Bab 148

Detik berikutnya, Barry menyandra serta menodongkan pistolnya tepat dikepala Enrico, "Maaf, kalian semua harus pergi ke sana. Tolong, tolong jangan buat aku melakukan hal ini." Barry merasa sedih dalam hatinya, dia tidak tahu harus berbuat apa. Jika mereka tidak pergi seperti apa yang diperintahkan Wesker, maka keluarganya akan dalam bahaya.

"Barry, kamu gila! Letakkan pistolnya, kita rekan satu tim, kenapa kamu melakukan hal ini?" Kata Chris sambil menodongkan senjatanya ke Barry. Dia tidak tahu mengapa Barry berani melakukan penghianatan semacam ini.

"Aku tidak memiliki pilihan lain, Chris. Pergilah ke sana, kamu dapat bertanya pada Wesker." Setelah mengatakan hal itu, Barry siap menembak. Hal itu mengungkapkan tekadnya bahwa dia lebih memilih keluarganya dari pada rekan satu tim!

Semua orang melotot ke arah pria itu. Mereka tak pernah berpikir bahwa Barry yang terkenal adil dan baik hati berkhianat kepada mereka. Semua orang mulai mengangkat senjata mereka, dengan semua senjata ini, apakah Barry masih bisa kabur? Tentu saja tidak!

Svetlana tertawa dalam hati, drama ini menjadi lebih tak terkendali. Dugaannya memang benar, Barry memang memiliki masalah. Tapi karena ini tidak berhubungan dengannya, dia tidak ingin ikut andil, mari toton pertunjukan ini dari samping.

"Tunggu, Barry. Aku tahu bahwa kamu mengalami kesulitan, jika kamu diancam, kamu dapat membicarakannya dengan kita. Kami adalah team paling elit di kota Raccoon, masalah seperti ini seharusnya masih bisa diselesaikan dengan baik-baik." Eddie mencoba membujuk pria itu. Dibelakangnya, dia melindungi sosok Rebecca sebagai antisipasi.

Tindakan Eddie membuat jantung Rebecca berdetak kencang. Meskipun dia berpikir Barry tidak akan menembak, tapi tetap saja menyenangkan untuk dilindungi oleh sosok yang dia kagumi.

Barry terdiam sejenak, tampak bergulat dengan batinnya.

Enrico yang ditodong senjata berkata, "Barry, kita sudah saling kenal sejak lama, aku tahu persis orang seperti apa kamu. Jika kamu mengalami kesulitan, kamu tidak akan pernah melakukan tindakan keji semacam ini."

"Eddie benar, kamu perlu membicarkan hal ini dengan kita. Kita semua ada di sini, kita dapat membantu anda."

Barry diam cukup lama, beberapa saat kemudian dia menjawab, "Wesker telah menculik keluargaku. Aku tidak punya pilihan lain selain mematuhi permintaannya."

"Dia menyuruhku untuk membimbing kalian ke bagian dalam lab, sisanya aku tidak tahu."

Pada akhirnya Barry mengungkapkan isi hatinya.

"Wesker terkutuk itu!"

Chris merasa sangat marah, tak disangka kaptennya mau melakukan hal kotor seperti ini!

"Jika itu masalahnya, mengapa tidak mengadakan sebuah drama? Kita dapat berpura-pura seperti yang dia perintahkan, saat Wesker lengah, kita dapat menyerbunya secara bersama-sama." Kata Eddie.

"Setelah itu kita dapat menyelamatkan keluargamu. Ngomong-ngomong, tidak ada kamera pengawas di sini, aku yakin Wesker tidak akan mengetahui kesepakatan kita."

"Ya, Barry. Kamu bisa mengandalkan kita. Tindakanmu yang sebelumnya, kita masih dapat memakluminya, pokoknya ini semua salah Wesker. Kita akan membuatnya menyesali perbuatan ini!" Chris merasa telah dikhianati oleh Wesker!

Barry melepaskan Enrico, setelah itu menodongkan senjatanya ke arah kepalanya sendiri, siap untuk mengakhiri hidupnya yang menyedihkan. "Maaf... Maafkan aku."

Dia ingin bunuh diri, dia merasa sangat malu akan tindakan kotornya barusan. Kenapa dia mengancam rekan satu timnya yang tidak bersalah?

Mereka adalah teman seperjuangannya, sialan!

"Barry, jangan impulsif. Jika kamu mati, aku akan menyantap putrimu yang tercinta!" Eddie tiba-tiba tersenyum jahat. Eskpresi itu dapat membuat seorang ayah merinding dan juga marah.

"Brengsek! Aku tidak akan mengijinkanmu, aku tahu bahwa selama ini kamu menargetkan Moira. Coba saja dan lihat apa yang akan terjadi kepadamu nanti!" Barry berteriak marah. Dia membesarkan putrinya yang tercinta dengan tulus, dan pria ini mau meraih putrinya juga! Dia tidak akan mengijinkan hal ini!

Svetlana menghentikan Barry dengan cepat, "Dia memprovokasimu agar kamu tidak jadi bunuh diri. Kamu sangat bodoh, seharusnya kamu berterima kasih padanya."

Setelah mendengar penjelasan Svetlana, semua anggota yang sebelumnya tertegun langsung memahami situasi. Ternyata Eddie hanya berpura-pura...

"Eddie, meskipun kamu telah menyelamatkanku berkali-kali, aku masih perlu menasehatimu sesuatu. Jangan manfaatkan ketidakhadiran Jill untuk meraih wanita lain, itu tidak baik." Richard mencoba menasehati.

Edward juga mengangguk, "Benar, walaupun semua itu bohong, akan lebih baik jika kamu mengatakannya secara pribadi dengan Barry."

Nah, para orang-orang tua ini sekarang mencoba saling melindungi, layak menjadi rekan tua seperjuangan!

Di sisi lain Rebecca terlihat menyipit. Dia bertanya-tanya apakah Eddie memang benar berbohong atau memang menginginkan Moira juga.

Jika Svetlana tidak menjelaskan tindakan Eddie tadi, mungkin kejadian barusan akan terus dia ingat setiap hari!

Eddie terbatuk, "Oke, jangan gugup. Aku hanya bercanda, baru saja Barry bertindak sangat impulsif, jadi aku ingin menyadarkannya. Itu saja."

"Huh? Bercanda? Apa maksudmu, nak? Apakah kamu tidak ingin bertanggung jawab kepada Moira!" Barry semakin marah. Nampaknya pemikirannya telah dipengaruhi oleh sesuatu.

Enrico langsung melerai mereka berdua. "Oke, pak tua. Tenangkan dirimu, aku yakin Eddie tidak bermaksud menyinggungmu."

Tepat ketika suasana ruangan menjadi sedikit aneh, Svetlana mendengus, "Kalian tidak kompeten, di situasi bahaya semacam ini masih saja mempermasalahkan masalah kecil. Dimana disiplin militer kalian?"

Setiap orang yang mendengar hal ini langsung merasa malu. Hanya Eddie yang diam-diam memberikan acungan jempol kepada wanita cantik itu

Wanita itu sangat dapat diandalkan, jika dia mampu menikahinya, maka hidupnya akan menjadi subur dan menyenangkan.

Svetlana memalingkan wajahnya.

Setelah itu semua orang langsung membuat sebuah rencana...

Di sisi lain Wesker menunggu di dalam lab. Dia tahu bahwa Barry telah berkumpul dengan teamnya, hanya masalah waktu sebelum pria itu membawa mereka semua seperti apa yang dia perintahkan.

-----

baca bab lanjutan di;

patréon.com/mizuki77