"Saya serius, saya suka jamu," ungkap Gyan, wajahnya sudah memerah bak tomat terlalu matang.
"Kamu kali," timpal Felicia tertawa terbahak-bahak. "Bilang kamu aja susah banget."
Tak menanggapi ucapan Felicia yang sudah meruntuhkan pertahanannya, Gyan justru menunggu jawaban Lavina. Tapi, sampai beberapa menit, gadis berponi itu hanya menatap lekat Gyan dengan ekspresi bercampur aduk.
Kaget. Kesal. Bingung. Dilema. Aneh.
Ah, mungkin ini bukan saat yang romantis buat nembak orang! Pikir Gyan mengutuk mulut ember Felicia. Lagipula, perempuan mana yang bisa secepat itu untuk move on di saat masalah yang menerpanya belum benar-benar selesai. Jika seperti ini jadinya, ingin sekali Gyan menghilang atau menarik semua ucapan agar suasana tak semakin kaku. Sayangnya, Lavina maupun Felicia terlanjur mengetahui perasaan yang ditutup rapat-rapat.
"Kata Pak Gyan kan, satu tempat kerja enggak boleh pacaran," tukas Lavina polos membuat Felicia semakin tertawa terpingkal-pingkal.