Bab 248

Claire mengambil pistol itu lalu melepaskan tembakan ke salah satu zombie, peluru itu langsung mengenai kepala mereka.

"Tembakan yang bagus. Tapi kita harus segera mundur ke dalam toko itu, kita akan mencoba mengendalikan situasi dari dalam sana." Kata Codini.

Keduanya kembali ke toko lalu menggunakan beberapa barang untuk mencegah zombie masuk.

Luas toko itu tidak terlalu besar, kemungkinan hanya muat untuk dua puluh orang saja. Jika seluruh ruangan di kerumuni, maka mereka berdua akan mati.

Ada semakin banyak zombie yang berdatangan, suara tembakan yang dilontarkan oleh Codini dan Claire menarik perhatian monster-monster itu.

Tepat ketika keduanya merasa terpojok oleh serangan segerombulan zombie-zombie itu, terdengar suara jendela yang pecah.

Ada tembakan suara mesin ringan dari arah luar.

Tepat ketika Eddie bergegas ke depan, Jessica muncul dalam sekejap. Dengan lambaian tangan, dia menampar salah satu zombie dan mengirimnya terbang ke belakang, tubuh zombie yang terlempar itu memukul zombie-zombie yang ada di belakangnya seperti bola bowling.

"Apakah ada orang di dalam? Saya Eddie, seorang petugas medis dari kepolisian Raccoon City!" Eddie berteriak dari arah luar toko.

"Ya, aku Codini, anggota polisi yang bertanggung jawab atas wilayah ini." Codini menjawab dengan keras. Sebelumnya dia berpikir bahwa dirinya akan mati, tapi tiba-tiba ada seorang penyelamat yang datang!

Claire juga terkejut, sebelumnya dia sudah merasakan sedikit rasa keputusasaan, tapi dia tidak mengharapkan bahwa akan ada seseorang yang datang untuk menyelamatkan mereka.

"Kalian menjaulah dari gerbang." Setelah Eddie selesai berbicara, dia menendang kepala zombie yang ada di dekat gerbang, kemudian menendang gerbang itu secara paksa.

"Kamu aman sekarang, ayo pergi, jangan tinggal di sini. Zombie sangat sensitif terhadap suara, lebih baik kita pergi dengan cepat." Eddie membunyikan jari-jari tangannya, lalu dia menyerang zombie-zombie itu murni dengan kekuatan fisik.

Tak disangka bertarung menggunakan tangan dan kaki sangat menyenangkan. Setidaknya hal ini terasa lebih segar dari pada menembak.

Ketika mereka datang ke area pom bensin lagi, Codini dan Claire melihat bahwa hampir semua zombie telah dimusnahkan di sini.

Kebanyakan telah dipenggal kepalanya, sungguh, seberapa kuat orang yang menyelamatkan mereka itu?

"Masuklah ke helikopterku lalu pergi, terlalu berantakan di sini. Daerah utara hampir semuanya musnah, selain itu ada juga banyak tempat yang telah ditempati oleh para kanibal itu." Kata eddie sambil menunjuk ke arah helikopter yang masih melayang di udara.

Codini menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku akan pergi ke benteng luar kota, di sana masih ada beberapa penduduk yang perlu diselamatkan. Mereka membutuhkan bantuan saya."

"Aku akan membuat tanda di sini supaya warga tahu dimana tempat yang aman berada." Kata Codini sambil mengisi amunisinya.

"Huh, kamu benar-benar orang yang baik, sobat." Eddie tersenyum sambil menghela nafas.

"Sudah menjadi tugasku. Berhati-hati lah di jalan." Codini mengangguk, lalu dia kembali ke mobil polisinya lalu menancap gas.

Setelah pria baik itu pergi, Eddie menatap ke arah gadis berpakaian merah dengan kuncir kuda tunggal itu.

Sosok mahasiswi cantik terpancar dari gadis muda itu, "Apakah kamu Claire? Kamu memang tidak kenal takut."

"Ya, apakah kamu Eddie? Apakah kamu tahu kebaradaan kakakku?" Claire bertanya dengan penuh semangat. Ketika dia tidak sedang dalam situasi berbahaya, apa yang dia pikirkan pertama kali adalah keselamatan saudara laki-lakinya.

"Dia pergi ke Eropa dengan mantan rekan setimnya untuk melakukan penyelidikan. Jangan khawatir, dia baik-baik saja."

"Kurasa dia takut menghawatirkanmu, jadi dia tidak memberitahumu hal ini."

"Sangat disayangkan bahwa Raccoon City sangat tidak aman sekarang. Lebih baik kamu kembali ke universitasmu dulu." Eddie menjelaskan.

"Tidak, aku harus pergi ke kantor polisi. Di pasti meninggalkan sebuah pesan. Maaf, aku tahu keputusanku sangat tidak logis, tapi aku sangat menghawatirkannya." Claire menggelengkan kepalanya.

"Kamu benar-benar orang yang gigih." Eddie mengela nafas.

"Baiklah, aku akan memberimu tumpangan. Ayo pergi, tempat ini bukanlah tempat yang cocok untuk mengobrol."

"Aku akan melindungimu dari belakang, kamu naiklah ke dalam helikopter dulu." Eddie merasa sedikit tidak berdaya, Claire yang legendaris masih orang yang sama, sangat gigih.

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Eddie terus menembak dan membunuh beberapa zombie yang mencoba mendekat, "Jessica, kamu naiklah dulu."

"Tidak, kamu pergi dulu." Jessica menolak.

"Berperilakulah dengan taat, kalau tidak, aku tidak akan mengajakmu keluar lagi, nanti." Eddie berkata dengan suara tegas, dia harus mendisiplinkan istri-istrinya. Jika dia tidak bersikap tegas seperti ini, maka semua istrinya akan menjadi seperti Ada Wong dan Svetlana.

Bagaimana bisa mereka menjadi harmonis jika semuanya seperti itu?

Jessica menatap Eddie untuk beberapa saat, lalu dia mengangguk, "Aku mengerti, aku akan patuh." Setelah itu, dia dengan cepat menaiki tangga helikopter.

Eddie menyisihkan senjatanya ke arah punggung, lalu dia naik ke helikopter langkah demi langkah.

Pesawat itu kembali ke Raccoon City. Saat melewati daerah utara, daerah itu telah menjadi lokasi dimana banyak kebakaran terjadi.

Claire melihat ke bawah, matanya dipenuhi dengan tatapan keterkejutan, "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Sungguh mengerikan."

"Ceritanya panjang, tapi kami juga berusaha mengumpulkan bukti. Urusan saudaramu juga terkait dengan hal-hal seperti ini."

"Dia ingin menemukan bukti kejahatan dan ingin membeberkan kebenaran ke publik. Semua hal ini sangat rumit, selain itu kekuatan pihak musuh terlalu besar untuk dihadapi oleh individu yang tidak penting seperti kita." Eddie tidak ingin menjelaskan semuanya.

"Claire, jangan khawatir. Kita akan pergi ke kantor polisi, tapi kita harus beristirahat dulu." Jill berkata.

Helikopter datang ke atap gedung apartemen dan memarkirkanya di sana.

Kembali ke apartemen, Katherine dan Lisa sudah menyiapkan banyak makanan.

Kentang goreng, burger, minuman, dll. Banyak makanan enak yang telah tersaji di atas meja.

Ketika semua orang makan dengan porsi yang dilebih-lebihkan, Claire dibuat sangat terkejut.

Dia melihat semua orang makan setidaknya melebihi sepuluh pon makanan masing-masing. Apakah mereka sangat kuat? Atau apakah mereka sangat kelaparan?

-----

read chapter 428 on;

patréon.com/mizuki77