Lautan Bunga Di Musim Gugur

Wushh!!! Wushh!!!

Bayangan manusia melesat dari tempat asalnya masing-masing. Sepuluh Pendekar Bintang tingkat empat itu langsung bergerak melindungi Pendekar Langit tahap enam tersisa.

Berbagai macam senjata pusaka telah digenggam oleh mereka masing-masing.

Keadaan di sana semakin menegangkan. Saat ini kedua belah pihak sudah mengerahkan kekuatannya masing-masing.

Mei Lan masih berdiri di tempatnya semula. Pedang Bunga Mawar juga masih dia genggam dengan erat. Sepasang mata yang jeli itu memandamgj setiap orang yang terdapat di sana.

"Bagus. Akhirnya kalian turun tangan juga," katanya dengan nada sedingin es.

Pendekar Bintang tingkat empat tidak menanggapi ucapan gadis itu. Mereka hanya saling pandang satu sama lain. Detik berikutnya, orang-orang itu langsung melesat secara serempak.

Sepuluh macam senjata pusaka telah diarahkan kepada Jiang Mei Lan. Serangan gabungan mereka lebih hebat daripada sebelumnya. Hanya dalam waktu singkat, serangan-serangan itu telah tiba di depan sasarannya.

Mei Lan yang melihat betapa hebatnya serangan lawan sempat dibuat sedikit terkejut. Namun hal itu hanya berjalan sesaat saja, karena detik berikutnya, gadis itu tiba-tiba lenyap dari pandangan mata.

Mei Lan mendadak menghilang dari tempatnya berdiri tadi.

Ke mana dia? Kenapa tidak ada orang yang mampu melihat kepergiannya?

Pihak lawan dibuat kebingungan. Tapi sebelum mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, tahu-tahu seberkas cahaya merah pekat mendadak muncul.

Wushh!!!

Mei Lan ternyata telah melakukan serangan lagi!

Dia telah bertekad untuk melumpuhkan lawan secepat mungkin. Oleh sebab itulah dirinya tidak bisa membuang-buang waktu lagi.

Serangan beruntun terus dilayangkan oleh gadis cantik itu. Enam belas Pendekar Langit tingkat enam dan sepuluh Pendekar Bintang tingkat empat berusaha menahan atau menghindari serangan Mei Lan.

Namun sayangnya mereka tidak mampu bertahan lebih lama. Apalagi serangan yang dilayangkan oleh gadis itu seolah tidak pernah ada habisnya. Belum habis serangan yang pertama, serangan yang kedua malah sudah datang kembali.

Tanpa terasa lima puluh jurus sudah berlalu kembali. Korban yang berjatuhan di pihak lawan semakin bertambah banyak. Sekarang, Pendekar Langit tingkat enam yang tersisa hanya tinggal sepuluh orang saja.

Kenyataan itu membuat kerugian bagi pihak Tuan Besar Wang. Belum lagi jika ditambah dengan dua orang Pendekar Bintang tingkat empat yang juga meregang nyawa beberapa saat yang lalu.

Walaupun posisi Mei Lan masih berada dibawah angin, tapi rasanya yang sekarang jauh lebih mending daripada yang sebelumnya.

Setidaknya untuk sementara waktu, dia bisa selamat dari maut.

Tapi benarkah demikian?

Wushh!!! Wutt!!! Wutt!!! Wutt!!!

Pada saat Mei Lan akan melancarkan jurus serangan lainnya, tiba-tiba dari arah kanan dan kirinya mendadak melesat tiga sosok manusia. Masing-masing dari mereka membawa sebuah serangan berkekuatan dahsyat yang bahkan mampu membunuh beberapa orang Pendekar Langit tingkat tiga sekalipun.

Wuhh!!!

Mei Lan menarik kembali serangannya karena ancaman yang diberikan lawan jauh lebih berbahaya. Bersamaan dengan langkah tersebut, tubuhnya juga ikut melakukan beberapa kali putran di udara. Hal itu dimaksudkan agar dia bisa selamat dari jurus lawannya.

Blarr!!!

Benturan keras terdengar begitu tiga jurus dahsyat itu menghantam tembok halaman. Akibat dari benturan tersebut, tembok halaman di sana dibuat jebol seluruhnya.

Debu mengepul tinggi ke angkasa. Untuk beberapa saat lamanya, pandangan mata semua orang dibuat sedikit kabur. Tidak terkecuali dengan Jiang Mei Lan sendiri.

Begitu semuanya mulai kembali normal seperti semula, gadis itu mendapati bahwa lawannya bertambah lagi.

Tiga Pendekar Surgawi tingkat satu ternyata sudah ikut turun tangan pula!

Hal ini menjadi beban tersendiri. Kesusahan yang dihadapi oleh murid Dewi Bunga Hitam itu kembali bertambah. Harapan bisa keluar dari sana menjadi semakin kecil lagi. Bahkan mungkin bisa dibilang tidak ada sama sekali.

"Sekarang kau tidak bisa berbuat apa-apa lagi, gadis sombong," kata salah satu Pendekar Surgawi tahap satu dengan nada sinis.

"Hemm, benarkah? Tapi aku tidak tidak percaya dengan ucapan busukmu itu," jawab Mei Lan sambil tersenyum dingin.

"Sekarang kau mungkin belum percaya. Tapi sebentar lagi, aku jamin mau tidak mau kau akan mempercayai ucapanku," ujar orang itu tidak mau kalah.

Begitu selesai berkata demikian, dia langsung melakukan sebuah persiapan. Kedua tangannya dikibaskan ke depan. Berikutnya langsung muncul tiga pedang energi yang terbentuk lumayan padat.

Pedang energi itu berputar-putar di sekeliling tubuhnya. Lalu kemudian meluncur deras ke arah Mei Lan.

Awalnya dia sangat percaya kalau serangannya itu bakal berhasil. Tapi detik selanjutnya, secara terpaksa dia harus menelan kepercayaan dirinya tersebut.

Sebab sebelum serangannya berhasil mengenai sasaran, tahu-tahu Mei Lan sudah kembali menghilang dari pandangan mata semua orang.

"Bunga Mawar Bermekaran …"

Wushh!!! Wutt!!!

Mei Lan berteriak sangat nyaring ketika dirinya tiba-tiba muncul di belakang sepuluh Pendekar Langit tingkat enam. Bersamaan dengan gerakannya itu, gadis cantik tersebut turut serta mengeluarkan kembali jurus ketiga dari Kitab Seribu Bunga.

Ribuan titik cahaya merah terbentuk lagi. Sepuluh Pendekar Langit tingkat enam yang tersisa menjadi sasarannya. Serangan itu bergerak sangat cepat. Orang-orang pun sulit membayangkan bagaimana kecepatannya.

Sett!! Sett!!! Sett!!!

Darah segar berhamburan di tengah udara. Jeritan kesakitan terdengar sampai radius beberapa puluh meter. Sepuluh Pendekar Langit tingkat enam yang tersisa itu langsung tewas karena tidak kuasa menahan jurus yang dikeluarkan oleh Jiang Mei Lan.

Korban kembali berjatuhan. Pendekar Bintang tingkat empat dan Pendekar Surgawi tingkat satu dibuat tertegun. Mereka tidak pernah membayangkan kalau musuhnya masih mempunyai tenaga sebesar itu.

Padahal orang-orang itu tahu bahwa gadis tersebut sudah melewati pertarungan yang cukup panjang dan serius yang membuatnya kehilangan banyak tenaga dalam.

Sungguh tidak disangka, ternyata sisa kekuatannya masih sedahsyat itu.

"Jangan pernah berpikir bahwa aku akan mati karena kehabisan tenaga. Tahan setiap seranganku ini baik-baik," teriak Jiang Mei Lan.

Tubuhnya tiba-tiba melompat ke tengah udara. Pedang Bunga Mawar kembali melakukan sebuah gerakan kilat yang menciptakan hawa pedang teramat kental.

"Lautan Bunga Di Musim Gugur …"

Wushh!!! Wutt!!!

Puluhan ribu kelopak bunga tiba-tiba memenuhi seluruh halaman belakangan itu. Jiang Mei Lan telah mengeluarkan jurus kelima dari Kitab Seribu Bunga.

Seumur hidupnya, baru kali ini saja Mei Lan mengeluarkan jurus dari Kitab Seribu Bunga sampai tingkat setinggi ini.

Musuh-musuhnya seketika dibuat ketakutan ketika mereka merasakan betapa hebatnya tekanan yang dihasilkan dari jurus tersebut.

Namun meskipun begitu, jumlah mereka jauh lebih banyak. Sehingga walaupun kekuatan masing-masing tidak ada yang sepadan dengannya, tapi kalau kekuatan orang-orang itu digabungkan, maka hal tersebut sudah cukup untuk menahan serangannya.

Wushh!!!

Para pendekar itu segera menggabungkan kekuatan. Sebuah jurus yang dahsyat tercipta dan langsung melesag ke depan.

Blarr!!!

Benturan keras seketika terjadi. Rumah milik Tuan Besar Wang langsung bergetar. Seolah-olah rumah mewah itu telah dilanda oleh gempa bumi yang cukup besar.