"Am I sexy, Viona?"
"Absolutely," Viona meningkatkan keberanian dengan meremas lembut dada kirinya. Efeknya, ada desir hangat mengalir dalam pembuluh darah Shirley atas sentuhan tadi.
"Laki gue bilang toket gue kekecilan."
"Bego itu namanya. Look at the body. So perfect."
Merasa diizinkan, Viona bergerak lebih jauh dengan langsung meraba dada kanan Shirley.
"Tubuh sempurna ini harus dijaga kesintalannya," puji Viona tulus.
"Cuma perut emak-emak."
"Tapi… lu sexy banget. Soooo sexy," jemari Viola bermain-main terus. Kini di perut, menjadikan jaringan syaraf di sana menghantar impuls sensasi erotisme ke otak bawah sadar pemiliknya.
"Thanks, Vi."
"Ckckck. Perut lu rata, toket ranum, paha mulus," puji Viona mati-matian sehingga membuat Shirley terpancing sudah gairahnya.