Bab 295

"Lihatlah baik-baik, Tyrant saya adalah Tyrant yang paling kuat. Lebih kuat dari apa yang mereka sebut Tyrant Thanatos!"

"Hmph, Tyrant Thanatos yang sering anda bicarakan hanya akan dipukul sampai mati oleh Tyrant saya." Carter terlihat lebih gila.

"Luar biasa. Semuanya, ayo masuk dan kita dukung kelompok kita!" Jettingham melambaikan tangannya dan masuk terlebih dahulu.

Tyrant yang digunakan oleh Carter tak lain adalah Tyrant bermata merah, yang mana merupakan hasil dari evolusi virus yang cepat.

Tyrant model ini masihlah eksperimen, eksperimen yang di buat oleh Divisi Raccoon City untuk bersaing melawan Divisi Prancis.

Tentara Federal yang tersisa, sekitar seratus orang anggota segera masuk ke dalam pabrik pembuangan limbah. Tak lupa mereka juga membawa tank masuk, menggunakan daya tembak maksimum untuk menghancurkan gerombolan monster.

Di bawah tembakan tank, tidak banyak monster yang bisa melawan. Mereka langsung berubah menjadi daging cincang di hadapkan dengan tembakan artileri berkaliber besar itu.

*Swoss!*

Saat semangat semua pasukan sedang tinggi-tingginya karena masuknya bala bantuan baru, tiba-tiba terdengar suara mengerikan dari peluncur roket Anti-Tank!

Roket itu mengenai bagian bawah tank dengan tepat. Detik berikutnya gelombang api naik, langsung menerbangkan tank dan menghancurkannya dari dalam.

Tentara penjaga yang ada tak jauh dari tank tersebut langsung terkejut, ada yang terkena dampak ledakan, ada juga yang tertimpa tank tersebut. Situasi mereka sangatlah tragis!

Orang di balik peluncur roket anti-tank itu tak lain adalah pria botak yang muncul tadi. Tyrant T-103 berdiri di platform tinggi sambil memandang ke bawah. "Pengawal Federasi!" Monster itu berkata dengan suara serak.

Stalker itu telah diberi perintah baru, tujuannya sekarang tak lain untuk mencegah tentara masuk selama mungkin. Dia tidak diprogram untuk bertarung secara langsung dengan para tentara itu.

Dari pertempuran melawan Tyrant Thanatos, staff Umbrella tahu kekurangan T-103, oleh sebab itu mereka memprogramnya untuk bertarung dari jarak jauh.

Tidak perduli seberapa kuat Tyrant T-103, selama dia di bombardir dengan hujan peluru, dia akan berubah menjadi daging cincang!

Untuk sekarang, dia akan menggunakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk mencapai tujuannya. Roket launcher itu juga merupakan salah satu opsi yang dia gunakan.

"Pada arah jam tiga, platform tinggi. Penembak jitu, tembak dia!" Pemimpin tim dengan cepat menemukan lokasi Stalker dan segera memerintahkan bawahannya untuk menyerang monster itu.

Pada saat itu, Tyrant T-104 milik Carter yang semula berdiri di belakang pasukan federasi tiba-tiba berubah menjadi ganas. Dia meninju para prajurit yang ada di depannya sampai terbang jauh. Kemudian dia meraih kepala prajurit lain yang masih tidak menyadari apa yang terjadi, dia meremasnya dengan keras sampai hancur!

"Wtf!" Jettingham berbalik dan segera mengarahkan pistolnya ke arah Tyrant yang mengamuk tersebut. Para prajurit yang ada di sekitar langsung bergerak mundur, kemudian mengarahkan senjata mereka ke monster itu.

Carter buru-buru mengambil remote control miliknya, kemudian gelombang frekuensi rendah dipancarkan tepat ke kepala Tyrant tersebut. Hal itu langsung membuat Tyrant T-104 merasa tidak nyaman dan akhirnya tertidur secara paksa.

"Tyrant itu adalah item tes, ada kemungkinan kegagalan kontrol. Aku akan mencoba mengendalikannya. Kalian menjauhlah dulu... Ah!"

Tak lama setelah Carter berkata, dia langsung dikirim terbang oleh Tyrant tersebut. Remote Control jatuh ke tanah, semuanya sudah terlambat. Peneliti serta pasukan yang ada di sekitarnya mengalami leher patah karena terbentur tembok!

Setelah itu, Tyrant itu mengamuk dan menyerang orang-orang yang ada di sekitarnya.

Jettingham adalah yang pertama menembak, senapan mesin miliknya mengenai tepat ke kepala Tyrant botak itu. Tyrant yang terluka itu segera berbalik dan menutupi kepalanya dengan tangan. Kemudian dia melancarkan serangan dengan tinju tebalnya, untungnya Jettingham berhasil menghindari serangan tersebut.

Di sisi lain, Tyrant T-103 yang sebelumnya memegang peluncur roket telah menggantinya dengan senapan gatling. Laras senapan itu mulai berputar, perlahan-lahan memanas dan akhirnya ratusan peluru di lontarkan.

Badai peluru galting segera menghancurkan tentara penjaga yang tak terhitung jumlahnya menjadi daging cincang.

Semua orang mencoba berlindung, untungnya ada orang yang menembak tepat ke Stalker tersebut, hal itu berhasil mengganggu ritem serangan lawan.

"Sial, monster-monster ini sangat menyebalkan! Kenapa kalian membawa monster sial itu bersama kalian!" Komandan tim memandang ke arah Echo Six dengan tatapan kebencian.

Orang-orang itu lah yang membawa monster itu masuk, sekarang monster itu membantai pasukan mereka sendiri!

Bala bantuan federasi yang baru saja tiba telah diapit oleh dua Tyrant kuat yang mana bahkan tidak pernah diharapkan oleh Sergei.

"Tak disangka Tyrant-tyrant itu juga bisa digunakan seperti itu." Mata Svetlana memancarkan pandangan misterius.

Kampung halamanya telah mengalami perang saudara selama bertahun-tahun tanpa henti, dan dia perlu membawa kedamaian ke tanah airnya, yang mana membuatnya ingin mengambil beberapa cara khusus.

"Selain Sergei, Wesker pasti juga sedang mengumpulkan data." Kata Eddie.

"Hmm? Kenapa? Apakah kamu tidak ingin dia mengumpulkan data juga?" Ada Wong bertanya bingung.

"Sedikit persaingan adalah hal yang baik. Selain itu, aku ingin diriku menjadi orang yang tertawa terakhir."  Kata Eddie dengan nada penuh dominasi.

"Bagaimana jadinya jika aku berdiri di sisi yang berlawanan denganmu? Apa yang akan kamu lakukan?" Ada Wong bertanya lagi.

"Kamu tidak akan melakukannya. Apa yang menjadi milikmu adalah milikku, dan milikku adalah milikmu. Kita tidak akan pernah berdiri di sisi yang berlawanan." Kata Eddie sambil melambaikan tangannya.

Jika wanita itu benar-benar ingin menentangnya, maka dia tidak punya pilihan lain, dia akan mengikat Ada Wong.

Di sisi lain, Marvin yang semula di suruh untuk membantu para prajurit federasi tidak mau. Dia dan anggota polisi lain bersih keras untuk mengawal para warga sipil keluar dari Raccoon City.

"Rita, kita harus pergi, cepatlah!" Teriak Marvin.

Si cantik berambut pirang itu menggelengkan kepalanya, "Aku akan pergi dengan Eddie, kalian pergilah terlebih dahulu."

"Sial, keberuntungan pria itu memang sangat luar biasa bagus!" Kevin bercanda, tapi dia memang terlihat iri kepada Eddie.

"Wanita tidak bisa diandalkan, lebih baik mengandalkan dirimu sendiri." Leon menyipitkan matanya. Entah mengapa dia juga merasa cemburu, dia merasa bahwa ada sesuatu berharga yang telah direnggut darinya, tapi dia tidak tahu apa itu.

"Segera bantu Enrico, dia telah terluka. Lingkungan Neraka ini tidak akan lagi bertahan, kita harus lekas pergi." Marvin pergi dan segera menginstruksikan para anggota polisi untuk bergegas.

Untungnya tidak ada kemacetan di jalan raya. Marvin dan lainnya segera mencari mobil yang masih bisa di gunakan, kemudian mereka meninggalkan kota yang telah menjadi surga para zombie dan monster!