Memasuki bulan kedua bekerja di D'amore, Lavina akhirnya mendapat shift siang. Waktu yang ditunggu-tunggu untuk tidur sepuas mungkin, bergelut dengan kasur seprei bunga-bunga. Dia menggerakkan kedua tangan dan kaki, menggosok badan di atas seprei yang lembut dan harum usai dicuci kemarin.
Ponselnya berdering, nama Reiki tertera di layar ingin melakukan panggilan video. Senyum seketika mengembang di wajah cantik itu. Buru-buru Lavina beranjak dari kasur untuk bercermin, menata sedikit rambutnya yang berantakan lalu memulas lipstik merah secara tipis.
Digeser ikon hijau itu dan muncullah wajah Reiki yang sedang berada di ruang karyawan D'amore. Bibir tipis dengan hidung mancung itu menyapa Lavina, menimbulkan getaran di dada bagai pelangi di tengah hujan.
"Hei," sapa Reiki. "Cie, sekarang udah masuk shift."
"Iya dong, masa iya aku masuk pagi terus ketemu Pak Gyan," canda Lavina memainkan poni pendeknya.
"Kamu belum mandi?" goda Reiki tertawa. "Ada belek tuh!"