Nona Manis dan Pace Papua

Suasana akrab dan mesra antara Clarice dan Narto berubah panas karena di suatu kesempatan Clarice memberikan penilaian negatif tentang Rokib dan penilaian itu tidak disukai Narto. Bagi Narto, Rokib itu sudah banyak sekali melakukan pertolongan. Bantuannya bukan sekedar memberi nasehat tapi sudah sampai memberi bantuan keuangan berkali-kali dan bahkan donor darah segala.

Bagi Clarice ini aneh. Apa yang ia sampaikan sebetulnya menurutnya bukan perkara besar. Tapi mengapa Narto jadi sangat membesar-besarkan masalah yang menurutnya tak seberapa? Perselisihan paham yang tajam sampai membuat Narto menghentikan motor dan mengajak Clarice mengobrol di sebuah halte.

“Kamu koq jadi main fisik gitu sih dengan ngejelek-jelekin sahabatku?”

“Aku cidak cau mengapa kamu marah-marah…”

“Kita belum sebulan pacaran. Apa cukup sampai di sini hubungan kita?”

Tantangan Narto membuat Clarice menciut. “No, I don’t want to lose you.”