Bab 203

"Tim pertama masuk ke gerbang, setelah gerbang terbuka kalian berjaga-jagalah. Tim kedua memutar jalan, pastikan untuk memperbaiki sistem tenaga listrik gedung, jangan masuk ke dalam gedung sebelum hal itu diperbaiki!"

Langkah-langkah ini sudah direncanakan dari awal, pertama listrik harus bisa dinyalakan dulu, daerah yang terang akan mempermudah mereka melakukan misi ini.

Kevin dan Leon dimasukan ke dalam tim polisi elit khusus, pada dasarnya tugas mereka hampir sama seperti S.T.A.R.S. tapi dengan nama yang berbeda.

Eddie bisa melihat sejumlah zombie berkeliaran di sekitar pabrik pengolahan limbah tersebut, banyak di antaranya adalah mantan pekerja di sana.

Beberapa dari mereka adalah petugas pabrik yang telah membusuk, sedangkan yang lain hanya penduduk biasa, pelancong, dll

"Mari kita masuk dan segera mengambil beberapa sampel." Eddie mengangguk dan berjalan masuk terlebih dahulu. Dengan night vision, dia bisa melihat dengan jelas di mana para zombie itu berada. Bahkan jika mereka bersembunyi di dalam lemari, dia bisa melihatnya.

*Bang!*

Tim pertama yang baru saja masuk sudah mulai menembak. Ketika mereka melihat para kanibal tersebut, perintah yang mereka dapat langsung teringat, "Bunuh para kanibal!"

Pertempuran ini mungkin adalah pertempuran pertama mereka menghadapi zombie. Ada terlalu banyak zombie, dan mereka tidak menembaknya kepala mereka secara akurta. Zombie-zombie yang ditembak di bagian tubuh lain, seperti kaki dan perut jatuh ke tanah.

Dan benar saja, zombie yang tidak segera dibunuh itu mulai bermutasi dengan cepat. T-Virus adalah virus yang mampu mengumpulkan energi tubuh di seluruh tubuh untuk mereorganisir tubuh yang telah hancur. Mutasi selanjutnya akan membut mereka semakin kejam dan ganas!

"Ada terlalu banyak musuh, kita perlu bala bantuan, ah!!" Begitu sorang agen berteriak, dia langsung diburu oleh zombie yang mengerikan. Lehernya digigit dan sekarang dia tidak mungkin lagi diselamatkan.

*Bang!*

Eddie menembak zombie itu tepat di kepala, "Headshot, tidak perduli apakah mereka manusia atau bukan, selama mereka ditembak tepat di kepala, mereka akan mati!" Eddie berteriak.

Pada saat ini, semua anggota tim mulai menargetkan kepala zombie, tapi sayang sekali, keterampilan senjata api mereka teralu buruk. Terkadang mereka mampu mengenai kepala, tapi kebanyakan hanya meleset.

Eddie menggelengkan kepalanya ketika melihat adegan ini, "Berani dan tidak takut mati adalah hal yang bagus, tapi tanpa kemampuan yang mumpuni, hasil akhirnya adalah kematian." Eddie mengambil granat, menarik peniti, setelah itu melemparkannya ke arah gerombolan zombie itu.

*Boom!*

Ledakan keras terdengar, zombie-zombie yang dekat dengan granat itu langsung terlempar ke udara dengan tubuh yang terputus-putus.

"Buat mereka mundur, bidik bagian kepala mereka!" Marvin memerintahkan melalui Walkie-Talkie. Meskipun dia tahu hal ini bukanlah hal yang mudah, tapi satu anggota polisi yang mati membuatnya merasa sangat tidak nyaman.

Leon, sang pendatang baru itu bingung untuk sementara waktu, tapi setelah itu dia hanya bisa mengikuti perintah. Dia bekerja sama dengan instrukturnya dalam membunuh zombie mengerikan itu.

Leon yang masih Rookie tentunya masih tidak memiliki kualitas petarung yang nyata, dia membidik dengan tangan gemetar. Apakah karena dia tidak bertemu Claire lebih awal yang mengakibatkannya tidak mengaktifkan kejantanannya?

Kevin mengajak Leon mencari tempat dimana listrik dapat dihidupkan. Untungnya tempat itu dibangun di tempat yang cukup dekat. Mereka perlu melewati pabrik.

Tapi saat mereka mau pergi ke sana, mereka melihat pemandangan yang agak sulit dipercaya, kabel listrik serta menara itu telah diubah menjadi sarang kepompong raksasa oleh makhluk yang tidak dikenal.

"Marvin, ada banyak monster di sini. Kita perlu bala bantuan. Lebih baik membawa peluncur roket serta insinerator api ke sini."

"Jangan impulsif, mari mundur terlebih dahulu, kita tidak perlu menggangu mereka lebih awal." Kevin menghubungi atasannya, dia tahu dengan jelas bahwa tindakan gegabah hanya akan membuat kelompok monster itu marah, mungkin dia akan mati di sini jika tidak hati-hati.

Marvin yang mendengar kabar itu merasa bingung, tapi setelah itu dia mengirim beberapa orang untuk memperkuat pertahanan tim Kevin.

Sementara itu yang lain masih sibuj berurusan dengan zombie yang terus keluar dari gerbang. Zombie-zombie itu tidak memiliki rasa takut, dan akan terus menyerang selama mereka tidak ditembak di bagian kepala.

"Eddie, apakah kamu akan melihat ke sana? Kevin sedang dalam masalah, mungkin kamu bisa mendapat sampel yang kamu incar." Tanya Marvin.

"Yah, kepana tidak? Tapi bukankah anda menyuruhku menunggu tadi? Ngomong-ngomong, bukankah akan mudah jika kita membakar seluruh gedung ini? Semuanya terbunuh dan misi akan beres. Atau ledakkan atap gedung ini, setelah itu helikopter dapat menembak semua kanibal yang ada di dalam gedung tersebut." Kata Eddie datar.

Mendengar ide itu, mata Marvin berkedut. Apakah perlu menggunakan bom sangat awal? Bukankah normalnya kita menggunakan senjata api ringan terlebih dahulu, setelah itu menggunakan yang lebih besar di menit-menit terakhir?

Setelah Eddie mengambil beberapa zombie, dia menoleh ke arah Jessica sambil mengangguk. Jessica berjalan ke arah kendaraan tempat senjata ditempatkan. Dia langsung mengambil dua peluncur roket dan berjalan langsung ke gardu induk.

Suara tembakan terdengar secara terus-menerus, seolah-olah area depan telah jatuh ke dalam peperangan yang nyata. Suara kesakitan, teriakan, dan suara tembakan terdengar. Kematian pun mengikuti tak lama setelah itu.

Munculnya dua Licker membuat tim dengan pertahanan lemah hampir seketika hancur. Ada mayat di mana-mana, mayat-mayat itu dibunuh secara brutal oleh para Licker.

Kevin dan Leon masih bersembunyi di sudut sambil menyerang beberapa kali. Peluru mereka tidak mampu mengenai Licker yang bergerak terlalu cepat!

Spesies yang berevolusi tentunya tidak mampu dibandingan dengan manusia biasa, bahkan mata manusia tidak mampu melacak pergerakan mereka!

*Grah!*

Licker yang sebelumnya telah memakan beberapa anggota polisi mulai mencium bau orang hidup lagi. Dia bergegas sambil meraung senang, seolah-olah melihat Eddie dan kelompoknya sebagai makanan lezat.

Lisa maju selangkah, mengangkat kakinya setelah itu menginjak kepala Licker yang menyerang. Kepala Licker langsung terbanting ke arah beton!

Sangking kuatnya hentakan itu, kepalanya langsung hancur!

Tindakan ini terlihat sangat kejam tapi rapi. Tidak ada hal yang mencolok tentang gerakan tersebut.

Beberapa polisi yang melihat hal ini sangat terkejut, hal ini tidak mungkin benar, kan? Bagaimaan bisa wanita itu memiliki kekuatan yang begitu mengerikan?

Eddie yang melihat hal ini hanya biasa saja. Bahkan jika ada selusin Licker muncul, Lisa tidak akan kesusahan sama sekali. Jika perlu, Lisa bisa membantai ratusan Licker secara bersamaan!

Kecuali Tyrant muncul, maka tidak ada yang mampu menjadi ancaman bagi Lisa.

Melihat ke arah langit-langit, di sana terdapat banyak sutra laba-laba lengket yang menyebar dari tembok sampai ke kabel. Laba-laba yang terinfeksi itu menganggap tempat itu sebagai sarang mereka sendiri.

"Apa-apaan ini? Bakar saja semua hal ini, dan laba-laba itu akan selesai." Eddie menggelengkan kepalanya, seberapa sulitnya sih membakar hal-hal ini?

"Hal itu ada di dalam stasiun kontrol, kalian perlu melewati jaring laba-laba itu. Tapi hal ini sangat berbahaya!" Kata Kevin. Jika mereka ingin melewatinya, mereka harus mampu melewati laba-laba raksasa itu.

"Sangat merepotkan." Eddie meraih senapan sniper dan menembak ke arah laba-laba dalam satu tembakan.

Setiap tembakan akan mengenai kepala mereka!

-----

read chapter 383 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77