Gabungan Jurus Pendekar Surgawi

Orang-orangnya sendiri ikut terlempar cukup jauh ke belakang. Selain menyebabkan kerusakan yang cukup parah, akibat dari benturan barusan juga telah menyebabkan pula korban jiwa.

Tiga Pendekar Bintang tingkat empat telah tewas dengan kondisi yang mengenaskan. Tubuh mereka gosong. Bahkan satu di antaranya ada yang sampai tidak karuan lagi bentuknya.

Tujuh Pendekar Bintang tingkat empat dan lima Pendekar Surgawi tingkat satu dibuat terbengong untuk yang kesekian kalinya. Mereka benar-benar tidak menduga bahwa Mei Lan ternyata masih mampu melakukan pembunuhan.

Padahal, semua orang pun tahu bahwa tenaga dalam gadis itu sudah berkurang sangat banyak. Makin lama dia bertarung, makin banyak juga tenaga dalam yang keluar.

Pihak musuh dibuat semakin waspada. Sekarang, mereka menjadi lebih sadar bahwa gadis yang menjadi lawannya itu, ternyata bukan gadis biasa.

Tetapi walaupun dia berhasil kembali membunuh tiga orang musuhnya, Mei Lan sendiri sebenarnya dibuat terluka. Secara tidak langsung, organ dalamnya terus berguncang. Hal itu jelas menjadi kerugian tersendiri.

Dari sudut mulutnya tampak ada darah segar yang keluar.

Wajah Mei Lan mulai memucat. Bibirnya mengering. Kondisinya tampak semakin melemah. Mungkin hal itu disebabkan karena dia terlalu memaksakan diri.

Waktu terus berjalan. Tanpa terasa, matahari mulai condong ke sebelah barat. Semilir angin sore berhembus, membawa kepulan debu dan menerbangkan sedikit ketegangan yang terjadi di tempat tersebut.

Di belakang para pendekar, terlihat Gubernur Wang sedang mengepalkan kedua tangannya. Tampak wajah orang tua itu sudah memerah seperti kepiting rebus. Mungkin hal itu disebabkan karena dia selalu menahan amarahnya.

"Siapa sebenarnya gadis ini? Kenapa dia mempunyai kekuatan yang lumayan besar? Hemm, kalau begini caranya, pihakku pasti akan kalau," gumamnya seorang diri.

Tuan Besar Wang berpikir kalau situasainya terus seperti ini, sudah tentu pihaknya akan menelan kekalahan. Dan kalau sampai dia benar-benar kalah, niscaya untuk mendapatkan gadis itu kembali, maka kesulitannya akan bertambah.

Bukankah kesempatan emas hanya akan datang satu kali saja?

Sementara itu di gelanggang pertarungan, Mei Lan masih berusaha untuk tetap bertahan. Dia sedang menguatkan dirinya sendiri.

Meskipun kedua kakinya sudah mulai lemas, tapi sebisa mungkin gadis itu tetap mempertahankan posisinya.

"Kenapa diam saja? Ayo cepat keluarkan lagi kekuatan gabungan kalian. Aku ingin lihat, sampai di mana kemampuan kalian sebenarnya," tantang Jiang Mei Lan.

Gadis cantik itu sengaja berkata demikian. Tujuannya hanya satu, yaitu ingin menjatuhkan mental lawan.

Tapi, apakah gertakan Mei Lan akan berhasil sesuai dengan harapannya?

Tiba-tiba seorang Pendekar Surgawi tingkat satu tertawa dengan lantang. Suara tawanya terdengar menyeramkan. Seolah-olah yang sedang tertawa itu bukan manusia, melainkan iblis dari neraka.

"Hahaha … ternyata kau sama seperti gadis-gadis lain. Sangat pintar dalam bicara. Hemm, kau pikir aku tidak tahu bahwa sekarang dirimu sudah kehilangan banyak tenaga dan mengalami luka dalam?"

Suara tawa orang itu semakin lantang. Bahkan kali ini bukan hanya dia saja yang tertawa, empat Pendekar Surgawi tingkat satu lainnya pun ikut tertawa.

Seolah-olah mereka sedang memberikan ejekan kepada Jiang Mei Lan.

Sementara di sisi lain, tanpa terasa hati Mei Lan tergetar juga. Dia tidak menyangka kalau pihak lawan ternyata mampu mengetahui kondisi dia yang sebenarnya.

"Hemm, benarkah? Lalu kenapa kau tidak berani menyerangku lebih dulu?"

"Siapa bilang aku tidak berani?"

Wushh!!!

Belum selesai bicaranya, tiba-tiba tubuh Pendekar Surgawi itu sudah melesat dengan sangat cepat ke arahnya. Tangan kanannya menggenggam sebatang pedang yang selalu mengeluarkan kilatan petir. Hanya dalam hitungan detik saja, orang itu telah tiba di hadapan Mei Lan.

Wutt!!!

Satu tebasan langsung dilancarkan dengan kekuatan penuh. Mei Lan tidak tinggal diam, apalagi ketika dia merasakan bahwa posisinya mulai tidak menguntungkan.

Gadis cantik itu mengibaskan tangan kanannya. Perang Bunga Mawar ikut mengeluarkan kekuatan yang tiada batas. Cahaya merah seketika menyeruak ketika dirinya melancarkan tebasan kuat ke arah datangnya serangan lawan.

Mei Lan sangat yakin usahanya itu akan berhasil. Namun sesuatu diluar dugaan tiba-tiba terjadi, ketika serangan balasannya hampir tiba dengan jurus lawan, tiba-tiba empat Pendekar Surgawi tahap satu lainnya sudah ikut menerjang ke depan.

Mereka menyerang dengan kekuatanya masing-masing.

Gelombang serangan yang dashyat segera menerjang ke arah murid dari Dewi Bunga Hitam itu. Tubuhnya langsung terlempar beberapa tombak tanpa bisa berbuat apa-apa.

Mei Lan kemudian jatuh bergulingan. Darah segar yang keluar dari mulutnya bertambah banyak.

Melihat kondisinya yang semakin mengenaskan, semua musuhnya yang tersisa langsung tertawa lantang. Tujuh Pendekar Bintang tahap empat yang ada tidak mau kalah, mereka pun ikut pula melancarkan jurus serangan gabungan yang tidak kalah hebatnya.

Wutt!!! Blarr!!!

Tujuh lapis sinar menyilaukan melesat. Ledakan langsung terdengar ketika jurus itu menghantam tubuh Jiang Mei Lan dengan telak.

Kehancuran yang terjadi di halaman belakang semakin banyak. Namun hal itu bukanlah masalah. Bagi Tuan Besar Wang, selama dirinya bisa menundukkan gadis dari Hutan Larangan itu, apapun tidak akan menjadi persoalan.

"Hahaha … akhirnya perjuanganku tidak sia-sia," ucapnya sambil tersenyum dingin.

Tuan Besar Wang tampak sangat bahagia. Wajah muram yang tadi sempat terlihat, sekarang mendadak hilang tanpa jejak ketika dia menyaksikan kondisi Mei Lan yang sudah berada di titik terendah.

"Ayo teruskan! Buat gadis jalang itu menderita seperti apa yang dialami oleh anakku. Bahkan jika kalian ingin membunuhnya, aku tidak akan menghalangi," teriaknya dengan suara yang lantang dan menggelegar.

Mendengar seruan tersebut, para Pendekar Bintang dan Pendekar Surgawi itu menjadi lebih gembira. Membunuh Jiang Mei Lan memang keinginan terbesar mereka.

Apalagi, beberapa rekannya sudah dibuat tewas karena gadis tersebut.

"Bauk, Tuan. Kami akan menuruti perintahmu," jawab seorang Pendekar Surgawi sambil berjalan ke arah Mei Lan.

Wushh!!! Wutt!!!

Sebuah jurus dia layangkan. Sinar keemasan meluncur ke arah Mei Lan dan kembali mengenai tubuhnya. Untuk kesekian kalinya, gadis itu telah dibuat terlempar lagi.

Darah telah membasahi seluruh pakaiannya. Luka yang dia derita semakin bertambah. Meskipun jurus itu tidak sampai meregang nyawanya, tapi sebenarnya, keadaan seperti sekarang jauh lebih mengerikan daripada kematian itu sendiri.

Empat Pendekar Surgawi lainnya tiba-tiba saling pandang. Detik berikutnya, mereka sudah melayangkan jurus hebatnya masing-masing.

Udara di sekitar sama semakin terasa menyesakkan. Untuk bernafas sudah sangat sulit sekali.

Wutt!!!

Angin berhembus sangat kencang dan kuat. Gabungan jurus Pendekar Surgawi yang sekarang terasa jauh lebih kuat beberapa kali lipat.

Mei Lan membelalakkan matanya. Saat ini kondisi tubuhnya sudah sangat lemah. Jangankan untuk menghindar atau menangkis serangan, bahkan untuk berdiri pun dia sudah tidak sanggup lagi.

Apakah itu artinya, dia akan tewas di tempat ini?

Wutt!!! Blarr!!!

Ledakan yang sangat keras tiba-tiba saja terjadi. Bumi dan langit terasa diguncang oleh sesuatu yang sangat dahsyat.