Bab 29

Masuk shift pagi dan harus bertemu Gyan yang setia membisu seribu bahasa menjadi sebuah mimpi buruk bagi Lavina. Sudah beberapa hari ini, lelaki keras kepala itu tak kunjung membuka pintu maaf atas kesalahan yang dinilai Lavina sangat sepele, tapi membesar akibat pikiran kekanakan si captain bar yang sedang mencatat bahan habis di gudang supply.

Lavina tak ambil pusing lagi, selama dia sudah mengucapkan maaf, berarti kewajibannya selesai. Justru, mereka yang tidak mau membalas permintaan maaf itulah yang berdosa besar dan menerima semua dosa-dosa dari orang lain. Biarlah Lavina bergelimpangan pahala akibat sikap Gyan yang sungguh tidak dewasa di usia 32 tahun itu.

"Kenapa kamu senyum-senyum?"