Bab 202

Kemarin Malam.

Selesai mencuci piring, Katherine masuk ke dalam kamar. Setelah dia masuk dia langsung tercenang, dia membeku sejenak ketika melihat Eddie melepas pakaian atasnya.

Melihat tubuh atas berotot Yves, Katherine tersipu malu. Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi kata-kata itu tidak mau keluar dari mulutnya.

Meski dia terjekut dan panik, entah kenapa dia senang? Gadis berambut pirang itu tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba merasakan perasaan seperti ini.

Katherine tidak tahu harus bagaimana, saat ini pria itu duduk di atas kasur.

Eddie yang memperhatikan kebingunan gadis itu berkata, "Katherine, maafkan aku karena memanggilmu secara tiba-tiba. Ke sini, duduklah." Kata Eddie sambil menggaruk kepalanya.

Mendengar perkataan pria itu, Katherine langsung pulih, dia berjalan mendekat dan ingin duduk di sampingnya, wajahnya langsung merona.

Beberapa hari yang lalu, dia membicarkan tentang hal ini dengan Eddie. Awalnya dia hanya bercanda ketika membahas tentang sesuatu yang sensitif, kau tahu?

Tapi, akhirnya dia berkomitmen dan telah berjanji. Dia tahu apa yang diinginkan Eddie. Selain itu, dia juga telah menaruh perasaan kepada pria ini, walaupun dia sering menuduhnya, tapi dalam hati Katherine tahu bahwa dia mencintainya.

Alasan kenapa dia mau memblokir peluru itu karena dia memang tak keberatan mengorbankan nyawanya. Awalnya dia berpikir bahwa dirinya akan berakhir mati, tapi ternyata, pria yang dia cintai mampu menolongnya...

Saat itu dia yakin, perasaannya memang telah matang. Perasaan ini bukanlah main-main, oleh sebab itu dia tidak akan keberatan jika hubungan ini dipercepat.

Ketika Katherine duduk, lengan Eddie langsung memeluk pinggangnya, setelah itu mendudukkan gadis itu di pangkuannya.

"E-Eddie.. Apa yang kamu lakukan?" Gadis terkejut, dia ingin segera berdiri karena merasa malu. Tapi dia dihentikan oleh pria itu.

"Katherine... Kau tahu kalau aku mencintaimu, kan? Apakah kamu tidak mencintaiku juga?" Kata Eddie, menungkapkan perasaannya. Dia menggeser lengannya sedikit ke atas, hal ini tentunya membuat lengannya menyentuh payudaranya sedikit.

"I-ini..." Hati Katherine langsung berdetak kencang. Dia tidak menyangka bahwa Eddie akan mengungkan perasaannya begitu tiba-tiba.

Dengan nada terputus-putus, Katherine menjawab dengan malu, "A-aku juga menyukaimu." Jawab gadis itu, otaknya sekarang telah kacau. Awalnya dia ingin segera berdiri, tapi otaknya berkata lain, nampaknya dia memang menikmati duduk di pangkuan pria tampan itu.

Eddie meletakkan tangan kanan di paha lembut dan tebal milik Katherine, dengan lembut mengelusnya perlahan. Katherine langsung mengerang pelan.

Eddie menikmati elastisitas serta kelembutan kulit gadis muda itu, perlahan-lahan dia mengarahkan gerakannya ke dalam pahanya. Tanpa disangka, ujung tangannya nyaris menyentuh selangkangannya yang sekarang ini mulai menjadi basah.

"Hmmm~" Mengerang lagi, kali ini Katherine tidak menunjukkan jejak perlawanan.

Bagi Eddie, hal ini adalah sinyal bahwa Katherine sudah siap, apakah dia perlu bertindak ke langkah selanjutnya?

Pria perkasa itu menarik gadis itu lebih dekat dengannya, seketika, Katherine merasakan benda keras dan panas menyentuh pantatnya. Tanpa membuang waktu, Eddie membisikkan kata-kata romantis di telinga Katherine, setelah itu mencium pipi serta lehernya yang halus.

Erangan pajang keluar dari mulut Katherine, dia merasa terengah-enah. Tanpa menyadarinya, Katherine lebih mengekspos lehernya, seakan-akan ingin pria itu untuk lebih mengeksplorasi kefeminitasan dirinya.

Saat ini Katherine telah benar-benar menyerah akan belaian lembut Eddie.

Eddie menggerakkan lengan kirinya perlahan, mengelus perut Katherine yang kencang sampai ke arah payudaranya yang besar. Dengan lembut, telapak tangan besarnya meremas payudara kirinya yang empuk.

Katherine yang mengenakan pakaian tipis langsung merasakan rangsangan ini. Putingnya langsung mengeras karena gairah yang dia dapat.

Dengan tangan kanannya, Eddie terus melanjutkan membelai bagian dalam paha gadis itu, mendekatkan jari-jarinya lebih dekat ke arah selangkangannya. Dia membelainya dengan sangat profesional sampai-sampai Katherine mengerang keras.

"Ahh.. Eddie, kita seharusnya... Ti-tidak-" Akal sehat terakhir yang dimiliki Katherine perlahan tenggelam. Dengan berlalunya waktu, dia perlahan mulai menikmati hal mesum ini semakin dalam.

"Hmm? Apa yang ingin kamu katakan, Katherine?" Tanya Eddie sambil mencium leher gadis muda itu.

"Apakah kamu tidak menyukainya?" Eddie berbisik pelan di telinga Katherine, jari-jarinya meremas puting merah muda gadis itu.

"Unn~ Eddie... Ya tuhan!" Katherine mengerang, hampir saja dia ingin muncrat. Bagian intimnya telah berdenyut, sekarang selangkangannya telah basah karena tindakan mesum yang dilakukan pria itu kepadanya!

Eddie ingin melepaskan pakaian Katherine. Katherine mengerti apa yang ingin dia lakukan, dengan patuh dia mengangkat kedua tangannya ke atas, membiarkan pemuda itu melepas pakaiannya/

Beberapa detik kemudian, sosok Katherine yang luar biasa cantik telah sepenuhnya terekspos. Eddie menelan ludahnya, dia melihat ke arah payudarah gadis itu dengan kaget. Jika menyangkut payudarah, maka gadis ini adalah yang terbesar!

Eddie mengarahkan kedua tangannya di sekitar payudaranya yang lembut, dia meremas dan mencubit putingnya dengan bersemangat. Jari-jarinya dengan ahli begerak dan merangsang gadis itu.

Katherine hanya bisa mengerang keras sembari menikmati belaian pria itu.

Setelah bermain dengan payudaranya cukup lama, Eddie membalikkan gadis itu, membuatnya duduk saling berhadapan.

Wajah Katherine merona, sekarang Eddie paham seberapa cantik gadis ini. Tidak diragukan lagi, gadis ini sangat cantik, bahkan menjadi lebih cantik setelah menerima perawatan Serum!

Eddie ingin mencium gadis itu, tapi gadis pemalu yang selalu menurut itu sekarang bertindak buas. Eddie tak pernah memikirkan hal ini, Katherine meraih kepalanya dan berinisiatif mencium pria itu sendiri!

Memberikan ciuman pertamanya kepada Eddie, Katherine mengerang sambil menghisap bibirnya, keduanya bertukar air liur.

Menerima ciuman kikuk gadis itu, Eddie menanggapinya dengan lebih jauh, dia mulai menyerang dengan lidahnya.

Katherine terkejut, tapi dia adalah pelajar yang cepat. Dia telah membiasakan diri dan sekarang dia hanya menerima rangsangan hebat di dalam mulutnya.

Keduanya terengah-engah akan ciuman tersebut.

Otak Katherine telah dipenuhi oleh nafus, bahkan dia tidak lagi ingin berhenti. Yang awalnya dia pasif, sekarang dia lebih aktif.

Tangan kecilnya membelai dada lebar serta berotot pria itu. Setelah puas dengan bagian atas, dia perlahan turun ke bagian bawah.

Seketika dia merasakan perutnya yang keras, selain itu ada tonjolan di celananya. Belaian lembutnya membuat pria itu mengerang.

Setelah memutuskan ciuman itu, gadis itu langsung menarik napas dalam-dalam.

Tapi saat Katherine lengah, Eddie langsung menunduk ke arah bawah, dia langsung menempelkan bibirnya ke puting kanannya. Dia bermain-main dengan lidah dan giginya!

Terkadang dia akan menghisap, setelah itu menggigit, dan menariknya!

"Uhmmm~~" Katherine mengerang, jelas sekali payudaranya lah titik terlemahnya.

Ternyata aset terbesarnya adalah bagian paling sensitif!

Eddie marih payudarah yang lain, memusatkan putingnya menjadi satu, setelah itu menghisapnya secara bersamaan.

Di sisi lain, tangan lainnya membelai bagian sensitif lain gadis itu.

Jari-jari Eddie menelusup ke bagian dalam celana dalam Katherine. Katherine semakin merona, dua rangsangan kuat ini membuatnya hampir gila!

Menarik celana dalam ketat gadis itu, Eddie menikmati pemandangan yang ada di baliknya. Bulu kemaluan berwarna emas yang dicukur rapi itu semakin menambah pesona feminitas Katherine.

Celana dalam yang sebelumnya dilepaskan oleh Eddie telah dibasahi oleh cairan cinta gadis itu.

Eddie membaringkan tubuh Katherine di atas kasur, dia berkata, "Mari lakukan hal yang lebih menyenangkan." Kata Eddie sambil membelai wajah Katherine.

"Eddie..." Katherine menutupi wajahnya dengan malu, jantungnya berdetak semakin kencang. Apakah sudah saatnya? Apakah dia akan melakukannya dengan pria ini?

Eddie berjongkok, dia mengarahkan wajahnya lebih dekat ke bagian sensitif gadis itu.

Dengan bantuan jari-jarinya, Eddie membuka vagina itu ke arah kiri dan kanan. Menunjukkan daging merah muda lucu yang tak pernah tersentuh itu.

Di bagian atas, ada benda kecil layaknya kacang. Eddie memulainya dari sana.

"Uhmm~" Dari hembusan napas Eddie saja, Katherine telah merasakan rasa panas dari bagian bawahnya. Vaginanya semakin berkedut-kedut menantikan kenikmatan yang akan dia terima.

Sesaat kemudian, dia merasakan sesuatu hal yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Klitorisnya di hisap oleh Eddie!

-----

read chapter 383 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77