Bab 328

"Terima kasih karena telah menyelamatkan kita. Kami tidak ingin keluar dari rumah karena kondisi di luar sangat berantakan." Suara wanita itu terdengar sangat lembut.

Bocah yang mendampingi wanita itu tiba-tiba mengeluarkan pisau, "Apa yang kamu inginkan? Aku tidak akan membiarkanmu menggertak ibuku!"

Wanita itu langsung menghentikan gerakan anaknya. Menatap putranya dengan penuh kasih sayang, lalu dia meminta maaf kepada Eddie. "Mohon maafkan dia, anak saya sedikit ggup, saya benar-benar minta maaf."

Eddie menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, saya datang ke sini untuk mencari seseorang. Apakah anda Ms. Muller?"

Wanita berkerudung itu merenung sejenak, "Siapa yang meminta anda untuk menjemput saya? Apakah pria itu?"

"Tidak, orang yang kamu harapkan sekarang adalah buronan internasional. Mungkin kamu tidak mempercayaiku, tapi anda dapat membaca berita, kamu pasti akan paham nanti."

"Ada sebuah kota bernama Raccoon City, dan krisis pecah di sana. Sebagian besar orang telah berubah menjadi monster, dan semua itu disebabkan oleh orang itu." Eddie menjelaskan.

"Tidak, tidak mungkin. Dia tidak akan melakukan hal-hal seperti itu..." Wanita berkerudung itu mendongak dengan ekspresi tak percaya. Mata indahnya menunjukkan jejak keraguan.

"Percaya atau tidak itu urusan anda. Yang jelas anda tidak bisa tinggal di sini, selain itu saya masih memiliki hal yang harus dibicarakan dengan anda nanti."

"Jangan khawatir, saya tidak memiliki niat buruk terhadap anda. Hanya ingin tahu apa yang telah terjadi."

"Begitu... Apakah anda ingin membuat kita menebus kesalahan pria itu?" Wanita berkerudung itu menjawab dengan ringan.

"Tentu saja tidak, tidak panatas jika anda bertanggung jawab atas kesalahan orang lain."

"Sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membahas hal ini, masih ada urusan yang perlu aku lakukan." Eddie menggelengkan kepalanya.

"Billy, urus mereka, aku akan menangani monster di sekitar sini, setelah selesai, kita akan berbicara lagi nanti." Eddie melambaikan tangannya, bersiap untuk pergi.

"Terima kasih atas bantuan anda. Nama saya adalah Yeva Muller, anda bisa memanggil saya Yeva. Terima kasih banyak karena telah memberi tahu saya berita ini." Wanita berkerudung itu mengangkat kepalanya.

"Tentu, sampai jumpa lagi nanti." Eddie pergi tanpa melihat ke belakang.

Wanita dan anak kecil itu adalah mantan istri serta anak Wesker. Wesker sendiri tidak tahu bahwa dia memiliki seorang anak laki-laki. Dia juga tidak mengenal wanita yang dia tiduri sebelumnya...

Tahu atau tidak, hal itu tidak akan bermanfaat untuk Wesker. Wesker tidak lagi manusiawi. Dengan karakternya, dia akan menggunakan siapa saja sebagai bidak caturnya. Bahkan putranya sendiri tidak terkecuali, ini adalah gaya perilaku dan pesona pribadinya yang unik.

"Tidak masalah, jangan lupakan bayaranku nanti." Billy mengangkat bahu, sekarang dia memiliki tugas lain.

Memalingkan kepalanya ke ibu dan anak yang waspada itu, Billy berkata. "Jangan khawatir, saya dulu adalah seorang tentara. Temukan tempat bersembunyi dulu, saya akan menjaga di sini. Selama ada saya di sini, tidak akan ada monster yang mencoba masuk."

Sepanjang jalan serta pasar penduduk sekitar, banyak Hunter yang telah terbunuh. Beberapa tentara F.B.C. juga telah tewas oleh serangan monster itu.

Di garis depan ada Sherawat, Parker dan juga Rachel.

"Bukankah kamu pergi dulu karena ingin mencari kapten? Mengapa kamu lebih lambat dari kita?" Sherawat bertanya dengan bingung.

"Saya tersesat, saya bertemu dengan beberapa monster dan zombie di tengah jalan."

Sebelum Sherawat dapat menjawab, Rachel datang dan mengintrupsi. "Oke, Dr. Eddie pasti mempunya alasannya sendiri. Dia tidak pandai berkelahi, dan dia datang ke sini hanya untuk membantu kita, bukan tim tempur resmi."

Rachel adalah mata-mata Eddie yang ditugaskan untuk mengawasi F.B.C., secara alami Rachel tidak akan mencoba bersikap terlalu kenal dengan Eddie.

"Dr. Eddie, ada kubu angkatan bersenjata reaksioner di depan kita. Kita akan menyerang dan menghancurkan mereka sepenuhnya. Pada saat yang sama, coba tangkap pemimpin dan tanyakan dari mana mereka membeli bioweapon itu."

"Apakah ada penduduk yang masih terjebak di sana? Jika tidak, kita hanya perlu mengebom, tidak perlu repot-repot menyerang mereka secara manual." Eddie menyarankan.

"Tidak, intelijen mengatakan bahwa masih ada beberapa penghuni di dalam sana. Kita perlu menyelamatkan mereka, selain itu kita tidak bisa menggunakan taktik yang gegabah." Kata Rachel dengan nada tak berdaya, di saat yang bersamaan dia mengedipkan matanya ke arah Eddie, ingin memberikan sebuah tanda-tanda tertentu.

"Kalau begitu kirim pasukan khusus ke sana, kita akan mengatasi semua musuh-musuh itu." Karena masih ada warga sipil yang masih terjebak, maka tidak ada cara lain. Mereka perlu maju secara perlahan.

"Baiklah. Apakah Dr. Eddie tertarik untuk pergi bersama? Saya pribadi akan mengantar anda kali ini." Rachel memberikan ajakan.

"Jika wanita cantik seperti anda mengundang saya, bagaimana aku bisa menolak?" Eddie tersenyum sambil berjalan maju.

Rachel dengan cepat menyusun strategi, singkatnya dia ingin bermain secara stabil. Lebih baik bergerak perlahan dari pada timnya mati.

Perintah Morgan tak lebih untuk menyelesaikan misi ini dengan lancar. Tidak ada batasan waktu.

Ketiganya berjalan sepanjang jalan, di belakang mereka tim pasukan khusus mengikuti.

"Bagaimana lingkungan serta pekerjaan barumu? Sudahkah kamu terbiasa?" Tanya Eddie dengan pelan sambil tersenyum ramah.

Rachel tersenyum cerah, "Sejauh ini baik-baik saja. Saya sering menghadapi berbagai macam pekerjaan rumit sebelumnya, tapi berkat anda, saya dapat menyelesaikannya tanpa kesulitan."

"Haha, bagus untukmu. Tapi hamu harus tetap berhati-hati. Jika kamu akan lebih sering pergi untuk mengatasi krisis ini, yang terbaik adalah membawa lebih banyak tim."

"Jika kamu tidak yakin akan berhasil dengan misimu, kamu dapat menghubungiku. Ingat, kamu hanya punya satu nyawa." Eddie mengangguk.

"Aku tahu, aku akan terus berhati-hati. Bagaimanapun aku tidak ingin menjadi monster jelek itu. Senang bekerja sama dengan anda." Rachel berkata dengan lembut.

Cindy yang mendengarkan percakapan ini merasa aneh. Dia penasaran, sejak kapan Eddie menempatkan mata-mata di F.B.C.? Tapi tingkat penasarannya hanya itu saja.

Dibandingkan dengan urusan pribadi Eddie, dia lebih suka bekerja di bar. Cukup menyenangkan untuk melihat pelanggan datang untuk minum dan membual setiap hari.

Melihat bahwa tida ada orang yang memperhatikan, Rachel berbisik. "Kali ini orang yang menjual bioweapon itu adalah seorang pria paruh baya aneh dari Spanyol, dia memiliki semacam kemampuan unik."

"Eddie, kamu perlu berhati-hati ketika bertemu dengan pria itu."

-----

read chapter 515 on;

patréon.com/mizuki77