"Gadis kecil, sepertinya lebih baik kamu menyerah saja. Kamu yakin melawan ku?" pria kecil yang melawan Qing Yu bertanya kepadanya di sela pertarungan mereka.
Qing Yu tidak lengah dengan pertanyaan itu. Ia menjawabnya dan tetap fokus dalam pertarungannya, "Jangan menjatuhkan ku, aku tidak selemah itu."
"Kau cukup percaya diri. Kalau begitu terima ini ... "
Pria kecil dengan rambut kelabang mengerahkan kemampuan berpedangnya yaitu kemampuan tipu muslihat. Ia terlihat menyerang dari depan namun pada dasarnya ia menyerang dari posisi samping. Posisi yang sulit ditebak seorang petarung yang melawannya.
Untungnya Qing Yu segera menghindarinya dengan gerakan lincahnya, meskipun begitu Qing Yu masih terkena serangan pedangnya. Pinggang tergores hingga ia mengeluarkan darah. Qing Yu tidak merasakannya, luka sekecil itu baginya itu biasa saja.
"Lumayan, kau cukup mengagumkan gadis kecil," puji pria kecil tersebut.
Qing Yu tidak bangga diri apalagi merasa lawan yang ia lawan sangat mengerikan kekuatannya. Bila saja ia tidak pintar-pintar mengelaknya mungkin ada bagian tubuhnya tidak menyatu.
Qing Yu mengambil nafas perlahan. Satu tangannya yang memegang pedang ia aliri dengan Qi. Tangannya sedikit gemetar dengan lawan yang ia lawan tapi ia masih bisa menyembunyikan hal tersebut. Di dalam hatinya ia terus menyemangati dirinya demi teman-temanya. Dia tidak akan kalah di sini, masih ada teman-temannya yang membutuhkan bantuannya terkhususnya Xu Ziang.
Qing Yu kembali melesatkan serangannya. Ia menggunakan kemampuan sesungguhnya. "Tarian Pedang Lotus!"
Gerakan gesit yang begitu lincah tidak ada sedikit pun kecacatan dalam setiap gerakan yang ia mainkan sampai-sampai membuat pria kecil itu takjub dengannya. "Gadis ini memang sesuatu. Dia sungguh memiliki potensi dalam bertarung. Tinggal diberi polesan sedikit dia bisa menjadi pedang tajam yang begitu menakjubkan. Gadis yang menarik."
"Bagus-bagus, tapi kau kurang menggunakan otot besar mu. Jangan banyakin lemak, kamu juga memerlukan otot untuk mengeluarkan tenaga besar!" Pria kecil dengan otot besar di sekujur tubuhnya menjadi lawan Yan Kaibo. Pemuda gendut ini sudah kehabisan nafas saat melawannya. Selain memiliki tubuh yang kuat, pria berotot ini juga memiliki tubuh yang lincah. Ia dibuat kesusahan menangkap setiap gerakan yang dimainkannya.
"Sini!"
"Akh!" Yan Kaibo berteriak, pria itu berhasil memukul pinggang belakangnya. Rasanya hampir saja tulang pinggangnya patah dibuatnya. "Kau keterlaluan!" Yan Kaibo meraung kesal.
Sekarang dirinya tidak akan bertoleransi lagi, ia kira ia akan melawan anak-anak jadi mengendorkan kemampuannya dan pertahanannya. Yan Kaibo mengepalkan tangannya semua energi ditubuhnya seketika bergejolak besar. Tekanan yang ia keluarkan menimbulkan dampak batu pijakan yang ia pijak menjadi retak. Pria kecil itu tersenyum tipis. "Inilah yang ku tunggu, pemuda bertulang naga."
Sedangkan Zhuxiang sendiri ia kini melawan seorang pria kecil berwajah datar. Tidak ada ekspresi yang dikeluarkannya melainkan serangan kuat yang selalu dikeluarkannya. Berbeda dengan pria kecil lainnya, pria kecil inilah yang memiliki wajah datar sendiri dan keseriusan dalam bertarung.
Dia sama sekali tidak menganggap pertarungan ini sebagai permainan. Pria itu sama sekali tak ada memuji ataupun menjatuhkan mentalnya. Hanya ketegangan yang bisa didapatkan Zhuxiang darinya.
Semua pria kecil yang tengah bertarung melawan anak-anak sedikit meliriknya. "Dia tidak menarik."
"Uhuk!"
Yong Tuoli memuntahkan seteguk darah. Dia memegangi perutnya dengan erat. Rasanya sakit sekali~
"Jika kau tidak mampu, kau bisa menyerah bocah." Pria itu sama sekali tidak menggunakan senjata, ia hanya menggunakan teknik berpedang dengan ranting yang kebetulan ada di tempat tersebut.
Yong Tuoli menyekat darah yang keluar dari mulutnya. "Inilah yang aku suka, kau bisa menyerang ku lagi."
Tatapan mata sayup Yong Tuoli seketika terganti dengan tatapan membara. Ini sesuatu yang tak terduga. Pemuda bermata merah itu mendadak tersenyum menyeringai. Pria kecil itu segera memasang kewaspadaan. Sebenarnya ia yakin pemuda yang dilawannya ini lemah, namun instingnya mengatakan dia tidak selemah itu.
Yong Tuoli hanya memegang senjata pedang biasa milik Zhuxiang, ia sendiri tidak memiliki senjata, jadi senjata apa adanya akan ia pakai.
Yong Tuoli berhasil membuat lawannya mundur tiga langkah. Tapi hal ini bukan berarti bisa memastikan kemenangannya. Pria itu kembali menyerang Yong Tuoli dengan kekuatannya yang lumayan kuat. Yong Tuoli meloncat dengan sempurna serta melakukan gerakan melanting kebawah saat serangan tersebut akan menyerangnya di bagian atasnya. Penghindaran Yong Tuoli lumayan menarik mata pria tersebut. Ia semakin semangat bertarung melawan Yong Tuoli. Pemuda dengan postur tubuh kecil itu melakukan gerakkannya sangat sempurna. Bahkan saat pria itu menyerangnya kesamping, dia dengan sigapnya menghindarinya. Permainan pedangnya juga sempurna, Yong Tuoli sudah mengasah dengan baik cara permainannya. Inilah yang ditunggunya, titik terdekat dengan pria tersebut dan akan menebas kepalanya. Namun sialnya pria itu langsung menyerang bagian terlemah Yong Tuoli, perutnya.
"Ugh!"
Pedang seketika terlepas dari tangan Yong Tuoli. Pemuda itu gemetar, bukan ia ketakutan melainkan rasa sakit di sekujur tubuhnya mulai kambuh. Perutnya mengalami luka yang dalam dan itu sudah menjadi bagian terlemah Yong Tuoli. Kakinya juga tak tertahan hingga membuatnya jatuh berlutut.
Pria itu seketika menghentikan penyerangannya dan menuju ke arahnya. Pemuda itu terus berbatuk mengeluarkan cairan merah yang tak lain darah. "Kau baik-baik saja?" tanyanya cukup panik.
Yong Tuoli yang tengah menahan rasa sakit berusaha mendengar maksimal apa yang ditanyakan pria itu kepadanya. Dengan susah payah ia menjawabnya, "Lu-lumayan." Masih sempatnya dalam keadaan seperti itu Yong Tuoli tersenyum.
Pria itu segera berteriak menyerukan teman-temannya yang tengah bertarung melawan temannya Yong Tuoli. "Berhentilah! Sudah cukup main-mainnya! Sekarang ada yang perlu kita urus!"
Mereka seketika menghentikannya dan menatap pria kecil yang berseru tadi.
"Kemarilah ... "
Suara pria itu memelan dan terdengar serak.
Semua teman-teman Yong Tuoli terkejut dengan apa yang terjadi saat melihat mereka seketika melesat ke arah pria yang melawan Yong Tuoli.
Tapi pandangan mereka seketika suram kala mendapatkan Yong Tuoli yang tengah berlutut memegangi perutnya dengan tubuhnya yang gemetaran.
"Yong Tuoli!"
Mereka bertiga seketika berlari ke arah Yong Tuoli. Raut wajah mereka terlihat begitu cemas. Ini hal yang pertama kali mereka lihat dari Yong Tuoli. Pemuda itu biasanya tidak akan gemetaran apalagi sampai berlutut seperti itu. Ini bisa saja menyangkut pada kondisi tubuhnya yang terlihat tidak begitu baik.
"Dia kenapa?" tanya Qing Yu ke mereka berempat dengan rasa khawatir yang begitu mendalam untuk Yong Tuoli.
"Sepertinya aku salah menyerang bagian tubuhnya." Pria tersebut menjawab acuh Qing Yu.
Qing Yu tidak lagi menghiraukan pria tersebut. Ia berjongkok di hadapan Yong Tuoli dan memeluk tubuhnya yang gemetar. "Ada apa Yong Tuoli?"
"Sa-sakit."
Rasanya terdengar menyayat. Yong Tuoli tidak akan pernah mengatakan sesuatu seperti ini kepadanya sesakit apapun itu tubuhnya. Tapi kali ini Yong Tuoli mengatakannya, apa rasa sakit di tubuhnya sangat parah?
"Kau masih bisa bertahan?"
Qing Yu terasa sulit berkata, tapi tak ada jalan lagi yang akan ia lakukan. Siapa yang akan peduli dengan pemuda ini sekarang kecuali dirinya dan teman-temannya.
Yong Tuoli menjawab, "Ku-kurasa~"
Sepertinya kesadaran pemuda itu cukup sulit dipertahankan. Para pria kecil itu saling melempar tatapan dan kemudian menghembuskan nafas. "Sebenarnya kami dilarang membantu kalian apapun itu yang terjadi. Tapi melihat kondisi teman kalian, kami mau tak mau akan melakukannya."
"Biar kami membantu." Pria berambut kelabang yang menjadi lawan Qing Yu menawarkan dirinya membantu Yong Tuoli.
Qing Yu menatapnya tajam tidak ingin melepaskan pemuda tersebut dari pelukannya dan tidak ingin membiarkannya disentuh orang lain.
Pria itu berkata pelan membujuknya, "Nak, tidak ada pilihan lain selain ini. Kamu ingin membuat teman mu kesakitan sampai mati di sini?" Qing Yu menggeleng pelan. "Tidak kan? Makanya kamu terima tawaran ku."
Ia dengan terpaksa melepaskan Yong Tuoli dari pelukannya. Yong Tuoli hampir terjatuh karena tubuhnya sudah tidak bisa dikendalikannya lagi dan terasa lemah untuk dipertahankan. Pria kecil dibantu temannya yang lain memapah Yong Tuoli jalan. Sedangkan dengan dua teman pria Yong Tuoli, mereka berdua dalam kondisi terluka juga, itulah mengapa mereka tidak bisa membantu Yong Tuoli dan berusaha untuk mengobati dirinya sendiri dengan energi terbatas di tempat ini.
Mereka kemudian berjalan mengikuti para pria kecil tersebut sampai di mana ada kediaman kecil di gundukan tanah berumput. Ini sangat indah, namun terlihat kecil bagi seukuran Yong Tuoli dan teman-temannya.
"Apa kita bisa masuk?" tanya Yan Kaibo ke Zhuxiang.
Zhuxiang membalas, "Sepertinya bisa untukku, kalau kamu aku tidak yakin."
Qing Yu tidak sempat memikirkan hal tersebut karena pikirannya tengah terganggu memikirkan Yong Tuoli dalam keadaan buruk. "Yong Tuoli kamu pasti bisa bertahan." Qing Yu berbicara dalam hatinya menyemangati Yong Tuoli yang tengah dibawa ke dalam rumah kecil tersebut.