Kata Svetlana sambil menjajal piano yang ada di dalam ruangan. Di waktu luang dia sering bermain piano, tapi sayang sekali dia jarang memiliki kesempatan untuk bermain.

Setelah keduanya selesai berbicara, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Eddie masuk dengan sekantong besar makanan, "Kita sangat beruntung, aku menemukan beberapa makanan sisa dari dalam gudang, semua makanan ini masih segar."

"Aku telah mencicipnya, tidak ada racun sama sekali."

Rebecca menatap Eddie dengan penuh kekaguman. Baru saja pria itu mengangkat sesuatu yang terlihat sangat berat.

"Eddie, kamu sangat kuat!"

"Oh? Aku lebih kuat di 'bagian' lain, sayang sekali kamu masih belum melihatnya." Kata Eddie dengan seringai lebar menyerupai rubah.

"Bagian lain yang mana?" Rebecca jelas tidak tahu maksud pria itu.

"Lupakan, hanya masalah 'berkelahi.' Ayo makan selagi panas, kita akan mencari anggota tim yang lain setelah makan." Eddie mengalihkan topik pembicaraan.

Svetlana mencibir, tapi tetap diam dan tidak mengekspos apa maksud perkataan pria itu yang sesungguhnya. Jika dia menyela pria itu, mungkin pria itu akan memanfaatkan kesempatan tersebut.

***

Keterampilan memasak Eddie tidak terlalu buruk, meskipun tidak sebagus Ada Wong, tapi masih cukup enak.

Setelah Rebecca selesai makan, Eddie pergi ke arah gudang sekali lagi. Dia mencari makanan segar lain dan memasaknya untuk Svetlana.

Setelah makan dan minum, mereka bertiga membereskan peralatan mereka dan segera melanjutkan perjalanan ke bagian dalam Mansion.

Dalam perjalanan, banyak sekali monster yang telah terbunuh. Semua monster itu pasti dibunuh oleh Enrico dan anggota lainnya.

Sejauh ini kelompok Eddie tidak menemukan tubuh anggota tim Bravo, seharusnya semua masih selamat dan hidup.

"Aku tidak tahu apakah mereka baik-baik saja atau tidak." Rebecca berkata dengan nada khawatir. Tapi dalam hati dia juga merasa sangat nyaman, di depannya, Eddie berjalan memimpin.