Bab 204

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Dengan tiga peluru berturut-turut, Eddie mampu secara akurat mengenai kepala ketiga laba-laba yang sedang bertengger di dalam sarang mereka.

Laba-laba itu langsung jatuh ke tanah. Bahkan jika virus itu mampu meregenerasi tubuh mereka, tapi setelah di tembak di bagian kepala? Hanya kematian yang menunggunya.

"Leon, kita tidak boleh ketinggalan. Berkonsentrasilah, perlambat pernapasanmu serta terapkan ritme dirimu sendiri. Fokus ke target dan tembak!"

Laba-laba raksasa yang telah bermutasi itu jatuh setelah Kevin membidik dengan tepat. Laba-laba itu adalah laba-laba pertama yang dijatuhkan oleh Kevin.

Penampilannya sangat mengerikan, tubuhnya juga sangat keras!

Eddie melihat laba-laba itu dengan aneh. Laba-laba yang sebelumnya terlihat lucu sekarang berubah menjadi monster yang mengerikan hanya karena terinfeksi T-Virus!

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Di belakangnya, Svetlana mengambil senapa mesin ringan dan terus menembak laba-laba serta anjing-anjing mutan yang mencoba menyerangnya.

Senapan yang telah dimodifikasi mampu mencapai kecepatan satu kilometer per detik. Bahkan jika peluru itu mengenai tubuh, maka tubuh mereka akan langsung hancur!

Tapi senapan ini memiliki recoil yang sangat tinggi, jika sang pemegang senjata tidak memiliki kekuatan lengan yang kuat. Maka senjata itu akan langsung terlempar dari tangannya.

Tapi apakah recoil besar itu akan berpengaruh kepada Svetlana? Tentu saja tidak, setiap peluru yang ditembakkan, bahkan tidak ada hentakan dari senjata itu. Senjatanya sangat stabil seakan-akan tidak ada recoil sama sekali!

*Grr!*

Seekor anjing zombie tiba-tiba bergegas keluar dan membunuh salah satu polisi yang tidak siap. Setelah digigit, maka akan sulit untuk melepaskan diri dari gigitan monster itu.

*Bang!*

Eddie menembak kepala zombie itu.

Memanfaatkan kehadiran Eddie, Kevin masuk lebih dalam sambil membawa Leon.

Saat mereka sampai di ruang kendali listrik itu. "Sepertinya sekringnya telah terputus, seharusnya ada sekring cadangan di sini." Kata Leon setelah memeriksa kotak listrik.

"Oh, itu bukan sekring, itu repeater. Tekan saja." Kevin langsung menarik sakelarnya.

Dalam sekejap, percikan listrik beraliran besar langsung menyetrum laba-laba yang bertengger di kabel listrik. Sekitar tiga puluh laba-laba raksasa tersengat listrik sampai mati. Bahkan telur-telur yang tertempel juga telah dipanggang sampai matang!

Setelah jaringan listrik kembali normal. Lampu pabrik pengolahan limba mulai menyala. Sekarang ruangan yang sebelumnya gelap tidak lagi terlalu gelap. Setidaknya mereka mampu melihat lebih jelas sekarang.

"Tim pertama menyerang, tim kedua meng-cover. Ambil senjata berat kalian! Jangan menghemat peluru, hancurkan semua monster itu!" Teriak Marvin keras.

Eddie di sisi lain tidak berniat mengambil sampel laba-laba. Dia tidak suka menambahkan fragmen gen hewan ke dalam serum. Menumbuhkan hal-hal seperti bulu atau mata tambahan akan membuatnya menjadi monster.

Dia ingin menjadi superman, bukan monster! Bahkan jika dia menjadi kuat setelah berubah menjadi monster, hal itu tidak ada artinya.

"Oke, cantik, sudah waktunya berpesta. Svetlana, maukah kamu bertaruh? Siapa yang dapat membunuh lebih banyak monster?" Eddie tertawa.

Svetlana terhasut, dia mengangkat alisnya sambil menusuk kepala zombie dengan belati taktis. "Bagaimana jika kamu kalah?"

"Aku akan memberimu satu juta dollar jika aku kalah. Jika aku memang, maka aku akan membuat permintaan." Kata Eddie sambil tersenyum lebar.

"Hmph, pergilah ke neraka!" Svetlana mendengus.

*Boom!*

Tanah bergetar beberapa saat kemudian. Ada ledakan serta jeritan mengerikan dari dalam dalam pabrik itu. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Unit satu, ada apa? Laporkan situasinya!" Teriak Marvin.

"Kami bertemu monster yang tiba-tiba menyerang kami dari bawah tanah. Dua anggota telah mati!" Pemimpin regu berkata dengan panik.

"Kalian mundurlah dulu!" Marvin terus memberikan perintah. Dia tidak menyangka situasi di sini menjadi begitu parah.

Beberapa polisi telah meninggal. Tidak heran Chief Brian menyuruh mereka membawa senjata berat. Memang situasi di sini sangat berbahaya.

Dari bawah tanah, muncul cacing raksasa dengan tubuh sekuat baja. Bahkan jika peluru mengenai tubuh mereka, peluru itu hanya akan terpantul!

"Apakah kamu tahu bagaimana aku membunuh monster itu?" Eddie tertawa.

"Hmm? Apakah kamu ingin pamer di depanku? Aku tidak sama dengan wanita kecilmu, Rebecca. Jangan menganggapku bodoh!" Svetlana mendengus.

Sebagai instruktur khusus yang memiliki pengalaman luas, tentunya dia tahu berbagai cara untuk membunuh buruannya.

"Yah, ini hanya obrolan ringan, kamu terlalu melebih-lebihkan." Kata Eddie sambil mengangkat bahu. Terkadang Svetlana akan menganggap apa yang dia ucapkan sebagai hal-hal meremehkan.

Sebenarnya dia hanya ingin mengobrol ringan, itu saja.

"Hmph, terserah. Jika kamu lebih kuat dariku, maka kamu dapat melakukan apapun yang kamu inginkan, pria kecil." Svetlana tiba-tiba menggoda, dia terdengar sangat bangga dengan kekuatannya sendiri.

"Akan ada hari di mana aku akan mengalahkanmu cepat atau lambat. Ngomong-ngomong, mari lekas membersihkan monster-monster itu." Eddie menghela napas, tapi nadanya terdengar sangat sombong.

Saat sampai di gerbang utama, sepertinya semua tanah di sini telah dibajak oleh ekskavator, hanya lantai semen yang masih terlihat mulus. Sedangkan tanah-tanah lain memiliki lubang serta retakan, seperti telah terjadi gempa besar.

"Eddie, kamu datang tepat waktu. Ada monster di sini yang tiba-tiba menyerang kita dari bawah tanah. Kita tidak bisa menggunakan helikopter untuk membunuhnya, karena mereka ada di dalam tanah." Marvin meminta bantuan Eddie, jika dia tidak mampu menangani hal ini sendiri, maka dia akan langsung meminta bantuan orang lain.

"Tidak perduli apakah hal itu monster atau bukan, mereka akan selalu makan sesuatu. Mari kita lihat." Eddie membidik salah satu zombie di kepala, setelah itu meraih tubuhnya dan membuang ke arah tanah retak dimana monster cacing itu berada.

Beberapa saat kemudian, cacing tanah yang terinfeksi itu muncul dari bawah tanah, setelah itu melahap tubuh zombie itu.

Ukuran super besar monster cacing itu langsung menakut-nakuti para polisi!

"Ambil tubuh para zombie yang telah mati, ikat bom di tubuh mereka, setelah itu beri makan cacing itu." Eddie menepuk tangannya, masalah telah teratasi!

-----

read chapter 386 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77