Secara perlahan, Gyan mengompres pergelangan kaki kanan Lavina dengan es batu yang dilapisi dengan kain. Seperti seorang ibu yang mengomeli anaknya, lelaki itu menceramahi Lavina dari A sampai Z sedangkan yang diomeli hanya tertunduk sambil mendesis sesekali menggerutu tak terima.
Karena kecerobohan yang dianggap ada sejak lahir itu, Gyan menyuruh Lavina untuk tidak melakukan apapun di rumah agar nyeri di kakinya tidak semakin menjadi-jadi. Dia merogoh elastic bandage dan perban gulung, lalu membalut pergelangan kaki kanan itu dengan perban terlebih dahulu sebagai bantalan kemudian melapisinya dengan perban elastis yang tidak terlalu kencang.
"Pak Gyan anak PMR ya?" celetuk Lavina kagum dengan kemampuan Gyan yang dinilai serba bisa. "Jago banget."