Bab 266

"Eddie, apakah kamu mengenal mereka?" Claire bertanya dengan rasa penasaran.

"Orang-orang itu berada di bawah unit Biohazard Countermeasure Service. Kebanyakan anggotanya adalah narapidana hukuman mati, tapi juga ada tentara bayaran dan juga pensiunan tentara."

"Mereka menggunakan uang rakyat untuk membantu menghilangkan becana bio. Kebanyakan mereka tidak ikut andil dalam kekacauan ini, tapi ada beberapa yang tetap bersalah." Eddie menjelaskan, "Tidak perlu membahas mereka, kita masih memiliki urusan kita sendiri."

"Kamu tahu cukup banyak." Claire mengangguk sambil tersenyum. Karena orang-orang tadi tidak berniatan untuk menyakiti warga sipil, maka Claire tidak perlu mencegah mereka.

"Dia benar-benar tahu banyak hal, kamu akan tahu nanti." Svetlana ikut memuji. Meskipun Eddie bukan pria yang paling tampan atau pintar yang pernah dia temui, tapi pria itulah yang membuatnya terpesona.

Berjalan mengikuti rute, mereka akhirnya sampa di toko senjata milik Kendo. Sejauh ini tidak ada zombie yang terlihat berkeliaran di area ini, pasti telah dibersihkan oleh Kendo dengan senapannya.

Di kejauhan, Eddie melihat sosok Kendo yang memegang senapan mesin. Eddie menyapa, "Hei, Kendo. Aku datang ke sini untuk menjemput Emma, apakah dia baik-baik saja?" Eddie menyapa dengan penuh semangat.

Kendo mengangguk sambil menepuk pundak pria itu, dia bertingkah seperti ayah mertua yang bertemu menantunya. "Tidak buruk, kamu masih mau datang untuk menjemput Emma di saat yang kritis seperti ini. Kamu memang pantas untuknya, dengan ini aku tidak akan merasa khawatir jika aku menyerahkannya kepadamu."

Ada apa dengan perubahan sikap yang drastis Kendo? Tapi hei, hal ini tidak masalah.

"Batuk. Kendo, apakah kamu sedang pusing? Apa yang kamu maksudkan? Aku tidak mengerti." Eddie batuk beberapa kali untuk meredakan rasa malunya.

"Ngomong-ngomong, Kendo, ini Claire, saudara perempuan chris." Eddie memperkenalkan Claire kepada Kendo dengan singkat.

"Kau tahu, Chris sering membual kepadaku bahwa saudara perempuannya sangat ahli dalam bersenjata. Sekarang aku melihatnya secara pribadi, secara sekilas aku tahu bahwa Claire benar-benar seorang ahli." Kendo mengangguk beberapa kali.

"Emma ada di ruang senjata bawah tanah, dia masih sibuk dengan urusannya sendiri. Katanya dia sedang mencoba mengerjakan pistol kecil berkekuatan tinggi untukmu. Lihatlah, lihatlah betapa perdulinya putriku kepadamu. Jika kamu berani mengecewakannya... Aku akan memukulmu dengan palu." Kendo berjalan ke rak lalu mengambil palu sambil tersenyum mengerikan.

Eddie langsung berkeringat. Ayah mertua ini memang sangat mengerikan.

Ketika dia datang ke dalam toko, Eddie menemukan bahwa semua senjata telah hilang dan tidak ada di riak. "Hei, apakah kamu berencana untuk pindah? Kemana semua senjata-senjatamu?"

"Tidak, aku membagikan senjataku kepada penduduk sekitar agar mereka bisa menjaga diri mereka sendiri. Hal inilah yang bisa aku lakukan, aku tidak bisa membantu banyak." Kata Kendo dengan ekspresi sedih, dia sedih karena banyak tetangga baiknya telah berubah menjadi zombie.

"Aku menyarankanmu untuk segera pergi dari sini. Apakah kamu tidak memiliki kendaraan? Kamu bisa menggunakan mobilku." Eddie menyaranan.

"Aku tahu, aku juga telah merencanakan hal itu. Hanya saja aku masih menunggu Barry, dia akan tiba tak lama lagi. Untuk Emma, aku akan menyerahkannya kepadamu, gadis itu bilang dia akan pergi ketika kamu menjemputnya." Kendo menggelengkan kepalanya.

"Tapi ingat, jangan mencoba mempermainkan dia." Sekali lagi, Kendo menyipitkan matanya.

"Apakah Barry satu-satunya yang akan pergi besamamu?" Eddie bertanya dengan curiga.

"Dia bilang bahwa akan ada orang lain yang ikut. Tapi aku tidak tahu siapa mereka. Barry memang sangat keras kepala."

"Ngomong-ngomong, Moira juga ada di ruang bawah tanah. Kamu bisa menjemput mereka sendiri, aku akan menunggu kedatangan Barry di sini." Kendo melambaikan tangannya, dia tidak ingin lagi mengobrol dengan menantunya.

Eddie, Claire dan Svetlana berjalan ke ruang penyimpanan bawah tanah, ruangan di mana Kendo sering merakit senjatanya.

Saat berjalan, Claire entah kenapa menyindir Eddie, "Kamu sangat populer. Aku terkejut bahwa dia akan menyerahkan putrinya kepadamu."

"Yah, mungkin ini karena kontrak kerja dengan Emma selama dua puluh tahun, hehe. Pria itu pasti salah paham." Eddie menyeringai, memikirkan kontrak itu, dia merasa sangat senang.

"Dua puluh tahun? Pasti akan lama sekali. Hehe, mungkin aku akan melamar pekerjaan di perusahaanmu di masa depan." Claire tersenyum manis.

"Jika hubungan kita berjalan lancar, aku pasti akan memberikan kontrak terbaik untukmu."

"Juga, aku terkadang sering bertanya-tanya..." Eddie berkata.

"Bertanya-tanya apa?" Claire bertanya pensaran.

"Terkadang aku bertanya-tanya apakah kamu akan terlihat lebih cantik dengan rambut pendek, sama seperti Svetlana." Eddie mengingat Claire versi dewasa, rambut pendek, penampilan elegan dan awet muda. Gadis itu terlihat sungguh menawan!

"Hei, jangan berpikiran yang aneh-aneh kepadaku. Aku mungkin akan menghajarmu." Svetlana melambaikan tinju kecilnya.

Ketika mereka bertiga sampai di ruang bawah tanah, terlihat bahwa Moira sedang sibuk menulis sesuatu sedangkan Emma sibuk memasang suku cadang.

"Ahh~ akhirnya selesai. Sungguh melelahkan!"

"Eh, Eddie? Kenapa kamu di sini?" Moira menyeka keringatnya sambil menyapa Eddie yang tiba-tiba muncul.

"Eddie, kamu datang ke sini? Maaf, baru saja aku melihat hand phoneku, aku tak tahu bahwa kamu telah mencoba membuat banyak panggilan. Aku cukup sibuk, jadi aku tidak menyadarinya." Emma merapikan rambut pendeknya.

"Kudengar kalian sedang meneliti senjata baru?" Eddie berjalan mendekat, ingin memeriksa senjata yang ada di atas meja.

Senjata itu adalah senapan yang mirip dengan senapan serbu, hanya saja lebih kecil.

"Ya, ini adalah senapan elektromagnetik. Aku mendesainnya sesaui dengan senjata yang diberikan oleh kakak Svetlana. Anda bisa mencobanya, kekuatannya cukup bagus." Emma mengambil senapan itu dan memberikannya kepada Eddie.

Eddie menerimanya lalu melihat dengan hati-hati. Senjata itu berbeda dari apa yang dia bayangkan.

Keluar dari ruang bawah tanah, Eddie ingin mencoba senjata itu. Menghadap ke arah mobil yang berjarak lima puluh meter jauhnya, Eddie menyalakan sakelar dengan bantuan Emma. Membidik dengan pasti, kemudian dia menarik pelatuknya.

*Bang!*

Peluru dengan cahaya biru terbang keluar dan mengenai mobil sejauh lima puluh meter dengan akurat. Mobil itu langsung meledak dengan satu kali tembak!

"Pistol jenis apa ini?" Eddie bertanya penuh dengan kekaguman dan kebingungan. Apakah ini benar-benar senjata elektromagnetik yang dia impi-impikan?

Emma berkata dengan bangga, "Ini adalah senjata elektromagnetik kecil ciptaanku. Peluru akan disertai dengan arus yang sangat kuat. Ketika arus ini mengenai objek, itu akan menyebabkan bubuk mesiu yang ada di peluru meledak menjadi lebih kuat!"

"Tapi senjata ini sangat berbahaya untuk digunakan, jadi kamu harus berhati-hati."

"Hmm, jadi kamu memperlakukanku sebagai kelinci percobaan? Bagaimana jika hal ini tiba-tiba meledak di genggamanku?" Kata Eddie dengan senyum jahat.

"Siapa bilang kamu kelinci percobaan? Kamu memang harus ikut andil dalam pembuatan senjata ini. Hmph, ini yang dinamakan pengujian senjata." Emma berkata merajuk sambil memamerkan gigi harimau keiclnya. Dia mencoba terlihat galak, tapi hasilnya dia malah menjadi lebih lucu.

"Yah, kamu berhasil membuat senjata yang sangat bagus. Aku menantikan senjata genggam yang lebih dioptimalkan di masa depan."

"Karena kamu telah bekerja di bawahku... Jangan khawatir, mulai sekarang aku akan menjaga dan memperlakukanmu dengan baik." Eddie mengangguk dengan sungguh-sungguh.

"Siapa yang mau kamu menjagaku? Hmph, dasar bau." Emma segera mengesampingkan emosinya, tapi dia masih terlihat cukup bangga.

Dia segera bersiap dan mengemasi semua barang-barangnya, karena tugasnya selesai, dia akan segera mengungsi.

-----

read chapter 446 on;

patréon.com/mizuki77