Istirahatnya Sejenak Saja

Pukul 6 pagi Bram terbangun di kamar temaramnya yang sepi dan hanya terdengar dengung mesin berpendingin udara. Ia membuka mata dan melihat Viona tengah sibuk membaca dan meneliti dokumen yang Bram telap siapkan untuknya. Itulah berkas-berkas yang membuat gadis itu nekad menerbangi Jakarta – Jayapura pulang-pergi untuk mendapatinya.

Duduk di kursi dekat kaca, Viona rupanya begitu serius menekuni sampai tidak sabar bahwa Bram telah berdiri di belakangnya. Sebuah ciuman lembut di ubun-ubunlah yang menyadarkan Viona.

“Ngagetin aja.”

“Dari jam berapa periksa dokumen?”

“Udah sejam,” jawab Viona serius sambil memberi catatan di sebuah buku terpisah.

Bram tersenyum. “Istirahat dulu.”

“Sebentar lagi.”

Tidak mau membantah, Bram lantas meminum teh dalam segelas mug yang sudah mendingin karena ia buat saat subuh tadi

“Apa yang kamu dapatin dari pemeriksaan sejauh ini?” katanya setelah kembali mendekati Viona.