Bab 146

Eddie dan Svetlana telah sampai di ruangan lab. Eddie mulai memformulasi sebuah antidote berdasarkan racun ular yang telah menyerang anggota teamnya.

Untungnya semua peralatan di sini masih berfungsi, jika Marcus menghancurkannya juga, maka membuat antidote menjadi tidak mungkin!

Di samping pria itu, Svetlana melihat tindakan Eddie dan bertanya, "Kamu terlihat sangat terampil dalam hal ini, apakah kamu sering membuat hal-hal semacam ini?"

"Yah bisa dibilang begitu, untuk menemukan obat keabadian, aku sering melakukan beberapa eksperimen. Karena Spencer mengawasi karyawannya cukup ketat, terkadang aku harus sembunyi-sembunyi saat melakukan hal semacam ini." Kata Eddie.

"Oh, kamu masih punya cerita semacam itu?" Svetlana menoleh, nampaknya mereka berdua memiliki pengalaman yang hampir sama walaupun bidangnya sedikit berbeda.

"Ya. Kenapa? Apakah kamu memiliki cerita yang sama? Maukah kamu menceritakannya kepadaku?" Eddie mengambil kesempatan ini untuk mengobrol.

"Tentu saja aku punya. Apakah ada anggur di sini?" Svetlana melirik pria itu, tapi beberapa saat kemudian dia buru-buru berkata, "Tidak, tidak, jangan mencoba mengalihkan perhatianku, nak. Aku tahu apa yang kamu pikirkan saat ini!"

***

Ketika antidote untuk racun ular selesai, Eddie memutuskan untuk membuat beberapa antivirus T-Virus sebagai cadangan. Antivirus ini akan sangat berguna nanti.

Tepat saat Eddie dan Svetlana ingin pergi dari ruangan tersebut, pintu lab tiba-tiba terbuka. Barry masuk sambil memegang pistol berkaliber tinggi miliknya.

"Ah, Eddie! Syukurlah kamu baik-baik saja, jika terjadi apa-apa kepadamu aku tidak akan mampu menjelaskannya kepada Jill." Meski terlihat sedikit senang saat mengetahui temannya masih hidup. Tapi Eddie tahu bahwa Barry terlihat dalam mood yang sangat buruk, hal ini dibuktikan oleh senyuman yang terlihat sangat dipaksakan itu.

"Barry, apa yang terjadi padamu? Apakah ada sesuatu yang membuatmu khawatir? Ngomong-ngomong kita perlu meninggalkan mansion ini secepatnya." Eddie menyapa pria itu sambil menghawatirkan kondisinya.

"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu? Kamu sudah menghilang lebih dari dua puluh empat jam." Barry sedikit mengerutkan keningnya, berpikir apakah dia harus membawa Eddie dan anggota lainnya ke tempat yang telah ditentukan oleh Wesker.

Tapi saat ini masih ada Svetlana yang menjaga serta menemani Eddie, wanita itu tak akan mengijinkannya.

"Eh, apakah sudah selama itu?" Eddie mengelus dagunya, dia melanjutkan; "Baru saja paman Kenneth dan Edward diserang oleh monster ular, mereka diracuni. Aku ingin segera kembali kepada mereka, aku telah membuat penawar racun ular tersebut."

"Ngomong-ngomong, apakah kamu benar-benar baik-baik saja? Kamu terlihat sedang mengalami masalah."

Eddie mencoba mengingat sesuatu, melihat sikap aneh Barry, seharusnya dia telah diancam oleh Wesker.

"Bukan apa-apa, jika benar kamu telah menemukan antidote untuk mereka, maka cepat dan selamatkan mereka." Barry menggelengkan kepalanya, setelah itu dia pergi.

"Hei, Barry! Kamu bisa membicarakannya denganku, mungkin aku bisa membantumu. Jika hal ini menyangkut tentang uang, aku bisa memimjamkannya kepadamu. Ataukah kamu ingin menyewa bantuan tentara bayaran?" Eddie mencoba membujuk pria itu dengan tulus.

Langkah kaki Barry langsung terhenti, "Tidak apa-apa. Terima kasih atas tawaranmu, aku akan meminta bantuanmu jika ada sesuatu nanti."

Setelah Barry pergi, Svetlana berkata, "Ada yang salah dengan orang itu. Jangan percaya dengan perkataannya, ada yang sedang dia coba tutup-tutupi."

"Aku tahu, oleh sebab itu aku bertanya kepadanya. Tapi karena dia tidak ingin mengatakannya, maka kita hanya bisa mengangkat bahu. Setiap orang memiliki rahasia mereka masing-masing, jika dia tidak memberitahunya maka kita tidak bisa berbuat banyak." Eddie tahu plot dunia ini, Barry pasti diancam oleh Wesker...

"Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan saat ini, pokoknya jika kamu ingin mengetahui masalah pria itu, kamu harus mencari tahunya sendiri." Svetlana berjalan pergi, dia tidak memiliki minat untuk membantu Barry.

Kembali ke area asrama, Eddie mengetuk pintu, "Rebecca, ini aku, kamu bisa membuka pintunya."

Suara rangka besi terdengar dari dalam, tak lama kemudian Rebecca membuka pintu tersebut, "Eddie, akhirnya kamu kembali, cepat! Mereka sudah tidak mampu menahannya lagi!"

"Jangan khawatir, mereka tidak akan mati selama ada aku disini." Eddie mengeluarkan antidote dan segera memberi mereka obat tersebut.

Kurang dari lima menit kemudian, mereka bertiga bangun dengan lemas. Paman Kenneth terluka parah dan terlihat sangat lemas.

Adapun Edward dan Richard, mereka terlihat lebih baikan daripada Kenneth.

"Eddie, Rebecca, dan anda, Intruktur. Terima kasih karena telah menyelamatkan kita." Richard tertawa lemah, dia dengan tulus berteria kasih kepada dermawannya.

"Terima kasih banyak, sungguh senang bahwa kita baik-baik saja." Kenneth berkata lemah sambil berbaring.

"Aku akan mentraktirmu minuman nanti." Edward tersenyum sambil terbatuk dua kali.

"Teman seperjuangan harus saling membantu." Eddie mengangguk.

"Ngomong-ngomong bagaimana dengan kapten kita dan lainnya? Aku curiga kita telah dijebak, seseorang pasti telah sengaja memikat kita untuk datang ke sini." Eddie berkata sambil mengerutkan keningnya.

"Kapten dan sisa anggota tim pergi ke lab di ruang bawah. Ada pintu rahasia yang dapat mengantarkan kita menuju lab tersebut." Richard menjelaskan.

"Team Alpha juga telah datang untuk mendukung kita, sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini." Eddie tidak tahu kapan program penghancuran diri akan dimulai.

*Cough!*

"Kalian bisa pergi terlebih dahulu. Aku akan beristirahat sebentar di sini, jika kalian pergi denganku, aku takut bahwa aku akan menjadi beban bagi kalian." Kata Kenneth dengan suara lemah.

"Baiklah, paman Kenneth beristirahatlah di sini sebentar. Jika bisa minta bantuan markas untuk mengirim helikopter ke sini." Eddie mengangguk.

-----

baca bab 300 di;

patréon.com/mizuki77

(diskon agustusan (16%) sampe tanggal 31!)